Sepertinya sangat
cocok sekali jika di penghujung Bulan November ini saya membaca novel saya yang
berjudul “Nyanyian dibawah Hujan”. Novel ini menceritakan tentang kegalauan
Ghita (tokoh utama) pada bulan November, kesedihan dan kehilangan kerap
menghampirinya di Bulan November. Tak Salah juga jika saya membaca novel ini
juga pada Bulan November.
Sebenarnya novel ini sudah lama saya miliki, kurang lebih tiga
bulan yang lalu sebagai hadiah ketika saya membeli satu paket buku. Saya akan
menyelesaikan untuk membacanya di penghujung bulan November ini.
Jujur, cerita dalam
novel ini lumayan susah untuk saya pahami. Penulis mengambil setting cerita di
luar negeri (Milan, Italia). Karena belum familiar dengan tempat-tempat yang
dipakai oleh penulis, kadang saya sulit memahami perannya. Ada seni ketika saya
membaca novel ini; diantaranya saya harus siap balpoin di tangan untuk
menggaris bawahi point-point yang di ceritakan penulis, kalau tidak seperti itu
saya akan lupa alur ceritanya. Selain itu, saya juga harus memberi keterangan
pada penokohan agar saya juga mudah mengingat ceritanya.
Seperti apa yang saya lakukan di halaman 15 ini. Di halaman
sebelumnya saya belum paham jika nonna adalah nenek Ghita . Ketika
sampai di halaman 15, saya menemukan ungkapan ini “Hanya surat wasiat nonna
yang menjadi kekuatanku untuk bertahan dan berani kembali ke negeri kelahiranku
ini”. Saya menggaris bawahi kata-kata ini, karena masih menjadi tanda tanya
besar. Dan setelah saya buka halaman berikutnya, saya menemukan jawabannya. Di
halaman tersebut tertuliskan surat wasiat dari nenek untuk cucunya yaitu Ghita.
Setelah membaca surat tersebut, saya
bisa memberi kesimpulan bahwa Nonna berperan sebagai nenek Ghita, seseorang
yang membuat Ghita termotivasi untuk memperjuangkan mimpinya menjadi pemain
opera, dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lainya yang saya belum ketahui
identitasnya, karena memang belum selesai membacanya. Let's enjoy the book ^__^
Songkhla, South Thailand
Sunday, 29-11-2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar