Berawal dari Mrs. Robi’ah, seorang guru
Bahasa Inggris yang telah menjadi partner mengajar saya memberi tahu kalau esok
Jum’at selepas pulang sekolah pergi bersama para guru lainnya ke floating
market atau pasar apung di Klong Hae, Songkhla. Dalam hatiku bergembira
mendengar ajakannya karena saya memang belum pernah kesana. Ia memberitahu hal
tersebut ketika kami berpapasan di jalan waktu pulang sekolah. Esoknya, saya
bertanya lagi kepada salah satu guru yang waktu itu telah disebut oleh
Mrs. Robi’ah kalau beliau ikut juga, ya, iseng untuk memastikan saja. Ternyata
beliau juga memberitahu hal yang sama.
Hari Jum’at tiba,
Seperti biasa, setiap pulang sekolah saya
tidak langsung pulang karena ingin memanfa’atkan wifi gratis sebelum ditutup,
biasanya akan wifi akan diputus sekitar pukul 16. 30. Kebetulan hari itu
paketan internet saya pas habis, jadi sekalian saya ingin posting tulisan di
blog. Namun karena waktunya hanya sebentar dan masih baru memulai membuat
cerita, belum edit, belum ini belum itu,
pada akhirnya wifi sudah keburu mati. Namun saya masih tetap melanjutkannya
karena hanya kurang sedikit lagi. Saya kurang tahu berangkat ke floating market
jam berapa, karena belum juga ada yang memberi kode, jadi saya sedikit santai. Kalau
ada yang sudah panggil-panggil baru cap
cus.
Tak lama kemudian, teriakan menggema
dari lantai bawah terdengar sampai lantai atas tempat saya duduk. Sayapun
membalasnya. Lalu beliau menemui saya. Teriakan tersebut ternyata sedikit
bernada kesal, karena sempat dipanggil di asrama tidak datang juga, eh malah masih
duduk manis disitu. Kabuurrrrrr …langsung
saja saya lari ke asrama untuk Sholat ‘Asar dan ganti baju. Tidak ada sepuluh
menit selesai dan langsung menuju ke mobil yang sudah siap menunggu di depan kantor
sekolah.
Sepertinya ini rencana Mrs. Robi’ah yang
sengaja mengajak saya beserta guru yang lain pergi ke floating market, karena
yang atur-atur beliau dan juga yang banyak memberikan info tentang tempat
tersebut beliau juga.
Sore itu kami naik mobil bak Ust.
Ahmad. Di depan ada Ustadz bersama istrinya, sementara saya bersama beberapa
guru yang lain duduk di bak belakang. Kami berangkat tepat menjelang waktu
maghrib. Sebelum menuju Klong Hae floating market, terlebih dahulu ke Songkhla
central masjid untuk menunaikan jama’ah sholat maghrib disana. Keduanya
lokasinya tidak terlalu jauh, untuk ke masjid tersebut melewati floating
market.
Karena sampai di masjid belum terdengar
adzan, terlebih dahulu kami mengabadikan foto disana, tepatnya di depan halaman Masjid. Lokasi
Masjid yang berada di tanah lapang yang luas, membuat view-nya sangat menarik, layaknya berada di atas awan he he. Ditambah lagi kami kesana tepat matahari akan terbenam, tambah
eksotis lagi.
Di halaman depan masjid, tampak langit sore disana
Suasana hari itu tampak sepi, terlihat hanya beberapa saja mobil yang
parkir di halaman. Katanya pada waktu-waktu tertentu banyak pendatang yang
seringkali singgah kesini, baik untuk bersinggah
menunaikan sholat atau hanya mengabadikan gambar. saja Tampak sekilas, memang Masjid Agung yang ada di Songkhla ini
seperti Masjid Taj Mahal. Ada empat menara yang mengelilinginya, dua menara di bagian depan dan dua lainnya di bagian belakang dan tepat di
depan masjid ada kolam yang cukup luas, serta di sekililingnya ditanami pohon. Karena ambil gambarnya dari jarak dekat, jadi tidak bisa terlihat
semuannya.
Songkhla central masjid dengan empat menara
Kolam yang luas berada tepat di depan masjid dan dikelilingi oleh Pohon Palm
Suara Adzan sudah terdengar dari dalam
Masjid. Kami langsung menuju kamar mandi untuk mengambil air wudhu, lalu
menunaikan Sholat Maghrib berjama’ah. Senang sekali bisa
berkesempatan untuk menunaikan Sholat di masjid yang megah ini.
Setelah selesai Sholat, saatnya menikmati
perjalanan malam yaitu ke Klong Hae Floating market, sebuah pasar apung yang
terletak di Klong Hae subdistrict. Floating market ini termasuk salah satu destinasi pilihan para pelancong jika pergi ke Thailand.
“Eka, What is on your mind about
floating market?” sebelum sampai di tempat, Mrs. Robi’ah meminta saya untuk
memberikan sedikit gambaran tentang pasar apung, apa yang ada dalam benakku
tentang pasar apung yang ada di Klong Hae ini.
Langsung saja, pikiran saya menuju pada
ikon RCTI oke yang pernah ada beberapa tahun silam, dimana ada banyak pedagang
yang menjual barang dagangannya di perahu, he he. “I think It’s very nice place. There
are many sellers who have trading activity using waterways transportation”.
Sebatas itu saja yang ada dalam benak saya tentang pasar apung.
Mrs. Robi’ah
memberikan sedikit cerita tentang pasar ini, bahwa Klong Hae Floating market memang sangat terkenal di
kalangan para pendatang dengan segala keunikan di dalamnya. Biasanya pengunjung yang datang adalah dari Malaysia, dan warga Thailand Selatan sendiri. Untuk turis
yang datang dari selain negara tersebut, biasannya mereka mengunjungi floating market yang ada di Bangkok.
Tidak terlalu jauh jarak dari Masjid ke
pasar apung, sekitar lima belas menit saja. Lokasinya tepat berada
dikiri jalan utama jika perjalanan di tempuh dari Masjid Agung. Menuju Klong
Hae Floating Market, di bagian pintu masuk di sambut dengan tulisan
warna-warni “Klong Hae Floating Market”
dengan hiasan taman bunga di sekelilingnya. Kami tidak turun disitu, tetapi
masih masuk lagi menuju area parkir. Disana berbaris rapi mobil para pengunjung
beserta angkutan umum yang jumlahnya cukup banyak.
Saya kira kami langsung dihadapkan oleh
para penjual barang dagangan di atas perahunya, namun sebelum menuju kesitu
kami melewati gerai para penjual beraneka macam barang dagangan, ada
souvenir, pakaian, makanan, dll yang berada di sepanjang jalan menunju floating market. Menarik sekali karena tempat para penjual tersebut dibuat
seragam, seperti gubuk atau angkringan, dari bambu dan atapnya menggunakan anyaman daun kelapa kering. Bernuansa tradisional banget.
Gerai pedagang yang berada di jalan menuju floating market
Dari tempat tersebut kami harus
menuruni beberapa anak tangga untuk menuju ke sungai tenpat para pedagang
bersampan berjualan. Ada lagi pintu masuk yang kedua, saya bersama salah
satu teman saya mengabadikan foto disana. Sangat ramai para pengunjung yang
datang dan memenuhi jalanan menuju pintu masuk ke bibir sungai.
Pintu masuk Klong Hae Floating Market
Ah, ternyata sangat jauh dari yang saya
bayangkan tentang Klong Hae floating market. Saya bayangkan kalau para penjual
itu menjalankan perahunya ketika berjualan, lalu pengunjung yang datang akan
naik perahu tersebut ketika ingin membeli. Sama sekali tidak benar, para
penjual dengan perahu yang digunakan berjejer rapi di tepi sungai, sehingga
kalau ada pengunjung yang datang tidak perlu naik ke perahunya. Kalaupun mau
naik tetap juga tidak bisa, karena yang dipakai untuk berjualan adalah perahu
kecil yang di dalamnya sudah penuh dengan barang dagangan. Perahu tidak akan
bergoyang-goyang karena berada di atas air sungai yang sangat tenang.
Penjual bersampan berjejer rapi di tepi sungai siap melayani pembeli yang datang
Di tempat tersebut saya kira juga ada
berbagai macam barang yang dijual, ternyata disini hanya para penjual makanan
yang ada. Berbagai jenis makanan yang dijual dengan harga lumayan murah. Lebih
tepatnya, sangat cocok untuk mencoba kuliner tradisional dan ragam cemilan khas
Thailand di Khlong Hae Floating market. Terdapat kurang lebih 50 penjual bersampan yang menjual berbagai macam makanan Thailand, antara lain tomyam, sup daging, ketan
mangga, telur panggang, jagung bakar, aneka masakan mi, dll. Pembeli tidak
perlu bingung untuk mengetahu harga makanan, karena dibagian ujung belakang
setiap perahu di beri papan harga
lengkap dengan menu makanan yang yang dijual.
Variasi makanan dijual disini, lengkap dengan nama makanan dan label harganya
Saya perhatikan beberapa para penjual
ketika melayani pembeli sangat unik, dimana ketika memberikan makanan yng
dibeli kepada para pengunjuang, mereka tidak perlu repot-repot berdiri, sudah
ada alatnya. Penjual memberikan barang kepada pembeli dengan menggunakan tongkat yang ujungnya diletakkan
keranjang. Pembeli juga akan memasukkan uang di dalamnya.
Khlong Hae floating market tidak buka
setiap hari melainkan seminggu hanya buka tiga hari saja, yaitu pada Hari Jum’at
sampai Hari Minggu mulai jam tiga sore hingga pukul Sembilan malam.
Kami menghampiri dari penjual ke
penjual yang lainnya untuk melihat makanan apa saja yang mereka jual. Berjalan
dari ujung kanan hingga ujung kiri, lalu kembali lagi untuk membeli makanan
yang menarik hati.
Menyusuri jalan floating market untuk pilih-pilih makanan yang disuka
Ketika aku sedang pilih-pilih makanan di beberapa pembeli,
tiba-tiba Mrs. Robi’ah mengikuti saya dan beliau akan memberikan free untuk
makanan yang saya pilih. Saya sudah berusaha untuk menolak karena tidak enak
saja dengan beliau, tapi tetap saja memaksa, jadi ya Alhamdulillah dapat rezeki.
Kami memilih menu makanan yang
berbeda-beda. Saya pilih es krim kelapa dengan wadah yang unik yaitu tembikar
mini dengan berbagai bentuk, ada yang berbentuk kura-kura, labu, lumping, dll.
Saya pilih yang berbentuk labu. Selanjutnya saya juga memilih
camilan yang bahannya kacang hijau yang dibuat dengan variasi bentuk dan warna. Uniknya lagi, ada juga tempat minuman yang
dijual disana menggunakan buluh atau bambu muda. Memang, semua tempat untuk menaruh makanan yang dipakai oleh para penjual hanya sekali pakai saja. Selain tembikar dan buluh, juga ada daun pisang, mangkuk sterofom, tempurung kelapa, dll.
Setelah selesai memilih makanan, kami
menuju gazebo yang disediakan di sepanjang floating market yang memang tempat
tersebut untuk beristirahat sambil menikmati makanan yang dibeli. Disana sudah ada tempat duduk yang dilengkapi
dengan meja. Hampir setiap tempat duduk ada yang menempati karena ramainya pengunjung
yang datang di malam ini.
Kami tidak terlalu lama disana, karena waktunya juga sudah malam. Setelah menikmati makan malam, kami langsung bergegas pulang.Ada juga yang masih membeli makanan terlebih dahulu untuk dimakan di rumah.
Dari floating market menuju rumah, kurang lebih 25 menit. Karena perjalanannya di malam hari, jadi jalannya lumayan longgar, tidak ada macet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar