Cerita dalam buku ini diawali dengan gejolak batin
yang dialami oleh tokoh aku. Cerita yang berjudul “layang kanggo kancaku lawas” bercerita bahwa suaminya yang kadhung kepincut dengan orang lain,
membuat gejolak batin yang membuatnya terpaksa harus berpisah. Skenario cerita
yang dibuat benar-benar hidup, apalagi penuturannya menggunakan Bahasa Jawa
keseharian.
Setelah layang
kanggo kanacaku lawas, cerita selanjutnya disusul dengan April Mop. Bagaimana perasa Dini (Nama
tokoh utama) yang telah tumbuh benih
cinta dengan Dimas, akhirnya kandas begitu saja karena tiba-tiba mendapat undangan
pernikahan yang menyatakan bahwa Dimas akan menikah dengan orang lain. Sempat
kecewa juga saya mengetahuinya, kenapa juga waktu itu Dini menolak untuk
dilamarnya karena alasan tertentu. Begini kan jadinya … *ahh kaya menyaksikan FTV saja. Padahal sudah tahu judulnya April
Mop, kenapa saya tidak peka juga (ikutan tidak tahu) kalau itu hanyalah
sandiwara belaka, terlanjur saya ikut-ikutan sedih, ha ha ha. Di akhir cerita, ternyata itu akal-akalan adiknya.
Cerita ketiga berjudul ayahe sadewo. Kali ini aku menjelma sebagai guru Sadewo. Ia terkenal sebagai murid yang malas di sekolah, sering tidak
membawa buku. Dengan kesabaran penuh, Bu Guru sudah memperingatkan berkali-kali
atas kejadian ini kepada Sadewo, namun tetap saja tidak ada perubahan. Suatu
hari, Bu. Guru ingin mencaritahu kepada Bapak Sadewo (Ibu meninggal) kenapa
keseharian Sadewo di sekolah seperti itu. Bu. Guru pergi ke rumah Sadewo, lalu
bercerita panjang lebar kepada ayahnya, Pak. Bimo terkait pelanggaran yang
tengah dilakukan. Waktu masih kuliah, diketahui dari dari teman kuliah yang
merupakan bibinya Sadewo yang kebetulan pada saat Bu. Guru datang ke rumah
Sadewo, ia ada disana. Bibinya Sadewo (Wahyuni) mengingatkan bahwa Ayah Sadewo,
Pak. Bimo waktu itu pernah jatuh cinta dengan Bu. Guru (Arini). Bermula dari
kejadian itu, ayah Sadewo kepencut dengan
Bu. Guru yang dikisahkan dengan sungguh menarik oleh penulis. Sadewo juga senang jika punya Ibu seperti Bu. Guru Arini
Cerita ke-empat berjudul banjir ing tengahe banjir.
Dalam cerita ini benih cinta tumbuh
saat banjir terjadi di rumahnya. Waktu banjir tokoh utama (Aku/Firdha) ikut
ibunya yang sebagai bidan ke balai desa guna membantu pengobatan warga yang terkena
penyakit akbibat banjir. Salah satu petugas laki-laki membuat Firdha Kepencut karena parasnya yang mirip
dengan sosok Afghan.
Cerita selanjutnya berjudul buta kelangan galake. Diceritakan bahwa aku (Mbk. Paping) memiliki
ayah yang sifatnya yang super galak,
sampai di simbolkan dengan buta,
karena saking galaknya. Tapi ia sangat mengajarkan kedisplinan pada anak,
yang akhirnya Paping tumbuh menjadi anak yang baik dan sangat disiplin. Ketika
kuliah, ia tinggal di rumah kos Bu.
Sumitro yang punya seorang anak laki-laki ganteng, gaul, dan supel. Anak-anak
kos sangat mengidolakannya, terlebih Paping. Namun diantara anak-anak kos yang
lainya, Paping-lah yang membuat anak Bu. Sumitro (Mas. Biyan) kepincut. Ketika mengetahui anak
perempuannya menyukai anak Bu. Sumitro,
Pak. Bimo tak bisa melarangnya. Ternyata dulu Ayah. Paping pernah mencintai
Ibu. Biyan, namun sayangnya ada laki-laki lain yang terlebih dahulu menikahinya
yang ternyata itu adalah temannya sendiri. Mengingat hal itu, ayah Paping tidak
ingin anaknya memiliki nasib yang sama. Ketika anak perempuannya sudah
menemukan laki-laki yang cocok, tidak perlu berpikir panjang untuk merestuinya
ke tahap pelaminan.
Berikutnya adalah Januari telung babak. Tiga babak
dalam cerita merupakan kisah perjalanan cinta antara Denok (aku) dan Kak.
Anggito, ketua OSIS yang memiliki paras ganteng dan berkulit putih. Babak
pertama, setelah menjadi teman spesial waktu SMA, kini Kak. Anggitoku harus pergi
untuk mengejar cita-cita-nya (kuliah di luar kota agar bisa dekat dengan
keluarganya). Kalau memang suatu saat mereka ditakdirkan untuk berjodoh, pasti
waktu akan mempertemukannya, jika tidak si-cowok ikhlas jika Dhenok harus
menjadi milik orang lain. Sebelum pergi, Kak. Anggito juga berpesan bahwa
Dhenok tidak perlu mengharapkan lebih akan kehadirannya menjadi imamya. “Aja ngarep-arep aku kanggo mbarengi
uripmu mbesuke, iya yen aku teka maneh, yen ora?” Isak tangis mereka berdua tak
bisa tertahankan. Babak kedua, Dhenok tidak bisa melepaskan kepergian Kak.
Anggito begitu saja. Ia masih memperjuangkan hubungannya dengan Kak. Anggito lewat
surat yang ditulisnya. Meski tidak ada balasan, tetap saja ia mengirimkan surat
untuk Mas. Anggito. Babak ketiga, saat lulus kuliah, Dhenok mencari alamat Mas.
Anggito yang bertempat di Semarang. Meskipun ia bisa menemukan alamat rumahnya,
namun berakhir sangat menyedihkan. Informasi dari tetangga Mas. Anggito saat
Dhenok bersinggah menanyakan alamat, ia melihat Mas. Anggito naik motor dengan
seorang wanita yang baru saja dinikahinya. Hmmm
Cerita ketujuh berjudul kadhung kepencut. Witing
tresno jalaran saka kulina menjadi ungkapan yang pas untuk menggambarkan kisah
dalam cerita ini. “Cinta tumbuh karena terbiasa”. Memang kalau dipahami
maksudnya, akan bisa dimengerti bahwa cinta itu akan bisa tumbuh karena
terbiasa. Baik terbiasa bertemu, terbiasa bersama-sama, atau terbiasa yang
lain. Kalaupun mungkin pada awalnya cinta itu belum tumbuh, tetapi karena
sering bertemu dan sering bersama-sama akhirnya cinta itupun mulai tumbuh,
seperti halnya yang dialami oleh Dinar (Aku) dengan Mas. kuncoro. Selama PPL
(di sekolah SMU Dinar) ia tinggal di rumah Dinar, karena kebetulan Kakak. Dinar
(Mas. Andaru) adalah temannya. Mas. kuncoro sosok yang pintar, ganteng, dan
supel…ia-pun pernah diidolakan murid-muridnya sewaktu jadi guru PPL, itulah
yang membuat Dinar kepencut dengannya.
Ternyata, diam-diam Mas. Kuncoro juga menyimapan rasa dengan Dinar. Cocok dech. So sweet pokoknya.
Cerita selanjutnya berjudul kejiret tembang lawas. Andini jatuh cinta dengan Bagus Jatmiko
karena suaranya yang merdu saat menyanyian tembang kenangan dan kebetulan
Andini sangat suka dengan lagu jenis tersebut. Lagu tersebut awalnya bersumber
dari depan rumah kosnya. Suara gitar ramai-ramai di rumah tersebut tersebut
sempat menggangu ketenangan Andini dan teman-teman kosnya saat belajar, namun
sesaat lagu kenangan dinyanyikan, semakin penasaran dengan siapa yang mnenyanyikannya.
Usut punya usut Andini mencari tahunya
dengan mendatangi sumber suara yang berada tepat di depan rumah kosnya.
Bertemulah ia dengan Mas. kukuh (Bagus Jatmiko). Lagu kenangan telah
menumbuhkan cerita cinta antara Andini (Aku) dan Mas. Kukuh (Bagus Jatmiko). Ini
juga termasuk salah satu cerita yang so
sweet, saya ikut tersenyum berbahagia meresapi jalan cerita keduanya yang
penulis kisahkan.
Cerita berikutnya adalah Mancal ing Dalan Nggronjal.
Bersepeda pancal lewat jalan yang belum beraspal merupakan nostalgia yang
spesial bagi Dhek. Wening (Aku) dan Mas. Pras. Sempat hubungan keduanya
terhalang oleh restu orang tua. Ibu. Pras tidak setuju jika dirinya menikah
dengan Wening. Namun suatu hari, Wening mendapatkan pekerjaan di Apotek yang
ternyata milik orangtua Pras. Sempat kaget, sejak Ibu. Pras tidak merestui
hubunganya dengan Wening, mereka tidak lagi kontak satu sama lain, lalu Wening
bertemu Ibu. Pras di tempat kerjanya. Apa yang terjadi? Pada Akhirnya Ibu. Pras
merestuinya, ia menyadari kalau sifanya yang terlalu egois. Anaknya yang tidak bisa melupakan Wening,
begitu juga Wening. Malam harinya mereka berdua bertemu kembali dan siang
harinya mereka merasakan nai sepedha pancal lagi seperti empat tahun sebelumnya
saat pertama bertemu, namun jalannya sudah mulus tak lagi nggronjal.
Sekarang menginjak cerita yang ke-sepuluh, berjudul
nalika atine munting. Kalau cerita-cerita sebelumnya tokoh Aku diperankan oleh
perempuan, namun kali ini Aku menjelma sebagai laki-laki, namanya Mas. Panca. Ia
pernah bilang kepada Ibu-nya, kalau memang dalam kurun waktu tiga tahun, tidak
juga mendapatkan jodoh, ia bersedia dijodohkan. Benar adanya, perempuan yang
pernah dicintainya menikah terlebih dahulu dengan laki-laki lain. Ibunya sudah
punya sosok yang sudah direncanakan sebelumnya untuk sang anak, yaitu anak
teman SPG-nya, namanya Naila. Mereka ternyata sudah sama-sama ingin menjodohkan
putra-putrinya. Mas. Panca dan Naila akhirnya tunangan. Selama kurun waktu
tertentu, mereka berdua tidak bisa selalu bersama meski sudah tunangan. Malah
sempat ada cek-cok dintara keduanya. Namun
Mas. Panca tipe cowok yang sangat setia, ia mampu menakhlukan segala rintangan yang
dihadapinya demi mempertahankan cintanya dengan Naila. Janji cinta yang semula
akan berakhir begitu saja, akhirnya utuh kembali. Mereka berdua saling percaya
satu sama lain.
Cerita selanjutnya adalah nduwure langit ana langit.
Tokoh utama adalah Tutik (Aku). Ia merupakan calon istri Mas. Singgih yang merasa dirinya sangat cantik, namun ia menyadari ketika bertemu dengan teman Mas. Singgih di kantor barunya, ternyata masih ada yang lebih darinya (di atas langit masih ada langit). Sempat ada masalah selama dua tahun Mas. Singgih memliki hubungan dengan Tutik, namun bisa terselesaikan karena keduanya sudah saling minta ma'af dan menyadari akan kesalahan masing-masing. Sayangnya, Mas. Singgih tidak bisa langsung menikahi Tutik, butuh waktu sekitar tiga bulan untuk menata pikiran kembali. Namun, masih saja satu bulan satu hari terasa sangat lama, akhirnya mereka bertemu. Seketika itu juga, Mas. Singgih dengan mantap menyatakan cinta yang sesungguhnya kepada Tutik. Mereka berdua akan segera menikah.
Cerita dalam buku kadhung kepencut diakhiri dengan cerita tangis haru, karena cintanya yang tak sampai. Itulah kisah cinta antara Mas. Widi dan Saraswati yang secara apik dikisahkan oleh penulis dengan judul cerita tangis Desember.
Begitulah sedikit uraian cerita berbahasa Jawa dalam buku cerkak kadhung kepencut.
Sebagai penutup tulisan saya tentang buku ini, aya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu. Eni Siti Nurhayati yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk membaca buku yang ditulisnya secara menarik ini.
Cover buku "kadhung kepencut"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar