Menulis ternyata
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan. Tidak diragukan lagi bahwa
banyak orang yang sukses berkat menulis. Itu salah satu pelajaran yang bisa di
ambil dari buku The Power of Writing. Hampir seminggu lebih kiranya waktu yang
saya gunakan untuk membaca buku dengan ketebalan 230 halaman ini. Entah kenapa
saya sangat asyik dan menikmati saat membaca buku ini, hampir 4-6 judul saya baca
setiap harinya. Isinya benar-benar membuat penasaran, setelah selasai membaca
judul yang satunya, rasa penasaran untuk mengetahui isi judul berikutnya
membuat tidak sabar untuk segera membacanya. Setiap babnya berisi pengalaman
penulis dalam menulis serta kisah orang-orang
tentang menulis yang begitu menginspirasi. Bahasa yang
di gunakan dalam buku ini juga mudah untuk di pahami. Selain itu yang membuat
saya suka, selalu ada ending yang menarik
di akhir setiap babnya yang memotivasi kita untuk menulis dan menulis.
Buku ini
sangat menginspirasi penulis pemula yang masih terperangkap dalam sebuah
kebingungan, kecemasan, dan kesulitan-kesulitan lainnya. Belajar dari penulis
dan orang-orang yang telah berhasil melawan kesulitan-kesulitan yang di hadapi
saat menulis, seperti halnya saat spirit menulis menurun. Di awal bab 2 tentang
motivasi menulis dijelaskan bahwa Ada banyak factor yang menjadi penyebab
spirit menulis itu menurun, di antaranya kondisi fisik yang capek, macetnya ide
bisa karena belum terlatih untuk menulis, menulis di lakukan hanya pada saat
tertentu saja (berdasarkan mood) cara mengatasinya cukup sederhana, yaitu
dengan menulis setiap hari. Di percaya semakin memiliki jam terbang menulis
yang tinggi, maka akan semakin terlatih dalam menulis, ide-ide akan mudah di
dapatkan, karya akan mudah di hasilkan sehingga hambatan-hambatan itu akan
hilang. Saat malas menyapa pun juga begitu, tidak ada cara lain untuk
mengatasinya kecuali dengan menulis. Penulis mengatakan bahwa malas menulis
harus dilawan, tidak boleh larut di dalamnya, cara mengatasinya juga
sederhana dengan segeralah untuk menulis.
Selain itu,
setelah membaca buku ini rasannya tidak bisa dijadikan lagi kalau tidak ada
waktu untuk menulis. Penulis sendiri menurut saya adalah orang yang sibuk,
banyak sekali kegiatan yang harus beliau lakukan dalam kesehariannya … karena
prinsip nya tidak mudah menyerah dan memiliki komitmen tinggi dalam menulis,
jadi sesibuk apapun harus tetap menulis. Belajar orang-orang yang juga memiliki
semangat tinggi untuk menulis di tengah kesibukan nya sebagai TKW, mereka
adalah Sri lestari dan Eni kusuma. Di tengah-tengah kesibukan mereka sebagai
pembantu rumah tangga, tapi mereka mampu mengasah bakat menulisnya. Selain itu
yang bisa di jadikan motivasi kita dalam menulis adalah sosok Pak Emcho yang
memiliki komitmen yang sangat tinggi dalam menulis (write or die). Di tengah kesibukannya, menulis tetap harus
menjadi kegiatan yang tidak bisa di tinggalkan. Menulis, menulis, dan menulis
sudah menjadi aktivitas wajibnya . Hal tersebut bisa menjadi renungan bagi kita, khususnya
saya pribadi saat kita sedang tidak bisa menulis dengan alasan karena tidak
punya waktu atau sedang sibuk.
Spirit
menulis juga terbangun saat di sajikan berbagai tokoh yang hidupnya menjadi
berubah berkat menulis. Energi kata … memang sangat besar kekuatan energy dalam
kata. Pak Ngainun Naim memberikan contoh sosok-sosok luar biasa
yang hidupnya berubah akibat menulis. Sosok Ali Audah misalnya, ia adalah salah seorang yang
hidupnya berubah karena membaca buku-buku hingga paham dan menjadikan nya
ketrampilan. Beliau tidak lulus SD, tapi ia tidak menyerah, ia berjanji pada
dirinya sendiri untuk hidup mandiri tanpa ijazah. Sebagai solusinya ia mendidik
dirinya sendiri untuk memiliki perbendaharaan pengetahuan dan ketrampilan
layaknya orang yang berijazah, dan masih banyak lagi sosok lainnya.
Untuk menunjang
kesuksesan menulis dan meningkatkan kualitas tulisan, maka harus ada beberapa
hal yang harus di lakukan. Dengan berjejaring, untuk menghasilkan tulisan yang
bermutu maka harus terus belajar. Salah satunya dengan belajar ke sesama penulis.
Yang tidak kalah penting nya adalah dengan rajin membaca, karena itu akan
menambah perbendaharaan wawasan untuk di tulis. Mustahil seseorang mampu
menulis secara baik jika tidak pernah membaca.
Perjuangan
penulis untuk bisa hingga seperti sekarang ini ternyata sangat luar biasa, berbagai
cara pun dilakukan, tidak semuanya berjalan dengan mulus. Bisa diambil
pelajaran bahwa kita tidak boleh
menyerah dalam kondisi apapun, apapun yang terjadi ya tetap menulis. Yang juga membuat
saya terkesima saat di buku itu tertulis kisah beliau yang di tulis dengan jelas,
hal sekecil apapun ia rekam dengan waktu dan kejadian yang sangat jelas, ia
memanfaatkan momen sekecil apapun dalam sebuah tulisan. Itu juga saya jadikan
motivasi bagi saya untuk menulis, karena seringkali saya meremehkan momen-moment
tertentu sehingga tidak saya tulis yang seharusnya bisa dijadikan ide cemerlang
untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Dengan buku
ini, Pak ngainun naim telah mengajarkan banyak hal, mulai dari hal yang
sederhana hingga belajar dari banyak tokoh sekalipun tentang menulis. Dengan
tulisan-tulisan itu, beliau berusaha mendorong agar kami memiliki semangat
untuk menulis, the great book. Petuah yang begitu mengena dalam diri saya,
harus ditanamkan baik-baik agar tetap terus menulis “Salah satu syarat
menulis adalah memiliki kemauan untuk terus menulis. Ya, menulis tentang apa
saja, dimana saja, kapan saja, dan tidak boleh patah semangat. Jangan pedulikan
soal kualitas, karena kualitas akan meningkat seiring dengan serignya menulis.
Karena itu kalau saya ditanya carannya menulis, jawabnya Cuma satu: MENULISLAH
SEKARANG JUGA. JANGAN DI TUNDA. Hal utama yang harus di bangun saat akan
(dan sedang) menekuni dunia menulis adalah memompa semangat menulis, menjaga
secara konsisten, tekun, rajin, dan terus berusaha menulis. Tundukan semua
hambatan sulit menulis.
Terima kasih sudah mengulas buku saya. Semoga semakin giat menulis.
BalasHapusTerima kasih Pak Naim, bukunya sangat bermanfa'at
BalasHapusThe Power of Writing
BalasHapusOkey ...Writing is My Power :)
Hapus