Kita sebagai makhluk sosial, dalam kehidupan sehari-hari sudah
pasti berinteraksi dengan orang lain adalah sebuah kebutuhan. Setiap harinya
kita tidak lepas dari orang lain, misalnya keluarga, saudara, tetangga, kawan, dll.
Mereka semua adalah bagian dari kehidupan kita. Satu hal yang harus kita perhatikan
sebagai makhluk sosial yaitu keramahan.
Ramah dalam KBBI diartikan sebagai, “baik hati dan menarik budi
bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam
pergaulan.” Dari
pengertian tersebut jelas bahwa sikap yang ramah penting dalam hubungan sosial.
Sikap yang ramah perlu ditanamkan dalam diri baik-baik agar hubungan
dengan orang lain bisa terjalin baik pula. Keramahan merupakan sebuah tuntutan
ketika kita berinteraksi dengan orang lain.
Bersikap ramah atau supel saya kira banyak sekali
manfaatnya. Dengan sikap yang ramah. kita akan punya banyak saudara dan teman,
ikatan persaudaraan juga terjalin hangat dan kuat, dengan sesama tumbuh rasa
saling menyayangi dan punya empati yang tinggi. Hal tersebut saya kira tidak
akan terjadi pada orang yang judes atau kaku dalam pergaulan.
Memberikan
senyuman yang tulus ketika bertemu orang lain, memberi sapaan hangat, menjawab
pertanyaan dengan sopan, membantu orang lain, menawarkan bantuan kepada orang
lain, memberi ucapan terima kasih, mudah memaafkan adalah contoh-contoh
sederhana sikap ramah yang perlu kita dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari.
Kalau kita termasuk seseorang yang cuek atau judes, maka sikap yang ramah ini
sangat perlu dilatih dan dibiasakan. Sekali lagi, menumbuhkan karakter pribadi
yang ramah itu sangat penting.
Persoalan yang
bisanya terjadi dan membutuhkan sikap yang ramah adalah perbedaan pendapat atau
cara pandang. Pendapat orang lain yang tidak sesuai dengan prinsip kita
biasanya akan memicu sikap yang negatif. Disinilah sebenenarnya sikap ramah
kita sedang diuji. Mampukah kita mengatasi persoalan tersebut dalam keadaan
ramah? Tetap merespon positif dan tetap menghargai perbedaan prinsip tersebut
adalah contoh sikap yang ramah yang perlu diterapkan.
Bentuk sikap ramah yang
sederhna namun sulit dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari adalah sikap
memaafkan. Kita tahu bahwa manusia itu tempatnya salah, nobody’s perfect, baik itu yang
disengaja atau tidak disengaja. Oleh sebab itu kita seharusnya sering untuk
meminta maaf dan memaafkan. Seberat apapun persoalannya jika disikapi dengan
maaf, saya kira persoalan segera berakhir.
Nabi Muhammad merupakan sosok teladan dalam keramahan. Tanpa
membeda-bedakan, Rasulullah selalu bersikap ramah kepada siapapun yang
dijumpainya, sekalipun orang itu begitu membencinya. Dengan keramahan dan kemurah hati Rasulullah, seorang yang awalnya terus
mencaci, akhirnya jatuh bersimpuh dan mengakui kebaikan-kebaikan ajaran Allah
melalui perangai baik Rasulullah SAW.
Dan Allah pun juga tengah memberikan peringatan kepada kita
untuk bersikap ramah pada sesama. Allah
SWT berfirman “maka
disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi
mereka, membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah
menyukai orang-orang yang bertawakal kepada-Nya.” (Q.S Ali Imran, 3: 159)
*Berikut adalah naskah buku antologi dengan tema "mengikat makna Al-Qur'an" bersama Sahabat Pena Nusantara (SPN)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar