Senin, 03 Oktober 2016

Berwisata Odong-Odong



Odong-odong pada umumnya untuk permainan anak kecil. Bentuknya mirip becak dengan berisikan beberapa tempat duduk bergoyang di dalamnya. Tempat duduknya beraneka rupa, ada yang berupa binatang, kendaraan, dll. Anak-anak sangat suka naik permainan ini, karena selain bisa menikmati kereta goyang juga karena lagu anak yang melantun merdu mengiringinya ketika berada diatas odong-odong. Belum lagi kalau naiknya pas malam hari, lampu hias menyala warni-warni semakin membuat mereka betah naiknya.

Lalu, bagaimana dengan odong-odong yang satu ini? Awalnya ketika teman-teman mengajak jalan pada Hari Sabtu kemarin menggunakan odong-odong, masih aneh dan lucu saja. Hhaaa, rame-rame naik odong-odong? Pertanyaan yang saya lontarkan kepada teman-teman rupanya membuat mereka tertawa. Memang saya belum tahu kalau sebenarnya odong-odong di Kampung Inggris sangat familiar dan biasa dipesan anak kursusan untuk jalan ramai-ramai ke tempat wisata terdekat, khususnya pada saat hari libur yaitu Hari Sabtu atau Minggu. 

 Odong-odong di Pare ini lebih mirip kereta-keretaan, ditarik olek sepeda motor. Ukurannya cukup panjang, karena terdiri dari beberapa gerbong. Kalau di kota saya transportasi sejenis ini juga bisanya yang naik anak-anak kecil dan beberapa ibu-ibu yang mendampinginya. Mereka akan berputar-putar mengelilingi kampung dengan kereta ini. Hadeeuhh, benar-benar MKB pokoknya, alias masa kecil kurang bahagia. Tapi seru kok, selain seru karena suaranya yang memenuhi telinga saat berjalan, juga seru karena jadi tahu sensasi naik odong-odong.

Tepatnya pada Hari Sabtu (1 Oktober 2016) bersama teman-teman di lembaga kursus naik odong-odong untuk menuju tempat wisata lokal terdekat. Biasanya kalau hanya beberapa orang saja, tempat tersebut bisa dijangkau dengan ngonthel. Karena yang ikut cukup banyak dan banyak dari kami yang tidak memakai jasa onthel, jadi odong-odong adalah opsi terbaiknya. Sekitar 20 orang yang ikut kesana. Dengan membayar 10. 000 rupiah kita dimanjakan dengan sensasi perjalanan naik odong-odong ala kampung Inggris menuju ke beberapa tempat wisata lokal yang kami tuju. Pukul 09. 00 kami berangkat.

Menuju ke tempat tujuan, kami menyusuri perjalanan desa. Sepanjang perjalanan dari Kampung Inggris, kami disambut dengan pemandangan khas desa. Kami melewati hamparan perkebunan tebu, persawahan, serta kawasan rumah penduduk yang masih sangat asri. Di desa-desa yang kami lewati, banyak juga para petani Bawang merah. Bawang merah yang tengah dipanen terlihat sedang dijemur. Saya lihat juga para warga yang berkumpul untuk mengemas Bawang merah yang sudah kering. Bau yang berasal dari Bawang merah itu juga mengiringi perjalanan kami.

Mungkin kalau naik sepeda motor jarak tempuhnya lumayan dekat, namun karena ditarik dengan odong-odong menjadi terasa lama. Bekisar 1 jam kami baru sampai di tempat. Destinasi pertama yang kami tuju adalah Candi Tegowangi yang terletak di Desa Tegowangi, Kec. Plemahan-Kediri. Area candi ini berada di tengah-tengah pemukiman penduduk. Sampai disana terlihat sudah ada beberapa mobil elf yang parkir dan juga odong-odong. Suasana tampak ramai pagi itu. Memang candinya tidak semegah candi Borobudur. Meskipun candinya kecil, yang namanya bangunan bersejarah pasti tetap punya cerita tersendiri. Kalau bersedia untuk mencari tahunya, tentunya akan menambah wawasan tentang situs peninggalan budaya bersejarah ini. Karena tidak sempat membaca papan informasi yang ada disana, maka informasi lebih jauh tentang Candi Tegowangi bisa dibaca disini.

Kami tidak dipungut biaya untuk masuk ke Candi. Hanya sebelum masuk, perwakilan rombongan diminta untuk mengisi buku tamu. Disana kami bisa mengabadikan foto dengan memilih spot-spot yang bagus. Karena sudah lumayan panas, saya tidak banyak ambil gambar disana. Saya bersama beberapa teman memilih berteduh dibawah pepohohan. Area taman disekitar candi cukup untuk mengobati hawa panas disana. Di sekitar candi, tepatnya di area perkebunan ada juga tempat penghasil madu lebah. Beberapa kotak kayu yang dicat warna-warni dibariskan rapi di tempat tersebut. Jadi, kalau ingin oleh-oleh madu herbal, yang masih asli bisa di dapat di sini. 

Setelah puas berkeliling candi, kami menuju destinasi selanjutnya, yaitu ke Desa Surowono. Di desa tersebut konon ada beberapa tempat yang menarik dikunjungi, diantaranya Candi Surowono, Gua Surowono, dan kolam renang Surowono. Jaraknya lumayan jauh dari desa Plemahan. 

Karena bentuknya Candi Surowono hampir mirip dengan Candi Tegowangi, kami memutuskan untuk tidak bersinggah. Oleh ke Pak Sopir odong-odong hanya ditunjukkan dari jalan saja, karena kebetulan lokasinya berada tepat di pinggir jalan desa yang kami lewati. Menujulah kami ke Gua Surowono. Masuk ke gua hanya dikenakan ongkos 2000 rupiah. Hanya beberapa teman saja yang masuk. Saya juga tidak masuk. Kata teman yang sudah pernah masuk, tempatnya sempit dan banyak airnya. Bahkan untuk masuk ke lorongnya harus jongkok. Namun banyak juga pengunjung yang mencoba menikmati tempat ini. 

Untuk ke kolam renang kami tidak perlu naik odong-odong, tinggal berjalan beberapa meter saja sudah sampai di tempat. Saya juga tidak ikut seru-seruan disana. Selain saya tidak jago renang, juga tidak persiapan baju ganti kalau mau main air. Karena belum sarapan, disana saya menikmati semangkuk bakso bersama teman-teman. Itu saja, selebihnya melihat teman-teman yang lagi asyik berenang. Cukup lama juga mereka menikmati  renangnya. Setelah masuk waktu Dhuhur, saya mengajak salah seorang teman saya untuk sholat terlebih dahulu. Khawatirnya sampai di rumah waktu Dhuhurnya sudah habis. Sekitar jam satu, mereka sudah mulai berganti pakaian dan bergegas menuju ke tempat odong-odong. 
Finally, kami menikmati perjalanan pulang. Tentunya perjalanan kali ini sangat seru. Begitulah perjalanan kami berwisata odong-odong.


 
Naik odong-odong...Hhaa MKB

Foto Candi Tegowangi, Plemahan-Pare


Foto di Candi Tegowangi


 Foto di Taman Candi Tegowangi


Pare,  03 Oktober 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...