Suasana
sungguh berbeda seketika ketika Bus berjalan di atas tanah Kuala Lumpur, dari
dalam jendela Bus kulihat penampakan pusat kota Kuala Lumpur (KLCC) yang begitu luar biasa. Antara keunikan, keindahan, kebersihan plus
kemegahan kota kiranya menjadi perpaduan yang pas untuk menggambarkan
betapa awesome-nya kota KL. Disana
banyak berjejeran
gedung-gedung raksasa yang menghiasi sisi jalanan kota
KL. Selain itu panorama jalanan disana juga menakjubkan, selain bersih,
rindangnya pepohonan juga menambah keindahan kota.
Pagi
uput-uput kami sudah berangkat
melakukan perjalanan dari tempat yang sebelumnya kami singgahi untuk istirahat,
mandi, Sholat Subuh, dan Sarapan. Kami akan mendatangi beberapa tempat tujuan
yang berada di Kuala Lumpur sebelum menuju ke Bandara untuk perjalanan pulang.
Tempat
pertama yang kami kunjungi adalah Istana Negara (Daulat Tuanku), tempat
terdekat dengan perjalanan kami. Sampai disana masih cukup pagi, bahkan masih
sedikit pengunjung yang datang. Hanya setengah jam saja waktu yang diberikan
untuk menikmati suasana di tempat tersebut.
Tembok pagar yang megah dan kokoh di gedung Istana Negara
"Daulat Tuanku", penampakan bangunan yang saya abadikan dari balik pagar besi
Bukit yang bersebelahan dengan Istana Negara
Disana
kami tidak diperbolehkan masuk, jadi hanya bisa menikmati suasana dari luar
saja, lagian pagar masuknya tidak dibuka. Meskipun dari luar saja, namun Ada
titik-titik tertentu yang bagus untuk spot mengambil gambar. Diantaranya ada
gerbang yang sangat mewah dan kokoh, terdapat bukit dan tetumbuhan hijau yang ada
disekililingnya. Meskipun tidak bisa melihat suasana dalam Istana Negara,
sehendaknya bisa mengabadikan momen di tempat tersebut. Belum tentu kan, ada
kesempatan lain yang datang.
Tepat di depan tembok pagar Istana Negara
Semakin
siang, pengunjung semakin banyak, yang semula lengang
dengan pengunjung. Setelah pengunjung semakin banyak, kami harus mengantre dulu untuk ambil gambar di titik-titik tertentu, seperti halnya,
dengan prajurit penjaga, prajurit berkuda, di tanah lapang yang luas, mengambil
gambar dengan background tembok bertuliskan Istana Negara, dll.
Bersama Prajurit Penjaga pintu Istana Negara
Foto bersama prajurit berkuda oleh salah seorang pengunjung
Berfoto di depan dinding "Istana Negara"
Foto bersama dosen pendamping, Abah. Abad di depan pintu masuk Istana Negara yang terkunci
Abah. Abad dengan gaya kekiniannya, ahay ...
Setelah
ada yang memberikan aba-aba untuk segera naik ke Bus, kamipun segera menuju ke
Bus. Ternyata sudah ada banyak Bus lain yang parkir juga, waktu kami masuk
belum sebanyak ini Bus yang parkir.
Bus terlihat memadati area parkir Istana Negara
Dari
Istana Negara, lanjut lagi ke sebuah tempat yang dimana view-nya sangat indah, yaitu merdeka square atau dataran merdeka. Mungkin
bagi warga Kuala Lumpur sendiri sudah biasa dengan tempat ini, tapi bagi
pendatang yang baru sekali ke KL, menikmatinya terasa spesial. Tidak ada hal
lain yang kami lakukan disana, kecuali mengabadikan diri dengan panorama cantik
dan menarik di tempat itu.
Begini
sedikit gambarannya. Tempat tersebut letaknya pas berada di jalur utama perjalanan kami. Tidak
ada tempat parkir khusus seperti halnya di istana Negara, Bus parkir di tepi
jalan. Lihat ke kiri, disitu ada tanah lapang luas dengan bangunan menjulang
tinggi di sekitarnya. Sedikit cerita dari tour
guide bahwa tempat tersebut menjadi tempat bersejarah bagi warga Malaysia,
karena di tempat itulah bendera Malaysia dikibarkan untuk yang pertama kalinya.
Penampakan Merdeka Square dengan bendera Malaysia yang berkibar
Di
sebelah kiri jalan, ada bangunan yang cukup besar dan luas yang bentuknya
menarik, yaitu berupa bangunan kuno. Katanya tour
guide bangunan itu bernama Sultan
Abdul Samad Building yang bentuknya diadopsi dari bangunan di Mughal
(India) dan Timur Tengah.
Itulah gedung Sultan Abdul Samad yang berada tepat berseberangan dengan Dataran Merdka
Didindingnya masih dari batu-bata murni (tidak
dilapisi semen dan cat). Saya kurang
tahu persis apa yang ada di situ, karena kami tidak masuk, hanya melihat
keunikan panorama sekitar. Kami banyak yang berfoto dengan menampakkan bangunan
tersebut, dan juga masih banyak lagi spot-spot
menarik lainnya yang ada disekitar tempat itu yang bisa dijadikan objek
foto.
Diantara bangunan megah di sekitar Dataran merdeka
Sultan Abdul Samad Building sedikit terlihat dari tanah lapang Merdeka Square
Teman saya berfoto dibawah tiang bendera yang menjulang tinggri di Dataran Merdeka
Salah satu spot foto cantik yang ada di sekitar Merdeka Square
Berada tepat di depan Sultan Abdul Samad Building
Foto dengan background miniatur Kuala Lumpur yang berada di depan mall di Dataran Merdeka
Gambar miniatur Merdeka Square
Tempat
yang kami tuju selanjutnya adalah Petronas Twin Towers (Menara Kembar
Petronas). Salah satu enjadi yang ikon negara Malaysia ini cukup popular.
Namanya saja menara kembar, jadi disana ada dua menara yang berjejer dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Bangunan
yang terletak di pusat kota Kuala Lumpur ini memiliki 88 lantai dengan
ketinggian hampir mencapai 452 meter. Tepatnya di lantai ke 41-42, ada jembatan
udara yang menghubungkan antara kedua menara tersebut.
Menara Kembar Petronas dari balik taman
Sampai disana lumayan siang, matahari sudah terasa membakar. Namun karena keingintahuan kami akan keindahan tempat tersebut, panas bukanlah persoalan.
Untuk
jalan masuk menuju ke spot yang menjadi tempat paling pas mengabadikan menara
kembar, kami disuguhkan dengan pemandangan yang sangat indah, yaitu taman hijau
yang tertata rapi dengan tumbuhan rindang di dalamnya.
Yang semula hanya
terlihat puncak menaranya saja dari kejauhan, namun setelah berjalan mendekat seluruh bagian
menara bisa dilihat.
Agar
bisa mengambil gambar dengan Menara Petronas, kami disarankan untuk berfoto dari taman yang letaknya ada di belakang menara. Selain taman yang
berisi tanaman, disana juga menawarkan air mancur menari. Namun sayang, karena
kami kesana di siang hari jadi tidak bisa melihat cahaya lampu yang mengiri
air mancur yang sedang menari. Ketika ambil gambar di tempat
tersebut, dijamin kita bisa mengabadikan diri berlatar bangunan keseluruhan
Menara Petronas. Sungguh menarik, bukan?
Katanya,
jika datang malam hari suasana disini lebih berkesan karena pencahayaan yang
ada di bangunan Menara Petronas dan tempat-tempat di sekitarnya, termasuk
cahaya dari air mancur menari. Datang ke Petronas di siang hari juga akan
berkesan, karena kalau berfoto akan tampak jelas dibandingkan malam hari. Hmm, ambil hikmahnya saja.
Subhanallah
ya kalau seandainya bisa naik ke puncak Petronas, lalu bisa melihat beautiful sight Kota Kala Lumpur dari
sana. Tapi, kali ini kami tidak berkesempatan untuk melakukannya, mungkin bisa
di lain waktu menuju puncak menara, he he.
Karena
waktu yang diberikan kepada kami untuk menikmati awesome Petronas Towers, setelah waktu yang dijadwalkan habis, kami
segera menyudahi petualangan kami disana.
Kembali
ke Bus lagi untuk menuju tempat yang selanjutnya. Melakukan perjalanan beberapa
menit kemudian, tibalah kami di Gallery Coklat. Di tempat tersebut kami
dipersilahkan untuk belanja coklat bagi yang mau. Ya, konon Malaysia memiliki
tingkat produksi coklat yang baik, jadi kiranya belum lengkap kalau ke Malaysia
tidak membeli oleh-oleh coklat dulu.
Sebelum
masuk ke ruangan, ada seorang petugas disana yang mengkondisikan kami sebelum
masuk agar ngumpul semua terlebih dahulu. Dengan dipandu petugas tersebut, kami
bersama-sama masuk ke ruangan. Sang pertugas mengenalkan sedikit tentang
coklat, seperti ada coklat naga yang tidak meleleh hingga bertahun-tahun,
sedikit penjelasan bagaimana buah Kakao menjadi Coklat lezat, aneka macam
coklat yang dijual disana, dll. Sayangnya kami tidak boleh mengambil gambar
disana.
Sebelum
kami mengelilingi aneka coklat yang disediakan disana, terlebih dahulu diminta
untuk berbaris, mengantri untuk mencicipi beberapa macam irisan coklat yang disediakan. Jika
ada yang cocok, kita bisa membelinya. Aneka rasa oklat yang ditawarkan disana
memang cukup unik, asa rasa tiramisu, durian, kelapa, dll.
Tidak
banyak coklat yang saya beli disana, karena harganya yang cukup mahal. Saya
hanya membeli beberapa bungkus saja.
Pembayarannya
kita bisa menggunakan uang rupiah atau baht jika uang ringgit yang kita punya
tidak mencukupi, namun jika ada kembaliannya tetap menggunakan uang ringgit.
Karena ringgit yang saya bawa hanya
sedikit, sayapun juga melakukan hal itu, saya bayar sebagian dengan uang baht.
Karena
waktu sudah menginjak siang hari dan waktu yang ditargetkan menuju ke Bandara
sekitar pukul empat, maka segera kami menuju ke Bus lagi untuk melanjutkan
perjalanan. Setelah dari Chocolate
Gallery, kami menuju ke Masjid Putrajaya, Kuala Lumpur. Ya, ini adalah
tempat terakhir yang kami kunjungi. Sengaja masjid Putrajaya dikunjungi paling
akhir agar disana kami bisa sekalian menunaikan Sholat Dhuhur dan sekali jama’
takdim ‘Asar.
Nah,
ini dia masjidnya. Letaknya di pinggir danau dan di sekitar Masjid juga ada
banyak gedung pemerintahan, seperti kantor perdana menteri Malaysia, istana kehakiman, dll. Beberapa bentuk bangunan gedung pemerintahan itu juga sekilas seperti Masjid, karena ada kubahnya. Malah semula ada beberapa dari kami yang mengira bahwa masjidnya yang berkubah hijau, ternyata yang berwarna pinj cantik itu.
Dari tempat penurunan Bus menuju Masjid Putrajaya
lumayan jauh. Selain tempat ibadah, disana juga ada penjual yang menjajakan
makanan, souvenir, jajanan, dll.
Putra Mosque yang bersebelahan dengan gedung pemerintahan, hayoo Masjidnya yang mana
Putra Mosque
Sambil menati Adzan, kami mengabadikan beberapa gambar di sekitar Masjid Putra.
Mengambil gambar dari halaman bawah (tepi danau) Masjid Putra, Kuala Lumpur
Ketika
sudah mendengar Adzan, sesegera diminta untuk menunaikan Sholat lalu segera
menuju ke Bus. Bersyukur sekali bisa berkesempatan untuk beribadah di masjid
yang sangat megah ini.
Kami
memang diwanti-wanti untuk bisa memanfa’atkan waktu dengan baik. Dalam artian,
kami tidak boleh melebihi waktu yang telah dijadwalkan, karena akan berakibat
fatal jika sudah telat di bandara, bisa-bisa kita ketinggalan pesawat.
Masalah
kecil memang sempat terjadi, karena ada dua orang teman kami tidak juga menuju
ke Bus padahal waktu sudah habis. Hampir satu jam lamanya menunggu kedatangan
mereka, sampai beberapa orang di Bus terbawa emosi. Bahkan ada yang akan tega
meninggalkan mereka agar mereka naik taksi sendiri ke KLIA2. Meskipun begitu,
tetap saja tidak tega dan menunggu mereka. Selang beberapa menit kemudian
akhirnya mereka datang. Si koordinator langsung memberikan peringatan kepada kami semua bahwa jangan sekali-kali melakukan hal yang sama lagi.
Sebagai
akibatnya, jatah waktu makan siang kami yang di kurangi. Yang semula ada
sekitar satu jam setengah untuk makan siang, jadi dipersingkat menjadi 45
menit.
Ketika
sampai di rumah makan, kami langsung mengantri. Setelah mendapat giliran, secepat
mungkin untuk memilih lauk, segera mengambil posisi duduk dan makan. Lap lep lap lep … habislah sepiring
nasi.
Dari
tempat makan menuju ke KLIA2 sekitar satu setengah jam. Sepertinya masih cukup
awal sampai di bandara, jadi tidak terlalu mepet dengan waktu yang telah
dijadwalkan.
Sampai
disana, kami segera menurunkan barang-barang kami. Cukup ribet karena harus
angkat-angkat barang berat. Troly diambil untuk mengangkut barang-barang. Satu
troly cukup untuk barang-barang dua orang. Saya gandengan dengan teman saya,
Mbk. Nindy.
Untuk
menuju ke tempat chek-in, kami harus
membawa barang-barang kami naik ke lantai paling atas dengan naik ekskalator
datar. Menuju ekskalator, teman saya yang mendorong troliinya, karena saya
takut jika terguling, kan malu he he.
Seprtinya ia lebih lihai. Syukurlah, sampai lantai atas selamat.
Sebelum
ke tempat check-in, kami terlebih
dahulu menimbang barang-barang kami untuk memastikan barang bawaan tidak overload. Terkait dengan berat barang,
tidak ada masalah. Ternyata setelah dikolektif, masih ada sisa beberapa kilo.
Semua
prosesi yang harus kami lakukan sebelum menuju kabin pesawat berjalan lancar.
Hanya saja ketika saat scan begasi
pesawat, terdeteksi gunting kecil ada di dalam tas saya. Petugas meminta saya
untuk mengeluarkannya, sayapun meninggalkan barang tersebut.
Waktu
landas pesawat adalah jam 19. 00 waktu Malaysia (satu jam lebh cepat dari waktu
di Surabaya). Sempat ada info bahwa keberangkatan pesawat tertunda karena
jadwal penerbangan pesawat di malam itu terlalu padat. Akhirnya kami berangkat
satu jam berikutnya dari waktu yang telah di tentukan.
Persiapan berangkat menuju tanah air dari Kuala Lumpur (KLIA 2)
Begitulah sedikit ceritaku dan kesan pertamaku ketika melihat awesome-nya pusat kota Kuala Lumpur.
See
you again Malaysia ^_^
seruuu
BalasHapusIya Bund
BalasHapus