Jum’at, 20 November. Seperti hari-hari
sebelumnya, di hari Jum’at ini saya pergi ke sekolah pukul 07. 15. Sebenarnya
setiap pagi para guru yang tinggal di asrama mendapat jatah nasi pagi, tapi
untuk hari ini saya tidak mengambilnya. Entah kenapa, rasanya pagi ini saya
malas untuk sarapan. Sehingga langsung saja kulanjutkan langkahku ke ruang
guru.
Busana untuk setiap hari Jum’at adalah
long dress hitam dan kerudung hitam. Hari ini, saya juga memakai busana seperti
itu. Beruntung saya membawanya, sehingga saya bisa menyelaraskan pakaianku
dengan para guru lainya.
Setiap pagi, sebelum memulai
pelajaran, semua siswa harus berkumpul terlebih dahulu di aula untuk apel pagi.
Kegiatan di apel pagi ini diantaranya penyampaian nasehat oleh guru yang
bertugas, menyanyikan lagu kebangasaan, dan diakhiri do’a.
Saya begitu kaget jika di yaumul
Jum’at Mubarokah ini yang di beri tugas untuk mengisi kegiatan di apel pagi
kali ini adalah saya. Mrs. Robi’ah (Guru Bahasa Inggris) meminta saya untuk
mencoba berbicara di depan murid-murid. Dengan senang hati saya menyetujuinya.
Saat pertama kali masuk ke sekolah ini, oleh kepala sekolah (Ust. Mohammad) saya langsung diperkenalkan dengan guru Bahasa Inggris dan Bahasa Melayu. Mereka langsung memberikan pengarahan kepada saya terkait dengan system pembelajaran di sekolah ini, sekaligus memberikan jadwal mengajar. Sehingga esok harinya saya sudah diminta untuk mengajar, tidak ada perkenalan terlebih dahulu. Perkenalan saya ketika masuk kelas.
Sepertinya pagi ini menjadi waktu yang sangat pas untuk memperkenalkan diri kepada semua murid disini, disamping saya menyampaikan sedikit sambutan kepada mereka.
Setelah Mrs. Robi’ah memberitahu saya tentang tugas saya pagi ini, langsung saya keluarkan pulpen dan selembar kertas kosong untuk membuat outline yang harus saya sampaikan. Karena sifatnya mendadak, mungkin isi dari sambutan yang saya sampaikan kurang maksimal. Tak masalah, yang penting saya maju dan cakap.
Semua murid dan guru sudah bersiap. Rasanya hatiku Dag Dig Dug bercampur senang, tak sabar juga ingin duduk di depan dan berbicara di hadapan mereka.
Saat pertama kali masuk ke sekolah ini, oleh kepala sekolah (Ust. Mohammad) saya langsung diperkenalkan dengan guru Bahasa Inggris dan Bahasa Melayu. Mereka langsung memberikan pengarahan kepada saya terkait dengan system pembelajaran di sekolah ini, sekaligus memberikan jadwal mengajar. Sehingga esok harinya saya sudah diminta untuk mengajar, tidak ada perkenalan terlebih dahulu. Perkenalan saya ketika masuk kelas.
Sepertinya pagi ini menjadi waktu yang sangat pas untuk memperkenalkan diri kepada semua murid disini, disamping saya menyampaikan sedikit sambutan kepada mereka.
Setelah Mrs. Robi’ah memberitahu saya tentang tugas saya pagi ini, langsung saya keluarkan pulpen dan selembar kertas kosong untuk membuat outline yang harus saya sampaikan. Karena sifatnya mendadak, mungkin isi dari sambutan yang saya sampaikan kurang maksimal. Tak masalah, yang penting saya maju dan cakap.
Semua murid dan guru sudah bersiap. Rasanya hatiku Dag Dig Dug bercampur senang, tak sabar juga ingin duduk di depan dan berbicara di hadapan mereka.
Perkenalan dan pemberian sambutan di apel pagi |
Setelah
dipersilahkan untuk maju, saya-pun maju dan menempati tempat yang telah dipersiapkan.
Saya belum bisa jika sambutan saya full pakai Bahasa Thai, jadi hanya sedikit
saja saya pakai Bahasa Thai, sedangkan kebanyakan menggunakan Bahasa Inggris.
Bahasa Thai yang saya gunakan masih sangat sederhana seperti salam dan
memperkenalkan nama (Sawadi
kha, Sabaidimai?...Dichan che Eka Sutarmi Kha), ucapan terima kasih (Kop kun
Kha), dll. Dalam sambutan saya hanya beberapa poin saja yang bisa saya
sampaikan, meminta siswa untuk giat belajar dan selalu mematuhi perintah
Bapak/Ibu guru. Karena sifatnya mendadak, jadi ide dari kepala-pun kurang bisa
diandalkan, jadinya hanya sedikit yang bisa saya sampaikan kepada mereka.
Menyanyikan lagu "Indonesia Raya" |
Siswa mendengarkan alunan lagu Indonesia Raya yang saya nyanyikan |
Selain sambutan ada yang lebih membuatku tercengang.
Setelah sambutan, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Thailand.
Meskipun tidak hafal, saya juga ikut berdiri. Selesai bernyanyi,
pikir saya sudah bisa meninggalkan tempat. Saya masih harus diminta berdiri dan
menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia, yakni Indonesia Raya. Emangnya hafal?
Hee, saya berlatih lagu ini terakhir kali waktu duduk di bangku SMA, di bangku
kuliah jarang bahkan tidak pernah menyanyikannya. Saya agak ragu untuk
mengiyakan-nya, tapi sangat memalukan sekali jika tidak hafal lagu kebangsaan
negaranya sendiri. Akhirnya saya memberanikan diri untuk menyayikan lagu itu.
Kalau feeling saya sich sudah benay lyric-nya, tapi mungkin ada yang
kurang pas di tinggi rendahnya nada (hee harap maklum). Meskipun sedikit grogi
tapi saya senang karena mendapat applaus dari para guru dan juga murid-murid.
Plong rasanya. Akhirnya tugas pagi ini bisa selesai dengan
lancar.
Thayai Wittaya School, 20
November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar