Simbok,
begitulah aku memanggil nenekku. Ia sangat suka berkebun dan memelihara hewan
ternak (kambing) serta unggas (ayam). Setelah beranak-pinak, kambing-kambing
itu biasanya dijual ketika mendekati hari raya kurban. Sesekali juga
dimanfaatkan sendiri untuk berkurban, juga disembelih untuk dimasak.
Begitu juga
degan para ayam. Namun, ayam dipelihara tidak untuk dijual. Tapi untuk dipotong
dan dibuat lauk kala musim paceklik 😅.
Sebenarnya tidak hanya pas musim paceklik saja, ayam sering dibuat soto saat
lebaran tiba maupun waktu-waktu yang lainnya. Lokasi rumah yang jauh dari
pasar, keberadaan ayam-ayam itu memang sangat membantu. Terimakasih simbok.
Tidak hanya
sekedar dimanfaatkan untuk lauk saja, namun simbok juga sering memanfaatkan
ayam untuk menandai kapan waktu pagi dan sore datang. Dering alarm dari ponsel
tak praktis bagi simbok karena memang ia tak bisa mengoperasikan hp. Alarm yang
live dari merdunya kokok ayam jauh lebih praktis baginya. Tapi kukira memang
benar adanya.
Simbok
pernah menjelaskan kepadaku seperti ini, bahwa waktu pagi biasanya suara ayam
jantan berkokok yang begitu serempak. Jika ayam yang berkokok masih satu, dua,
waktu masih dini hari. Begitu mendengar ayam-ayam jantan berkokok dengan
serempak, waktunya untuk beraktivitas kembali. Hari semakin terang, ayam-ayam
itu juga mulai beraktivitas lagi.
Sedangkan
waktu maghrib biasanya sudah tidak ada lagi ayam yang wira-wiri, semuanya sudah
kembali ke kandangnya.
Mungkin
kalau di kota suara kokok ayam ini tidak terlalu terdengar dengan serempak dan
merdu. Aku yakin toh ada suara kokok ayam bersahut-sahutan, tidak penting untuk
diperhatikan. Tak seperti simbok yang mana kokok merdu ayam menjadi bermakna
baginya. Kalau di kota biasanya ayam ditaruh di kandang, tidak dibiarkan
berkandang di dahan pepohonan, jadi suara kokoknya tidak semerdu ketika berada
di dahan pohon.
Pekarangan rumahku memang masih lebat dengan pepohonan,
sehingga masih ramah untuk para ayam berkandang. Biasanya tempat yang dipilih
untuk bersinggah di malam hari adalah dahan pohon cengkeh dan kopi. Tidak
mungkin kan kalau pohon kelapa, 😇.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar