Senin, 30 Maret 2015

Cerita 14 hari mengabdi di YPP Qomarul Hidayah Tugu

          LATE POST--Sebenarnya sudah sebulan lebih saya menuliskan cerita ini, tapi karena tulisan ini tidak sekali jadi akhirnya saya putuskan untuk post-nya jika sudah selesai. Pagi ini saya lihat lagi tulisan saya tentang ini dan menyelesaikannya.
Dimulai pada hari senin, 10 Februari 2015 saya dan partner saya mulai terjun langsung dengan anak-anak untuk belajar bersama dengan mereka. Kebetulan kami mendapat bagian untuk mengajar kelas VII B. Di kelas tersebut terdapat 28 siswa yang terdiri dari 10 siswa perempuan dan 18 siswa laki-laki. Khususnya saya pribadi, saya sangat khawatir dengan keadaan kelas yang banyak siswa laki-lakinya seperti itu … bagaimana kalau nantinya mereka banyak yang tidak nurut, tidak memperhatikan penjelasan kami, dll. Saat itu saya ingat dengen dosen statistic saya yang pernah bilang kalau menjadi seorang guru harus selalu memiliki positif thinking terhadap murid-murid nya … anggap murid-murid itu pintar semua, karena telah terbukti pada sebuah penelitian yang menunjukkan bahwa expektasi atau dugaan seorang guru itu bepengaruh terhadap perolehan prestasi siswa. Beliau menjelaskan bahwa “ If  the teacher has low expectation, It causes the low performance of teacher. But, If the teacher has high expectation, It causes the high performance of teacher. Artinya, kalau kita menganggap murid-murid kita itu sulit di atur, maka dalam mengajarnyapun menjadi tidak semangat. Akibatnya motivasi siswa untuk menguasai pelajaran yang di ajarkan itu juga rendah. Meskipun agak sedikit deg-degan, akhirnya kamipun siap untuk mengajar di hari pertama itu. Kami isi hari ini dengan perkenalan satu sama lain. Setiap siswa kami minta untuk maju satu per satu memperkenalkan dirinya kepada teman-teman nya, Alhamdulillah kami senang pada saat itu karena meskipun dengan sedikit terpaksa akhirnya mereka semua bisa memberanikan diri nya. Satu setengah jam pada hari Senin ini juga di gunakan untuk mengerjakan pre-test, dengan maksud untuk mengetahui seberapa jauh sudah kemampuan siswa dalam menguasai bahasa Inggris.
          Pihak yayasan memberikan sepenuhnya hari senin dan besoknya kepada kami untuk belajar bersama anak-anak. Yang menjadi hambatan pada hari pertama ini yaitu kami kebingungan pada bahan yang akan kami sampaikan kepada anak-anak. Masuk jam 6 dan selesai jam 10.20 am adalah waktu yang menurut kami sebagai pengajar perdana sangat lama. Sebenarnya sudah ada modul yang sudah di persiapkan panitia untuk bahan ajar selama dua minggu, tapi rasanya kok tidak enak kalau hari pertama langsung meluncur ke materi. Akhirnya kami isi waktu itu untuk bernyanyi … pada saat itu kami pun masih bingung lagu apa yang ingin kami berikan, karena kebetulan partner saya dalam team teaching ini tidak punya persiapan lagu-lagu yang cocok untuk pembelajaran. Saya berusaha mengingat-ingat lagu yang di berikan saat microteaching, OH … lagu yang berjudul good morning. Pikir saya meskipun sangat ke kanak-kanakan, lagu itu bisa dibuat pemanasan saat sebelum memulai pembelajaran. Selain itu, saya juga masih teringat akan lagu Alphabet A B C. Sebelum mengajak mereka menyanyikan lagu ini, saya juga masih berpikir dua kali, masak sudah kelas VII lagunya masih A B C. Tapi tak apalah, kan kalau mereka hafal kan bisa melatih pronunciation mereka. Setelah selesai menyanyikan lagu ini, kami tunjuk satu per satu siswa secara acak untuk mengeja nama mereka menggunakan bahasa inggris.
          Sebenarnya tidak semua siswa yang kami ajar itu anteng atau antusias menjelaskan penjelasan kami, jadi saat partner saya menjelaskan di depan,  saya harus mengawasi mereka dari belakang agar bisa mudah untuk mengkondisikannya. Kadang anak yang hyperaktif itu berusaha untuk mencari perhatian kami, sehingga kami juga harus peka dan telaten untuk menghadapi mereka. Yang juga menjadi kesulitan saat kali pertama mengajar yaitu kurang kompaknya team teaching, selain itu kemistri kami juga belum kebangun sehingga sering ada perbedaan keinginan saat proses mengajar.
          Setelah semua volunteer selesai mengajar, kami melakukan evaluasi dan mengeshare kan apa saja yang akan di lakukan selama proses pemnbelajaran esok hari. Semua volunteer mulai dari MI hingga MA menceritakan seluk-beluk yang telah di hadapi di kelas, berbagai kesulitan dan kesenangan semuanya di presentasikan di depan para volunteer yang lain oleh setiap kelas nya. Evaluasi ini menjadi kegiatan rutin kami selama dua minggu yang di laksanakan setiap selesai melakukan pembelajaran. Kegiatan ini sangat membantu kami, karena jika kami ada masalah selalu ada solusi dan masukan dari teman-teman volunteer atau panitia, sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain.
          Hari ke-2 kami tidak kehabisan materi lagi malah waktunya kurang. Kami gunakan waktu yang panjang untuk membahas soal pre-test yang sudah kami koreksi. Hari itu kami juga berusaha untuk menghafal nama-anak, sambil mengabsen kami berikan anak yang bersangkutan tersebut potongan kertas berisi namanya untuk di tempelkan di sakunya. Itu mempermudah kami untuk memantau siswa satu per satu. Dengan hafalnya murid di kelas juga akan memberikan kesan yang akrab, karena setiap kali mununjuknya menggunakan nama panggilan. Dari siswannya sendiri juga akan merasa di perhatikan jika kami berusaha menghafal namanya. Setidaknya hari selanjutnya ini sudah lebih bagus dari yang hari pertama. Hari selasa ini tidak hanya selesai sampai jam 10.20 tapi masih di lanjut lagi pada jam 12 hingga jam 1.00. Waktu siang itu kami isi dengan fun activity, tetapi masih tetap berpacu pada materi. Kami buat mereka berpasang-pasangan dan saling menggambar pasangannya kemudian di minta untuk membuat deskripsi sederhana tentang pasangannya tersebut. Meskipun masih perlu bimbingan tetapi mereka banyak yang antusias. Setelah selesai kami berikan mereka tanda tangan kemudian kami tunjuk 2 orang untuk maju menggambarkan pasangannya dan mempresentasikannya di depan teman-temannya. Kegiatan terakhir saya tuliskan lagu yang sudah saya persiapkan sebelumnya yaitu lagu if you are happy, saya berusaha untuk menghafal lagu itu dan meminta siswa untuk menyanyikan lagu ini di setiap mau pulang. Untuk hari ke dua ini so far so good.
            Hari ke-3 kami gunakan waktu pagi untuk bermain game eat bulaga tentang adjective. Permainan ini kami bagi menjadi 3 grup, tetapi hanya perwakilan dari 2 group saja yang bisa bermain. Tekhnisnya 2 orang yang menjadi perwakilan maju ke depan, anak yang satunya mendapat kata tentang adjective tersebut. Kata itu di taruh di kepalanya agar ia tidak mengetahui kata tersebut. Dalam permainan ini anak yang mendapat kata itu harus membuat clue yang berhubungan tentang kata tersebut. Sedangkan lawan mainnya hanya akan bilang “yes / can be” jika cluenya itu benar atau mendekati benar dan menjawab “no” jika clue yang di berikan tidak sesuai. Jadi lawan mainnya yang menjawab yes, no, atau can be itu harus tahu betul seluk beluk dari kata yang di berikan itu. Saat permainan itu sebenarnya anak-anak masih sedikit bingung, tapi kami berusaha untuk membantunya sampai mereka bisa. Waktu bimbel siang kami isi  membahas materi di LKS tentang hobby, disitu ada dialog tentang hobby yang masih belum tersusun rapi sehingga siswa diminta untuk mengurutkannya, mereka juga senang untuk mengerjakannya. Setelah selesai kami bubuhkan tanda tangan di situ sebagai tanda apresiasi terhadap kerja keras mereka. Saya masih belum hafal betul nama anak-anak pada hari ini karena potongan kertas yang saya kasihkan sebelumnya itu entah kemana, sudah tidak di pakai lagi oleh mereka. Saya mendapat inspirasi dari volunteer yang mengajar kelas 1 SD, yaitu dengan membuat denah tempat duduk. Cara itu saya tirukan dan ternyata cara itu bisa membantu kami untuk menghafal nama anak-anak. Yang masih menjadi kendala dari hari ke-3 dan selanjutnya yaitu pada saat masuk jam ke nol, hanya ada beberapa anak saja yang masuk pukul 06.00. Kalau masuk jam ke-0 waktunya cuman sedikit karena jam 6.50 harus sudah di berhentikan untuk melaksanakan sholat dhuha.
          Hari ke-4 tepatnya hari kamis kami isi dengan pronunciation, kami berikan kira-kira 15 vocab tentang shopping list. Lalu kami drill anak-anak dengan pronunciation yang benar. Mereka sangat kompak untuk menirukannya. Selain menggunakan metode drilling, kami juga mengajarkan mereka tentang pada topic ini, saya berikan secara acak kepada mereka potongan kertas yang berisi tentang shopping list tersebut. Setelah itu saya berikan pertanyaan kepada mereka “What do you want to buy?” kepada anak yang saya tunjuk  itu, maka ia harus menjawab “I want to buy … *dijawab seuai dengan tulisan yang ada di kertas yang telah saya berikan” Mengajar kami hari ini termasuk yang paling sukses dibanding hari-hari sebelumnya. Selain mengisi jam ke-0 dan bimbel siang, hari ini kami juga di beri kesempatan untuk mengisi jam bahasa Indonesia karena gurunya sedang ada kepentingan di luar. Sehingga waktu yang kami gunakan dengan anak-anak lebih banyak.
          Hari ke-5 … Untuk hari jum’at ini menurut saya tidak efektif. Jam ke nol sudah yang datang muridnya sedikit tambah lagi jam siang banyak yang sudah pulang duluan. Akhirnya pagi kami gunakan untuk membahas LKS … di situ ada bacaan tentang camping, jadi salah satu dari  dan siangnya kami gunakan untuk melakukan permainan rantai kata kareena hanya 2 anak saja yang datang ke kelas. Meskipun hanya 2 anak saja, tapi waktu yang kami gunakan untuk jam siang itu tidak terasa habisnya. 2 anak itu lumayan anak yang cerdas, sehingga mereka gampang sekali untuk diajak belajar.
          Hari yang membuat saya semangat mengajar itu saat saya punya ide dari teman saya yang  mengajar di kelas 5A untuk memberikan game BINGO.  Saya lupa persisnya hari apa saat memberikan game itu, yang jelas seingat saya game itu saya kasihkan pada saat bimbel siang. Anak-anak benar-benar asyik saat saya kasihkan game itu. Selain bisa memulihkan semangat anak-anak, game ini juga bisa melatih konsentrasi dan mengingatkan kembali pada vocab yang telah kami ajarkan sebelumnya, yakni tentang shopping list. Selain itu yang membuat anak-anak antusias juga, saat kami memberikan game crossword tentang adjective. Disitu ada 15 kosa kata tentang adjective dan siswa diminta untk mentranslate terlebih dahulu kata itu kedalam bahasa Inggris kemudian mencari translationnya di crossword yang telah disediakan tersebut. Meskipun ada siswa yang wira-wiri untuk mencari jawaban kepada temannya, ada yang tidak bawa kamus. Tapi kami memakluminya, yang penting mereka sudah berusaha untuk mencaritahu.
          Untuk minggu ke dua disana, kami difokuskan dengan post test dan pensi. Post test pada saat itu diadakan pada hari Rabu, jam siang. Alhamdulillah hampir semua anak masuk, hanya 3 anak saja yang tidak masuk. Untuk menyuntikkan semangat kepada anak-anak, saya bilang kepada mereka akan memberikan sesuatu bagi mereka yang mendapatkan lima besar dari testnya tersebut. Ternyata pelaksanaan post test ini berjalan dengan lancar. Episode terakhir yaitu pelaksanaan pensi, pada awalnya kami sangat bingung mau kami minta menampilkan kreasi apa. Pada awalnya saya hanya memberitahu contoh pensi yang diperbolehkan, seperti menyanyi, baca puisi, menari, dll. Tapi respon dari siswanya masih kurang, mereka sepertinnya masih malu-malu. Saya pribadi bingung saat itu. Karena masih belum punya konsep yang matang akan pensi yang mau ditampilkan. Tepatnya hari kamis, 10 Feb 2015 adalah tanggal merah. Sebenarnya hari itu sangat cocok jika dijadikan waktu untuk latihan. Tapi karena masih belum punya konsep yang matang jadinnya latihannya dimulai hari jum’at. Rasannya iri saat itu ketika para volunteer yang lain sudah padamelatih muridnya. Tapi saya meyakinkan diri saya jika bisa latihan dengan maksimal hasilnya juga tidak akan memalukan.
          Dengan banyak sekali pertimbangan, akhirnya kami memutuskan untuk meminta mereka bernyanyi secara group. Karena waktunya sudah mepet dan agar pegkondisiannya juga mudah, kami ambil murid yang tampil cewek semua. Lagu yang kami sepakati untuk dinyayikan saat pensi yaitu “FROZEN: Let It Go.” Hati kami begitu gembira saat itu karena ada 2 murid kami yang begitu antusias dan lihai saat bersama-sama menyanyikan lagu ini. 2 murid ini saya tunjuk sebagai penyanyi utamannya dan yang lain sebagai pengiringnya. Benar-benar membuat saya terharu saat itu, mereka sangat senang sekali menyanyikan lagu itu. Beberapa kali lagu saya putarkan agar mereka lebih lihai menyanyikannya, kami pun yang sebelumnya hanya tahu saja menjadi sangat hafal dengan lagu itu, he e e. Latihan begitu berjalan dengan sukses, tinggal menunggu hari esok.
          Sontak membuat penonton begitu antusias ketika mereka tampil dan menyanyikan lagu itu. Saat reff lagu itu dinyanyikan, semua audience begitu kompaknya untuk menirukannya. Memang lagu ini memiliki nada yang tinggi, karena dinyayikan dengan group jadi tidak begitu terasa berat. Appluse yang sangat meriah juga mereka berikan saat kelas kami selesai tampil. Bahagaia bercampur haru saat semuannya sudah berakhir. 

KEEP WRITING, KEEP POSTING
           
         
         
         
         
         
         
         
         
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...