"Iqra'!
Tidakkah perintah pertama Tuhan ini mampu menggetarkan wahai sang hati? Kitab
bertebaran itu perlu kau baca."
Tulis teman saya di status WA. Sejenak aku merenungkan apa yang ditulis oleh
teman saya tersebut.
Iqra' atau
membaca memang menjadi perintah Allah yang pertama kali turun. Betapa
pentingnya perintah tersebut bagi kita, khususnya sebagai umat muslim sehingga
Allah menjadikannya yang pertama dan utama.
Pentingnya
membaca salah satunya tentu agar kita bisa mendapatkan ilmu. Bukankah ilmu itu
sangat penting dalam kehidupan kita? Bahkan tidak hanya dunia saja, namun ilmu
juga sangat penting untuk kehidupan akhirat. Modal utama menjemput kebahagiaan
dunia dan akhirat adalah dengan ilmu. Itulah mengapa membaca sangat penting
untuk diamalkan. Lalu, sudahkah kita mengamalkan dengan sebaik-baiknya perintah
mulia itu?
Sekilas
membaca adalah sebuah kegiatan yang sangat sederhana dan gampang. Bagaimana
tidak gampang, karena hanya bermodalkan sebuah buku di tangan saja. Sebuah buku
juga tidak terlalu berbobot (berat diangkat). Membaca pun tanpa harus dilakukan
di tempat yang panas, tapi di tempat yang senyaman mungkin. Dilakukan sambil
menikmati secangkir kopi juga oke. Terkesan tidak ada yang memberatkan dari
kegiatan membaca ini. Lalu, apa yang membuat diri ini berat untuk membaca?
Kesannya membaca yang mudah seperti itu kok aku tidak bisa.
Anjuran
untuk membiasakan diri membaca tak jarang saya dapatkan di berbagai seminar
kepenulisan. Para narasumber yang telah menghasilkan banyak karya, mereka
biasanya tidak hanya fokus berbagi pengalaman dan inspirasinya dalam menulis.
Namun, mereka juga menunjukkan ke audien bahwa membaca tak lain harus
dibiasakan. Nasehat membaca juga sering saya temui dalam buku-buku motivasi
kepenulisan. Ya, membaca buku sangat penting untuk
mengiringi kegiatan menulis. Kegiatan itulah yang masih berusaha saya biasakan.
Namun,
sungguh kegiatan membaca bukanlah perkara mudah, khususnya bagi saya pribadi.
Jujur, saya belum bisa melaksanakan nasehat mereka untuk membiasakan diri
membaca ini dengan baik. Saya sebenarnya sudah membaca, namun membiasakan diri
untuk Istiqomah membaca rasanya masih sulit untuk dilakukan. Masih perlu energi
ekstra untuk memaksa diri membiasakan membaca.
Saya
sebenarnya juga sering ke toko buku. Membeli pun tak jarang. Kadang karena
belum ada uang dan pengen ke toko buku, disana bisa berlama-lama juga. Duduk
bersila sambil membaca buku-buku yang dibuka dari kemasannya adalah pilihan
terbaik. Kadang memang harus menanggung malu hehe.
Ya, walaupun
menambah koleksi buku sering saya lakukan, tapi saya masih punya PR besar. PR
itu tak lain adalah membacanya. Bukan tanpa usaha saya membiasakan diri
membaca. Namun, terkadang penyakit menahun yang saya alami menghalangi semangat
untuk membiasakan membaca, yaitu penyakit malas. Tapi, saya tidak ingin
penyakit ini terus-menerus saya alami. Mencari cara untuk menghilangkan malas
dan agar tergugah kembali dalam membaca adalah jalan terbaik. Satu-satunya cara
itu sebenarnya ya dengan membaca itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar