Rabu, 31 Oktober 2018

DONOR DARAH, SIAPA TAKUT



Bayang-bayang ketakutan akan jarum suntik yang konon lebih besar dari biasanya dan menyaksikan darah yang mengalir ke kantong membuatku ragu untuk menjadi pendonor. Dalam bayangan semuku prosedur donor darah itu sangat menyakitkan. Betapa malunya diriku ketika petugas PMI menyuntikkan jarum di lenganku, tiba-tiba aku menjerit histeris. Oh…tidak.

Aku sebenarnya terinspirasi dengan teman kuliah yang rutin mendonorkan darahnya ke PMI. Sekali aku mengantarnya, namun aku takut menyaksikan prosesi ketika ia donor darah. Setelah selesai, ia tidak mengeluh kesakitan. Keadaanya baik-baik saja. Lantas kenapa aku harus takut sebelum mencoba?

Di sekolah tempatku bekerja ternyata ada teman yang sudah puluhan kali donor darah. Ia rutin mendonorkan darahnya setiap 3 bulan sekali. Bahkan ketika sekali saja tidak donor darah, terasa ada yang kurang. Aku jadi semakin optimis kalau aku berani.

Suatu hari datang petugas PMI Trenggalek ke sekolah. “Apa mau ada donor darah ya?” pikirku. Ternyata benar ada surat pemberitahuan dari PMI kalau donor darah akan diadakan tanggal 8 Oktober di kantor kecamatan pukul 09.00. Momen yang pas banget.

Ada 6 orang dari sekolah yang ingin donor darah, termasuk aku. Kami berangkat ke posko donor darah bersama-sama. Sampai di lokasi ada beberapa orang yang sudah antri. Menyaksikan mereka baik-baik saja, aku semakin yakin saja kalau hari itu bakal sukses menjadi pendonor untuk kali pertama.

Sebelum donor, kami harus menghadap petugas untuk mengisi fomulir, tanda tangan, dan pemeriksaan kesehatan, seperti tes golongan darah, tensi darah, dan cek HB.

Ketika jari manisku disuntik dengan jarum kecil lalu dites menggunakan alat, ternyata petugas bilang HB-ku tidak memenuhi. HB normal untuk cewek dewasa yaitu 12, sementara HB-ku kurang dari itu. Pasti sangat kecewa jika petugas bilang bahwa saat ini aku tidak bisa ikut donor darah. Aku sempat memohon agar aku tetap bisa donor darah. Alhamdulillah aku lolos. May everything is all right.

Ternyata donor darah itu tidak menyakitkan dan memakan waktu yang tak lama, tidak ada satu jam.

Sebelum disuntik, petugas akan memeriksa tekanan darah lagi. Lengan dibebat dan dipompa sebentar. Setelah itu, barulah jarum suntik donor darah ditusukkan di lengan. Bagian penusukan inilah yang membuatku sedikit kaget. Tidak terlalu sakit sebenarnya. Setelah jarum suntik masuk ke dalam pembuluh darah, tidak akan merasakan sakit lagi. Mungkin proses ini hanya butuh sekitar 15 menit untuk memindahkan dari tubuh ke kantong.

Setelah semua alat dilepas, petugas meminta pendonor darah untuk istirahat sebentar, lalu dipersilahkan beranjak.

Senang sekali. Akhirnya aku berhasil membunuh rasa takut dan penasaran akan donor darah. Semoga selanjutnya aku bisa donor darah lagi.

Aku tambah senang, ternyata selepas donor darah itu dapat bingkisan hehe…


Sebelum jarum suntik meusuk lenganku☺


Sedikit menahan rasa sakit

Panggul-Trenggalek, 31 Oktober 2018


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...