Minggu, 01 Oktober 2017

PENGENDARA MOTOR TEMPERAMEN




Tingkat kesabaran yang tinggi sangat dibutuhkan saat berkendara. Khususnya ketika kondisi jalan lagi tidak bersahabat, baik saat macet atau persoalan yang lain. Jalan adalah milik bersama, jadi dalam kondisi apapun dan situasi bagaimanapun tidak boleh bersikap egois.

Aku masih sedikit trauma apa yang terjadi tadi malam. Bus yang kunaiki bersama para tutor dan anak-anak Al Azhar yang habis piknik tipis-tipis dari Blitar bermasalah dengan seorang pengendara motor yang temperamen. Padahal kami sudah hampir mau sampai. 

Persoalannya sebenarnya sederhana. Jika aku berada di posisinya, tidak ada yang dipermasalahkan. 

Malam itu sampailah kami di Jl. Brawijaya, kampung Inggris, Pare. Setiap harinya jalan itu memang selalu ramai dipadati para pelajar kursus yang bersepeda maupun warga yang naik motor atau mobil. Apalagi tadi malam adalah malam Minggu. Suasananya lebih ramai lagi. 
Dari Jl. Brawijaya sopir bus memperlambat laju kendaraan karena akan belok kanan menuju Jl. Dahlia. Di saat yang bersamaan ada seorang pengendara motor. Ia sudah bapak-bapak yang mengendarai motor bersama kedua anaknya yang masih kecil dan istrinya.
Ia berusaha mendahuli bus. Tapi karena sangat ramai motor itu tidak bisa langsung belok kanan. Harus menanti dulu kendaraan yang berlawanan arah sepi. Akhirnya motor berhenti tepat di depan bus dengan jarak yang sangat dekat. Bus dan motor sama-sama ingin belok kanan.
Sopir bus membunyikan klakson agar motor bisa sedikit maju. Suara klaksonnya sangat pelan. Klakson bus iseng dibunyikan yang kedua kalinya agar yang depan segera jalan karena kendaraan dari arah berlawanan sudah lengang. Aku perhatian sopir bus tidak sambil kesal ketika membunyikan klakson itu. Namun, pengendara motor itu menanggapi dengan cara yang berbeda.
Tiba-tiba pengendara motor naik darah. Padahal tidak ada yang perlu dipersoalkan. Bus tidak mengenai motornya. Kalau saja motor itu tersenggol bus pasti sudah oleng dan jatuh, tapi tidak sama sekali. Kemarahannya tidak terkendali. Ia turun dari motor dan melontarkan kata-kata yang tidak jelas pada sopir dan kondektur bus. 
Sopir bus dan kondektur tak lantas membalas amarah pengendara motor itu, karena memang tidak bersalah. Kalau saja dibalas dengan amarah, pasti suasananya sudah kacau. 
Namun, suasana makin kacau dan tegang ketika pengendara motor itu melakukan hal yang gila. Ia menggedor bus agar sopir dan kondektur itu mau keluar. Kami semua ketakutan. Kejadian ini membuat warga dan pengendara jalan melihat.
Tak berhenti disitu, amarah pengendara itu memuncak dan memecahkan kaca pintu kiri dengan helmnya sekuat tenaga. Dharrrrrrr. Serpihan kaca itu menyembur ke dalam bus yang posisi di dalamnya masih ada orang.
Sebelumnya ia sudah berusaha memcahkan kaca bus yang bagian depan, namun beberapa kali dipukul dengan helmnya tidak juga pecah. Malah kaca helmnya yang pecah Lalu, memukul kaca pintu sebelah kiri dan langsung pecah. Kondektur terluka karena duduknya tepat di sebelah kaca depan. Sopirnya hanya luka kecil. Dan beberapa penumpang yang duduk di bangku depan juga terkena, termasuk aku. Tanganku tiba-tiba berdarah karena kena kaca. Segera kubalut luka dengan tisu. Antara takut dan kesal jadi satu.
Tanpa bertanggung jawab, pengendara motor langsung pergi. Tak lama lagi polisi datang untuk menyelidiki kejadian itu. Sopir menjelaskan kronologinya dibantu warga yang menyaksikan. Yang di dalam bus juga ditanya. Konon pengendara motor itu ya warga yang rumahnya tak jauh dari lokasi kejadian. Setelah ditangani, akhirnya bus jalan lagi untuk mengantar kami pulang yang tinggal beberapa menit.
Sungguh pengendara motor itu tidak bijak sama sekali. Kenapa harus marah tanpa alasan yang jelas. Kayaknya akhir bulan lagi kurang piknik. Semoga bapaknya segera khilaf.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...