Kamis, 05 Oktober 2017

SUDAH KHUSUKKAH SHOLATKU?



Sholat adalah upaya untuk pemenuhan kebutuhan kalbu, jiwa, dan perasaan.”
~Prof. Dr. H. M. Quraish Shihab, MA~

Saya malu pada-Nya karena terkadang sholat saya masih ada yang bolong dan enggan untuk segera memenuhi panggilan-Nya. Seruan azan tidak lantas segera mengambil air wudhu dan menghadap pada-Nya. Sholat dengan rutin walau hanya lima kali sehari dan dalam beberapa menit saja rasannya masih belum bisa. Padahal sehari selama lima kali itu sudah termasuk sangat ringan.  

Sholat wajib pada mulanya hingga 50 kali dalam sehari semalam. Namun, Rasulullah bolak-balik meminta keringanan dan akhirnya dalam sehari lima kali saja. Ini sebenarnya bertujuan agar tidak ada lagi dalih bagi siapa pun yang masih menilainya sebagai kewajiban yang berat dan mengabaikan kewajiban itu. Berupaya untuk bisa sholat secara rutin dan tepat waktu adalah sebuah misi yang harus saya tanamkan dalam diri setiap waktu. 

Menulis tentang sholat, jadi teringat tingkah saya dulu saat masih belajar sholat membuat saya senyum-senyum sendiri. Mata jelalatan melihat kanan kiri, suka mencolek-colek kawan sebelah, atau mengerjakan sholat dengan sangat cepat seperti ayam yang sedang mematuk beras. Begitulah sholat masa kecil saya. Namun, sebagai seorang yang masih dalam fase belajar, hal itu masih dimaklumi, meskipun sesekali mendapat teguran dari orang tua agar sholatnya tidak main-main. 

Ada istilah unik masih saya ingat hingga sekarang tentang sholat ala anak yang sedang belajar, yaitu sholat rubuh gedhang  (seperti pohon pisang tumbang).  Istilah ini sering disebutkan orang tua saya, entah apa hubungannya. Meskipun sholat rubuh gedhang, tapi sangat dianjuran oleh orang tua ketika saya masih mulai tahap belajar sholat. Cukup sekedar menirukan gerakan orang lain atau ikut-ikutan gerakan sholat orang lain tanpa mengetahui substansinya. 

Lama-kelamaan orang tua tidak hanya memperkenalkan gerakan sholat saja, namun setahap demi setahap mulai diajarkan mengenai gerakan yang benar, syarat dan rukun, hingga bacaannya. Guru TPA juga telah mengenalkan tentang sholat yang baik dan benar sesuai dengan syarat dan rukunnya. 

Seiring dengan kedewasaan beragama, semestinya sholat yang semula ‘rubuh gedhang’ itu, menjelma menjadi sebuah interaksi spiritual antara makhluk dan sang Khalik. Sehingga sholat menjadi salah satu ritual yang mampu menuntunnya menuju jalan Tuhan. Tapi menuju ke tahap tersebut tidaklah mudah bagi saya.
 

Rukun dan syarat sholat, serta bacaan-bacaan dalam setiap gerakan sholat sudah dikuasai dengan baik. Namun, sholat yang seringkali saya lakukan belum sepenuhnya khusyuk. Mengerjakan sholat dengan fokus atau khusyu adalah hal yang masih sulit  saya lakukan, meskipun sudah sekuat mungkin mengusahakannya. Hati ini seakan masih berpaling. Astaghfirullah hal’azim

 

Melakukan sholat dengan khusyuk tentu sebuah dambaan yang ingin saya tunaikan setiap kali mengerjakan sholat. Meskipun seringkali saya gagal fokus atau tidak khusyuk, namun saya tetap berupaya untuk senantiasa memperbaiki sholat saya. Membaca tulisan-tulisan para sahabat SPN mengenai inspirasi sholat khusyuk yang telah beliau bagikan di grup WA memberikan angin segar terutama bagi saya yang belum bisa mengerjakan sholat dengan khusyuk.

 

Salah satu yang seringkali saya lakukan sebelum sholat adalah  mensugesti diri saya bahwa sholat yang akan saya lakukan ini merupakan sholat terakhir saya, sehingga saya harus mengerjakannya dengan baik. Agar bisa menjalankan sholat dengan khusyuk, sebenarnya yang harus dilakukan adalah dengan  mengingat kembali akan ruh dan inti dari mengerjakan sholat itu sendiri, yaitu menghadapkan diri kepada Allah. Jadi, sholat tidak bisa dikerjakan dengan seenaknya saja. Gerakan-serakan sholat beserta bacaan-bacaan di dalamnya harus mampu menyertakan kalbu, harus bisa menjalin komunikasi yang baik dengan sang Khalik.

 

Sebenarnya jika mampu mengerjakan sholat dengn khusuk, nilai dan makna yang terkandung dalam sholat itu dapat terimplementasikan dalam sikap dan perilaku keseharian. Tidak ada lagi adigum STMJ, sholat terus maksiat jalan. Ini harus kita pahami betul-betul, utamannya saya sendiri yang dalam mengerjakan sholat masih belum bisa khusyuk. Sungguh tidak gampang menegakkan sholat dengan khusyuk.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...