Dimulai
dari tanggal 29 Maret hingga 05 April akan digelar sebuah agenda yang sangat
menarik yaitu English Camp. Menariknya, karena agenda ini di pandu langsung
oleh sang guru native dari New Zaeland, yaitu Mr. Peter Evans.
Sepertinya
sudah lama sekolah yang saya tempati ini bekerja sama beliau, seperti diundang untuk mengisi workshop dan seminar,
terkait dengan English Teaching. Pertama kali bertemu beliau pada beberapa bulan yang lalu. Waktu itu Mr. Peter
mengisi seminar di sekolah. Saya tidak ikut dalam acara tersebut karena harus
mengajar. Saya tidak sengaja bertemu beliau d sekolah yang lagi jalan dengan Baboo, sehingga kami saling menyapa dan berkenalan.
Beberapa
hari yang lalu beliau wira-wiri di sekolah lagi. Ketika melewati depan aula sekolah, waya sedang duduk disana. Saya senyum sapa dengan beliau. Mr. Peter menghampiri saya. Dalam pertemuan tersebut, saya
menyinggung soal English Camp, karena sebelumnya saya tahu bahwa acara ini ada
hubungannya dengan beliau. Saya cuman dapat informasi sekilas saja dari guru di
sekolah tentang English Camp, yang intinya saya diminta untuk bergabung. Saya
tidak tahu persis acaranya seperti apa. Dalam kesempatan ini, Mr. Peter
memberitahu saya tentang lokasi dan juga sedikit gambaran terkait pelaksanaanya seperti apa.
Mr. Peter
orangnya sangat asyik jika diajak ngobrol.
Tiba-tiba, Mr. Peter juga berbicara tentang
sebuah cerita tentang “The Very Happy Caterpillar” yang saya tidak tahu
tentang apa ceritanya. Kebetulan saya lagi buka internet, saya diminta untuk searching cerita tersebut yang versi youtube. Saya diminta untuk
mempelajari cerita itu dan kalau berhasil akan ditampilkan di acara English camp. Setelah itu beliu say good bye dan see U tomorrow. Saya belajar cerita tersebut dan
mendalami alur ceritanya.
Hari
Selasa,
Hari Selasa adalah hari pertama pelaksaan English Camp. Untuk
hari pertama dan kedua dilaksanakan di sekolah Suksasat,
Rattaphum, Songkhla dan untuk hari ketiga hingga penutupan dilaksanakan di
Thayaiwittaya School. Jarak dari Hat yai ke Rattaphum cukup jauh, sekitar 40
km. Dari Thayaiwittaya School ada sekitar tiga puluh siswa yang yang diikutkan dalam kegiatan ini. Kami kesana dengan dua mobil, mobil
sekolah dan menyewa angkutan. Kurang lebih delapan guru yang ikut.
Sampai
di sana, terlebih dahulu kami menuju aula sekolah Suksasat. Disana sudah duduk
murid Suksasat sendiri yang diikutkan dalam acara ini, ada sekitar 30 siswa
juga. Mr. Peter sudah terlihat memberikan pemanasan kepada siswa yang telah
hadir terlebih dahulu disana.
Large group activities
Kami yang baru datang diminta segera untuk
menyesuaikan dengan yang lainnya, mengambil posisi duduk yang nyaman. Satu per
satu kami, baik siswa maupun guru diminta untuk memperkenalkan diri satu per
satu. Setelah itu di panggil dua perwakilan guru dari sekolah Thayai dan
Suksasat untuk menyampaiakan sambutannya.
Sambutan dari perwakilan guru Suksasat School
Sambutan dari perwakilan guru Thayaiwittaya School
Acara
di lanjutkan dengan pembagian grup. Semua siswa diminta untuk berbaris di depan
lalu berhitung satu sampai tiga, karena hanya akan nada tiga grup saja. Sementara
guru yang bertugas juga berbaris sesuai dengan kelasnya, mulai dari kelas drama
(drama class), kelas bernyanyi (song class), kelas membaca (reading class), dan kelas seni (art class). Grup satu bergabung kelas
seni, grup dua bergabung di kelas drama, dan grup tiga bergabung di kelas
membaca. Untuk kelas bernyanyi, di jam pertama (09. 00 – 10. 30) ini free. Mendapat giliran mengajar masih di
jam selanjutnya.
Dalam sehari ada empat jam pelajaran yang setiap jamnya 90
menit, dua jam pelajaran di pagi hari dan dua jam pelajaran di jam siang
setelah istirahat. Dengan begitu, per harinya setiap kelas akan mendapat gilaran
mengajar semua grup, baik grup satu, dua, atau tiga dan masing-masing kelas
mendapat diskon satu jam pelajaran. Kebetulan untuk kelas bernyanyi, diskonnya di pagi hari.
Ya,
dalam kesempatan ini saya mendapat bagian untuk mengajar di kelas bernyanyi
bersama salah guru di Thayaiwittaya School, yaitu Mrs. Nurhayatee. Ia juga guru
Bahasa Inggris di sekolah yang mengajar di tingkat dasar.
Meskipun
kami sebelumnya belum terlalu akrab dengan Mrs. Nur dikarenakan tidak jadi satu kantor waktu di
sekolah, namun dalam kesempatan ini kami bisa bekerja sama dengan baik. Saya
sangat cocok mendapat partner mengajar di kelas bernyanyi dengan beliau.
Sebelum
mulai mengajar, kami berdiskusi terlebih dahulu tentang lagu apa yang ingin
diajarkan. Mrs. Nur sudah mempersiapkan beberapa lagu dari rumah. Kami bersepakat
untuk mengajar mereka setiap harinya dua lagu dan diulang-ulang hingga mereka
bisa, serta disertai gerakannya sekalian.
Kami
mulai mengajar di jam kedua (10. 30 – 12. 00) dan kebetulan yang mendapat
jadwal untuk belajar di kelas bernyanyi di jam ini adalah grup tiga.
Masing-masing grup rerata beranggotakan 15 anak.
Pagi itu Mr. Peter datang kelas kami. Beliau bertanya kepada kami bagaimana teknis
mengajarnya. Ternyata Mr. Peter tidak setuju jika satu hari mengajak mereka
untuk langsung bisa dua lagu sekaligus, karena kalau ini dilakukan kemungkinan
besar siswa akan mudah mengingat pada lagu yang mereka pelajari di akhir saya,
yang awal-awal bisa lupa. Cara yang kami usulkan katanya juga akan memakan
waktu lama, dalam waktu yang singkat hasilnya tidak bisa maksimal.
Akhirnya
kami mengikuti saran dari beliau. Mr. Peter menuliskan sebelas judul lagu di
papan tulis. Dalam sehari siswa harus belajar semua lagu tersebut. Meskipun di
hari pertama siswa masih belum lancar, tapi kalau sudah di ulangi berkali-kali,
hasilnya akan jauh lebih bagus. Dari beberapa lagu yang beliau berikan sudah
siap tinggal putar, namun untuk beberapa lagu lainya belum punya, jadi harus
download terlebih dahulu.
Sebelas
lagu tersebut diantaranya; welcome to
you, the hungry caterpillar, fly fly butterfly, little rabbit foo foo, rainbow,
Sunday, one little finger, ten monkeys, ABC song, where is father frog,
hanky panky. Ada juga diantara lagu itu, yang kami masih asing. Jadi, kami
harus sambil belajar juga, he he.
Mr.
Peter membuka kelas kami, memberikan pemanasan kepada mereka dengan menyanyi
sambil bermain lewat lagu hanky panky.
Permainanya menyenangkan dan siswa sangat gembira melakukannya. Ini salah satu
yang masih baru buat kami. Sebenarnya lirik lagunya singkat, tetapi karena yang
bicara native, jadi tidak begitu jelas dengan apa yang beliau katakan.
Setelah
selesai giliran kami yang mengisi. Sebelum mulai bernyanyi, siswa diminta untuk
berkenalan satu per satu di hadapan teman-temannya. Pertama-tama siswa
mendengarkan dulu lagunya (sebagian lagu ada video dan lirik lagu), diputar
hingga dua sampai tiga kali, setelah itu dinyanyikan bersama-sama. Sesekali
kami juga memberikan contoh kepada mereka bagaimana menyanyikan lagu tersebut.
Malah beberapa lagu, ada siswa yang lebih bisa dari kami, jadi kami memberikan
kesempatan kepada mereka untuk maju ke depan dan bernyanyi. Semua lagu tersebut
bernada ceria, liriknya juga singkat, jadi lumayan mudah untuk ditirukan dan
dihafal. Ada satu kelompok yang di hari pertama ini sudah lumayan bisa
menirukan lagu-lagu yang kami putar.
Sebagai
penutupnya, kami melakukan seperti apa yang dilakukan oleh Mr. Peter waktu
pemanasan. Menggunakan lagu Hanky Punky sambil
bermain (circle game). Setelah
dicari-cari di internet, akhirnya ketemu juga lagu ini. Untuk sementara kami saja yang
bernyanyi, siswa hanya melakukan permainanya saja, karena memang cukup sulit
pelafalannya. Kami saja masih sambil melihat.
Circle game "Hanky Panky"
Sebelum
pulang, saya bersama Mrs. Nurhayatee menemui Mr. Peter untuk menanyakan lirik
lagu little rabbit foo foo agar
malamnya bisa kami pelajari dan esok sudah bisa diajarkan kepada siswa.
Sebenarnya sudah dapat videonya, tapi pendengaran kami tidak peka untuk
mencerna kata-katanya. Dengan senang hati Mr. Peter menuliskan lirik lagu
tersebut untuk kami serta menyanyikannya. Terakhir kami juga menceritakan
pengalaman mengajar hari ini kepada beliau untuk di evaluasi.
Cerita
pengalaman mengajar di English Camp Day
#1, 30.03.2016