Kamis, 03 November 2016

Setelah Sekian Hari Kulewati



Terhitung lima puluh empat hari sudah saya berada di tempat yang saat ini kutinggali. Berada disini bukanlah tanpa tujuan. Selain belajar, tentunya saya ingin mendapatkan pengalaman baru, terlebih ini tempat baru juga bagi saya. Bahkan secara tidak langsung, saya tengah belajar tentang kehidupan. Ternyata begini rasanya bekerja. Saya harus bisa membagi waktu dengan baik, saya harus bisa mengelola kebutuhan dengan baik, dan seabrek tanggung jawab lainnya. Kesemuanya itu belum sepenuhnya saya lakukan dengan baik di waktu sebelumnya,  baik saat duduk di bangku sekolah dan kuliah. 

Ketika duduk di bangkukuliah, terlambat lima menit, sepuluh menit biasa saya lakukan. Jam karet sering saya gunakan. Karena kos dengan kampus saya dekat, seringkali saya menunggu laporan dari teman-teman dulu untuk masuk kelas. Ketika ada teman yang memberitahu kelas sudah dimulai atau dengan saya meminta mereka untuk kirim SMS ketika dosennya sudah datang, saya baru bersiap berangkat. Bahkan pernah juga terlambat hingga mata kuliahnya sudah mau berakhir.

Satu menit sungguh waktu yang sangat berharga disini. Pada intinya tidak ada alasan untuk terlambat dan saya harus melaksanakan tanggung jawab itu sebaik mungkin. Awal-awal mengajar memang jam karet saya masih melekat dalam diri saya. Kebiasaan buruk tersebut masih terbawa juga. Peringatan haluspun saya terima dengan ikhlas. Pada intinya, ketika kelas dimulai jam 07. 30 misalnya, maka pada jam tersebut harus sudah di kelas dan memulai kegiatan belajarnya, bukan masih mau berangkat atau melakukan urusan lain yang akhirnya mengorbankan tanggung jawab itu.  Ketepatan waktu ini juga dijadikan teladan untuk siswa yang saya ajar. Saya harus memberi contoh yang baik kepada mereka. Sederhana namun sulit. Saya masih perlu belajar untuk melatihnya. Itu salah satu contoh kecilnya saja.

Menariknya lagi, ternyata dari saya mengajar  ini, saya menerima upah. Meskipun hanya pas-pasan, namun ternyata cukup untuk biaya hidup sehari-hari saya disini, seperti bayar kos, makan, keperluan mengajar, membeli buku, dll. Saya tidak meminta orang tua saya. Ya, ini menjadi pengalaman yang menarik bagi saya karena sebelumnya saya tidak melakukan hal itu. Disisi lain juga menjadi tantangan tersendiri bagi saya, karena saya harus belajar mengelola kebutuhan saya dengan baik. Inilah maksud dari status FB saya pada beberapa hari yang lalu “mulai belajar untuk bisa memprioritaskan sesuatu yang benar-benar kebutuhan dan dibutuhkan.” 

Berkomitmen untuk mencatat pengeluaran harian dalam pembukukan Alhamdulillah sudah berjalan sejak terinspirasi dengan tulisan Bu Ima dalam blognya berjudul “tips mengurangi pengeluaran harian.” Setelah membaca tulisan ini, saya langsung membeli buku kwarto kas untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran saya setiap harinya. Awal-awal rajin nulisnya, beberapa bulan berikutnya semakin tidak telaten. Nulisnya hanya pas ingat saja. Namun setelah terhitung lima puluh empat hari ini, saya berkomitmen untuk mengisi buku itu dan berhasil. Memang benar, dari pembukuan itu saya bisa evaluasi diri yang mana pengeluaran yang penting dan tidak penting, serta yang menjadi prioritas dan bukan. 

Awal-awal disini pengeluaran saya melebihi target, itu dikarenakan saya membeli di warung untuk makan sehari-hari saya. Saya berganti dari satu warung ke warung makan yang lainya untuk mencicipi menu yang ada. Di kos disediakan dapur, namun saya malas memasaknya. Membeli di warung lebih mudah dan praktis, pikir saja kala itu. Karena ada cara yang lebih hemat untuk menguranginya, yakni dengan masak sendiri, jadi saya juga berkomitmen untuk melakakunya. Benar..dengan masak sendiri, saya bisa menghemat lima puluh persen lebih untuk makan setiap harinya. Saya bisa mempergunakan uang itu untuk kebutuhan yang lainya. Masak atau lapar! Tantangan juga bagi saya, karena saya tidak melakukan hal ini sebelumnya. Masak sendiri memang lebih memuaskan, meskipun menunya kadang hanya sederhana. 

Pokoknya setelah sekian hari kulewati di tempat ini, banyak sekali pengalaman menarik yang saya dapatkan dan insyaallah sangat bermanfaat.

Pare, 04-11-2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...