Kamis, 05 Februari 2015

Dibalik Film Taare Zameen Par: Every Child is Special



        Taare Zameen Par, sudah pernah lihat kah? Film-nya bagus banget loh… film ini memiliki banyak sekali pelajaran yang bisa kita ambil untuk di terapkan dalam kehidupan kita. Saya sangat suka dengan film ini. Saya sudah memutar film ini berkali-kali. Ini kali ke-6  saya memutar film ini, namun tetap saja setiap kali melihatnya selalu terbawa suasana di dalamnya. Adegan yang lucu, menjengkelkan, mengharukan, dan bahagia ada di dalam film ini.

         Film ini mengisahkan seorang anak bernama Ihsaan. Ia termasuk anak yang berbeda dengan teman-teman nya. Semua teman-teman di kelasnya sudah bisa membaca dan menulis, tetapi Ihsaan masih sangat sulit. Disaat melihat huruf-huruf itu serasa menari-nari, sehingga sulit untuk di baca dan di tulis. Ia juga sulit menerima pelajaran yang di sampaikan oleh guru-gurunya, sering bolos sekolah, sehingga tak jarang guru memberikan hukuman kepada nya. Selain itu, setiap kali dibacakan hasil ulanganya oleh sang guru, ia selalu mendapatkan nilai yang rendah. Ihsaan tidak memperdulikan itu semua, hukuman malah membuatnya senang, ia bisa merasakan kebebasan.

Beskipun begitu, Ihsaan adalah murid yang pemberani, kadang ia juga suka bertingkah lucu dan menggemaskan. Suatu ketika gurunya memaksa dirinya untuk membaca .. ia dengan PD nya membaca sesuai dengan isi pikirannya, tidak tahu mantra apa yang ia baca itu, sangat konyol memang. Seketika itu juga semua teman-teman di kelasnya tertawa. Saya pun juga tertawa, he e e. Selain itu Ihsaan juga sangat suka berimajinasi, setiap melihat sesuatu imajinasinya sangat kuat. Bahkan saat ujian, soal tidak dikerjakan dengan pikiran yang masuk akal tapi dengan berimajinasi terlebih dahulu. 3 x 9 = 3, ia bisa mendapatkan hasil 3 itu tidak asal menjawab, tapi hasil dari imajinasinnya. Ia memiliki hobi menggambar, lukisan yang telah ia buat juga penuh dengan imajinasi.  

Karena Ihsaan selalu saja mendapat nilai yang jelek di setiap mata pelajaran, para guru menilai dia sebagai anak yang bodoh, malas, bahkan pernah di katakan idiot (padahal sebenarnya sangat cerdas). Saya merasa jengkel ketika itu, he e pemainnya siapa yang jengkel siapa. Ya, saya jengkel karena para gurunya tidak ada yang tahu dan bahkan tidak mahu tentang akan kelemahan yang Ihsaan miliki. Parahnya lagi, orang tuanya  terutama ayahnya juga sering memberikan penilaian yang jelek terhadap anaknya saat ia melakukan suatu kesalahan atau tahu tentang nilai Ihsaan yang jelek. Guru dan ayahnya juga sering membanding-bandingkan Ihsaan dengan kakaknya, karena kakaknya adalah anak yang disiplin, rajin, dan selalu mendapatka nilai yang baik di setiap pelajarannya sehingga kadang Ihsaan merasa tertekan dan down.

Masalah-masalah tersebut membuat ayahnya berkeinginan untuk memindahkan Ihsaan ke sekolah asrama. Tak jauh beda dengan sekolahnya yang lama, guru-guru yang mengajar di sanapun juga keras, Ihsaan tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik. Para guru menganggap dia anak yang bodoh dan malas, sehingga hukuman pun juga sering di berikan kepadanya.

Namun suatu hari di kelas tersebut ada salah satu guru baru yang mengajar pelajaran kesenian. Beliau adalah guru Nikumbh, ia adalah sosok guru yang sangat menakjubkan, metode yang ia gunakan untuk mengajar sangat menyenangkan. Suatu ketika  ia bisa mengetahui kekurangan Ihsaan tersebut. Ia mengetahui saat Ihsaan terlihat di kelas itu begitu sedih dan pendiam. Guru Nikumbh langsung saja mencari tahu tentang informasi anak itu. Setelah ia mengetahui buku pelajaran Ihsaan, ia pun tahu kelemahannya, Ihsaan kesulitan untuk membedakan huruf-huruf, Ihsaan mengalami Diseleksia. Akhirnya guru tersebut menemui orang tua Ihsaan untuk mencaritahu informasi tentangnya dan memberitahu akan kelemahannya tersebut.

Guru Nikumbh melakukan perlakukan khusus terhadap Ihsaan, ia berusaha keras dan sabar agar Ihsaan bisa membaca dan menulis. Usahanya berhasil, Ihsaan akhirnya bisa membedakan huruf-huruf dan membaca. Untuk memberikan semangat kepada Ihsaan, ia juga menceritakan kepadannya orang-orang bernasib sama seperti Ihsaan tetapi mereka mampu menjadi orang-orang yang hebat, salah satu contohnya adalah Albert Einstein.

Akhir yang membahagiakan sekaligus mengharukan pada film ini, pada saat guru Nikumbh mengadakan lomba yang melibatkan semua pihak, mulai dari guru dan murid-murid…Ihsaan berhasil memenangkannya. Tepuk tangan yang sangat meriah ditujukan kepadanya.

Dari film ini, kita bisa mengambil pelajaran bagaimana untuk menjadi seorang guru yang baik yang bisa memahami karakteristik murid-muridnya. Guru tidak boleh merendahkan murid-muridnya yang belum bisa mengikuti pelajarannya dengan baik, belum tentu ia adalah anak yang bodoh. Setiap anak itu memiliki kelebihan sendiri-sendiri yang sering tidak di sadari oleh guru maupun orang tua. Dengan film ini kita juga belajar bahwa guru harus memberi perhatian yang lebih kepada murid-muridnya, harus memberikan kasih sayang kepada murid-muridnya, serta bisa mengajar murid-muridnya dengan metode yang sesuai. EVERY CHILD IS SPECIAL …

--THANK YOU--

 

 

         

         


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...