Rabu, 22 Juli 2020

MEMAHAMI KEHENDAK-NYA

Oleh: Eka Sutarmi

Allah sebaik-baik perencana. Maka yakinilah bahwa apapun itu, selalu ada hikmah dibalik rencana-Nya-­Anonim 
Pengalaman yang cukup pahit dan mengerikan itu sama sekali tidak terbayangkan jika harus terjadi pada diri saya. Tepatnya pada 17 Agustus lalu, janin yang ada dalam kandungan saya tidak bisa terselamatkan. Waktu itu usia kandungan saya kurang lebih 3 bulan.
Kami menikah pada awal Oktober 2019. Bulan November saya menyadari kalau telat haid. Saya cek menggunakan test pack, hasilnya pun positif. Alhamdulillah, perasaan senang hadir dalam keluarga kami setelah mengetahui saya hamil, terutama suami saya.
Kecapekan yang berlebihan dan emosi yang tidak menentu saat beradaptasi di rumah mertua membuat si janin yang masih muda ini terganggu. Dan Allah berkehendak lain. Kami harus bersabar.
Karena di rumah mertua masih ada adik ipar dan anaknya, saya dan suami memutuskan untuk mengontrak. Sebenarnya adik ipar sudah membuat rumah sendiri yang rencananya saya dan suami yang tinggal bersama mertua. Namun, karena suaminya masih bekerja rumahnya belum bisa ditinggali.
 Tujuan kami ingin mengontrak tak lain bukan untuk meninggalkan ibu mertua dan tidak memperdulikannya, tapi kami ingin menata perasaan kami sehingga kami berharap ini keputusan terbaik dan bisa mengubah kondisi menjadi lebih baik.
Memang masih beberapa bulan saya tinggal bersama mertua, jadi mungkin kami belum bisa saling memahami karakter dan ego masing-masing, konflik batinpun sering saya rasakan. Suami saya sangat paham dengan kondisi saya.
Suami saya merupakan anak laki-laki yang sangat disayang ibu mertua dan ia pun sebaliknya. Saya sangat memahami itu. Jadi setelah menikah, seakan ibu mertua saya kurang rela jika melihat suami saya mengasihi dan memperhatikan saya. Sering ibu saya diam tanpa sebab dan selalu ingin tahu semua privasi saya dan suami. Belum lagi adik ipar yang kadang menambah kekesalan saya.
Memutuskan untuk pindahan ke kontrakan di saat hamil muda sebenarnya bukan hal yang mudah untuk kami lakukan. Kami kasihan dengan janin dalam kandungan. Tapi tetap kami lakukan dengan harapan semoga ini menjadi keputusan terbaik kami. Kontrakan kami tidak juah dari rumah mertua, masih satu RT. Jadi kami masih berkesempatan mengunjungi ibu sesering mungkin.
Setelah pindah selama 4 hari, saya merasakan kram perut yang luar biasa. Capek yang tidak begitu saya rasakan dan emosi yang tidak menentu benar-benar mengganggu perkembangan janin dalam kandungan. Suami membawa saya ke puskesmas terdekat. Setelah di cek, saya tidak diminta untuk rawat inap tapi diminta pulang kembali dan bed rest total di rumah.
Ya Allah, semoga janin ini masih bisa selamat.” Harapan terbesar itu senantiasa saya ucapkan dengan air mata yang tidak bisa tertahan.
Keesokan harinya, tepatnya selepas sholat maghrib suami menghibur saya. Saya pun cukup senang  dengan caranya menghibur. Tapi ada yang tidak biasa. Saya merasakan sesuatu yang keluar dari jalan lahir saya begitu deras.
“Mas, sepertinya saya pendarahan hebat,” ucap saya pada suami. Seketika suasana berubah menjadi panik. Saya pun seketika tak berdaya dan sempat hampir tidak sadarkan diri saking banyaknya darah yang keluar.
Karena sudah tidak mungkin jika harus dibawa ke puskesmas dengan motor, sehingga suami saya harus mencari mobil dan sopirnya untuk mengantar kami. Sampai di puskesmas beberapa bidan menangani saya. Keputusan dari dokter bahwa janin saya sudah tidak bisa diselamatkan. Suami saya menguatkan saya berkali-kali, bahwa Tuhan masih punya rencana lain yang lebih baik.
 Sakit yang luar biasa masih saya rasakan selama proses abortus. Pada akhirnya seluruh jaringan berhasil keluar dengan gumpalan darah yang begitu banyak. Sangat mengerikan. Keesokan harinya keadaan saya semakin membaik dan diperbolehkan pulang.
Beberapa hari kemudian saya mengecek kandungan saya di dokter spesialis, ternyata saya tidak perlu kuret selepas keguguran karena sudah abortus komplit, sudah tidak ada lagi jaringan yang tertinggal di dalam kandungan. Syukurlah.
Rencana Allah yang sangat tidak terduga datang di saat yang tepat. Di saat kehidupan saya dan suami mulai tertata dan keluarga juga mulai nyaman dengan situasi yang kami jalani, Allah memberi hadiah untuk keluarga kami.
Enam bulan setelah saya pindah ke kontrakan, saya positif hamil. Saya dan suami masih berkesempatan menjaga karunia-Nya ini dengan sebaik-baik. Tidak hanya saya dan suami yang berbahagia, tapi juga ibu mertua dan seluruh keluarga saya. Pesan-pesan penting di sampaikan oleh mereka demi keselamatan dan kesehatan buah hati kami. Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan.

Panggul-Trenggalek, 23 Juli 2020

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Ju...