5, 4, 3, 2, 1 thetttt …
waktu habis. Bukan permainan tebak-tebak atau sejenisnya, namun aku ini sedang
mengitung mundur waktuku yang tersisa disini. Ahh ternyata waktuku sudah hampir
habis. Biarkan kali ini aku mengatakan hal itu, bahwa waktu hampir habis,
meskipun sesungguhnya waktu itu selalu ada dan tidak ada habisnya. So sorry …
Besuk itu, eh hari ini …
kan sudah lebih dari jam dua belas malam. Ya, saking menikmati waktuku yang
hampir habis ini, jadinya tidak lagi mengantuk meskipun sudah larut malam. Ada
saja yang ingin ku lakukan, baru saja saya selesai setrika dan juga mengepel.
Tetiba pengen saja untuk melakukan hal itu.
Atas kehendaknya, saya hari
ini akan meninggalkan bumi Thailand, yang merupakan bumi tempatku bernaung
selama lima bulan yang penuh kenangan. Secara fisik memang iya, saya bahkan
teman-teman juga akan meninggalkan wilayah penempatan masing-masing.
Huft, padahal aku telah
bisa menembus zona nyaman disini . Tetapi, karena tugas sudah selesai jadi ya
harus kembali untuk menjalankan misi berikutnya. Dalam artian, aku akan
berpisah dengan zona nyaman ini dan mungkin akan berhadapan dengan zona yang
tidak nyaman pada posisi berikutnya, ada petualangan baru dan tantangan baru
disana.
Bagaimana dengan waktu yang
sebentar lagi habis ini? Apa yang harus saya lakukan?
Yang bisa dilakukan
hanyalah berharap. Dengan segenap keyakinan yang ada, kalau tidak ada mari
memaksakan diri untuk yakin, he he, bahwa apa yang telah selama ini saya
lakukan, saya berharap sekali bahwa suatu saat nanti akan ada perubahan kecil.
Sehendaknya satu perubahan, kecil tidak masalah, namun perubahan tersebut akan
hadir. Tentunya hal tersebut merupakan harapan kebanyakan orang, yang setelah
melakukan kegiatan tertentu akan ada perubahan positif. Memang saya belum
menjanjikan apa-apa bahkan mungkin masih sedikit sekali apa yang telah saya
perbuat, namun harapan akan hal itu masih saja melintas dalam benak. Entahlah …
Aku dan waktuku yang hampir
habis … ketahuilah, bahwa raga tidak lagi ada di tempat yang penuh kenangan
ini, karena tempatku berada di belahan bumi lainnya, namun hal-hal yang pernah
saya lihat, saya rasakan, saya lakukan telah ada di dalam catatan pribadiku
yang tak kan pernah melebur begitu saja karena dihempas oleh waktu, kenangan
itu tetap ada untuk selamanya.
Sebelum waktu habis,
perkenankan saya untuk mengucap terima kasih karena kesempatan ini ttelah
memberikan banyak pelajaran, mata pelajaran ketulusan yan sering saya pelajari
yang tumbuh dari keluarga baruku, baik itu keluarga di sekolah atau keluarga
yang lain. Tentunya masih banyak pelajaran yang bisa saya petik.
Sekali lagi terima kasih …
Untuk menggambarkan waktu
yang hampir habis ini, sepertinya lagu “kapan-kapan” yang dinyanyikan oleh Koes Plus ini sangat cocok,
Kapan-kapan kita berjmpa
lagi
Kapan-kapan kita bersama lagi
Mungkin lusa atau di lain hari
Kapan-kapan kita pergi bersama
Kapan-kapanKita bersendagurau
Mungkin lusa atau dilain hari
Kapan-kapan kita bersama lagi
Mungkin lusa atau di lain hari
Kapan-kapan kita pergi bersama
Kapan-kapanKita bersendagurau
Mungkin lusa atau dilain hari
Semoga di lain hari atau kapan
waktunya itu, kita bisa bertemu kembali.
Thailand, 05.04.2016
Disaat waktu yang hampir habis
Disaat waktu yang hampir habis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar