Minggu, 29 Januari 2017

KESADARAN MERAWAT LINGKUNGAN DARI HAL KECIL

KESADARAN MERAWAT LINGKUNGAN DARI HAL KECIL
Oleh: Eka Sutarmi

Merawat lingkungan adalah tugas kita bersama. Meskipun sudah ada tukang sapu yang bertugas membersihkan jalanan setiap hari, namun serasa tidak pas jika kita tidak berbuat apa-apa. Manusia- sebagai penduduk planet bumi sebenarnya memang punya tanggung jawab yang besar untuk menjaga dan merawatnya. Kita tahu bahwa bumi merupakan satu-satunya  dari sekian planet yang ada di dunia ini yang bisa dijadikan tempat tinggal dengan fasilitas ternyaman dan terlengkap. Semua planet lain selain bumi tidak bisa kita tempati karena memang ada alasan tertentu, fasilitasnya tidak selengkap dan senyaman bumi.

Bumilah satu-satunya planet yang memiliki fasilitas lengkap dan nyaman untuk keberlangsungan hidup kita, misalnya ketersediaan air untuk kita minum, oksigen untuk bernafas, makanan, dsb. Tak lain semua fasilitas tersebut hanya ada di bumi. Konon, kemungkinan planet yang bisa kita tempati adalah mars, namun disana tidak ada air minum setetespun. Hidup tanpa air kan bahaya, karena tubuh kita sangat perlu air untuk bertahan hidup.  

Dua paragraf di atas adalah renungan sederhana bahwa kita wajib hukumnya merawat lingkungan agar bumi ini tetap sehat.  Sekali lagi, itu adalah tanggung jawab kita semua. Coba, apa yang akan kita lakukan jika bumi ini perlahan tidak lagi bersahabat. Apa yang akan kita lakukan jika tanaman dan hewan mati, kekeringan, pencemaran air, udara, banjir, dll. Karena bumi adalah satu-satunya tempat tinggal kita, jadi jika itu terjadi kita akan tinggal dimana? Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?

Tulisan ini menjadi pengingat diri saya juga, karena kesadaran untuk merawat lingkungan dari dalam diri saya belum sepenuhnya tumbuh. Jujur, saya masih membuang sampah dengan tertib di jalanan. Saya sering mencampakkan begitu saja barang yang habis saya pakai. Dan lebih sering saat naik kendaraan, bus atau mobil misalnya. 

“Biarin aja, ujung-ujungnya nanti juga sampai ke laut,” Kadang ungkapan seperti itu yang muncul dalam benak saya ketika tanpa rasa berdosa melempar barang habis pakai dari jendela bus atau mobil. Saya rasa kasus serupa juga pernah dialami oleh yang lain. Atau mungkin bahkan lebih dari itu. Sampah berserakan masih banyak kita temui di berbagai tempat.

dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih (QS. At-Taubah: 108). Dari cuplikan ayat tersebut jelas bahwa Islam sangat menganjurkan kebersihan. Pentingnya menjaga dan merawat lingkungan, khususnya dalam hal kebersihan ini sebenarnya sudah pernah kita dapatkan sedari kecil. Mulai duduk di bangku sekolah dasar kita sudah diperkenalkan dengan yang namanya kebersihan. Berarti sudah bukan hal yang asing lagi bahwa membuang sampah sembarangan merupakan perilaku tidak terpuji. Dan sangat paham bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman dan juga bersih itu pangkal sehat. Bahkan semboyan itu pernah dijadikan hiasan dinding kelas agar kita selalu ingat bahwa kebersihan sangat dianjurkan.  

Tapi, anehnya sampai sebesar ini ternyata kita belum bisa juga menerapkan nilai kebersihan itu secara utuh. Semboyan-semboyan tentang kebersihan yang pernah kita dapatkan terabaikan begitu saja. Salah satu buktinya seperti yang saya jelaskan diatas tadi, sering membuang sampah dengan tertib di jalanan, sungai, tempat wisata, dll.  Itu semua tak lain yang menjadi pelaku utamanya adalah “kita”. Sebenarnya tidak enak hati juga saya menyebut “kita” disini. Tapi masak hanya saya sendiri dari sekian juta jiwa bangsa Indonesia ini yang sering membuang sampah di sembarang tempat, saya yakin pasti ada jiwa-jiwa yang lain.

Berkaitan dengan kasus kurangnya kesadaran dalam merawat lingkungan, kita semua diingatkan oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat lewat bukunya berjudul “250 Wisdoms: Membuka Mata, Menangkap makna (Mizan Publika: 2010).” Di hal 8 dengan sub bab yang berjudul “Mengawal Alam”, beliau membuka tulisannya dengan rangkaian kata yang sangat indah dan bermakna.

“Planet bumi bagai bahtera yang tengah terapung di samudera angkasa tiada bertepi. Betapa indah dan mempesona. Mari kita nikmati rekreasi di persinggahan ini dengan menciptakan kedamaian dan kemakmuran bersama. Kalau memang kita telah sadar bahwa bumi yang kita tempati ini sebagai tempat persinggahan yang sifatnya sementara, harusnya kita tidak akan sewenang-wenang menjalani keidupan ini.”

Dari ungkapan diatas, kita bisa memaknai bahwa untuk menciptakan kedamaian dan kemakmuran tersebut, salah satu solusinya adalah dengan merawat lingkungan dengan baik. Sehendaknya kita memulai dari hal kecil dan sederhana dulu, yaitu berusaha untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya kapanpun dan dimanapun. Kita bisa memulainya dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus sadar bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama sebagai penghuni planet bumi. Apa kita siap berbenah diri untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat? Anggap saja ketika bisa memberikan manfaat untuk lingkungan, nama kita akan berhasil terabadikan pada sebuah prasasti yang indah.

Pare, 21-01-2017

*Belajar menulis bersama SPN dengan tema "Merawat Nusantara"

1 komentar:

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...