Hari
yang cukup membuatku terburu-buru dan saya sendiri yang telah membuatnya. Hari
itu pikiranku lebih terfokus pada Briefing Class yang diadakan setiap malam.
Brieifing class hanya diperuntukkan untuk tentor saja. Kami yang menjadi tentor
di tempat kursus itu pada setiap selepas Maghrib hingga pukul 20. 30
mendapatkan pengarahan tentang metode mengajar dan berkesempatan juga untuk
belajar bersama tentang materi Bahasa Inggris dengan dipandu oleh sang master. Hari
Rabu adalah kedua kalinya saya bergabung di kelas ini.
Pada
malam sebelumnya kami berdiskusi tentang tenses
dari bukunya Betty Azhar. Saya sangat menikmati kelas ini, apalagi Grammar yang
menurut saya sangat mengasyikkan. Di akhir pertemuan, kami diberitahu untuk
membuat video sebagai tugas speaking kami.
Ternyata setiap pertemuan itu kami harus mengumpulkan video yang berisi presentasi
tentang suatu topik yang telah diberikan pada malam sebelumnya, lalu
didiskusikan pada malam berikutnya. Sepertinya tidak terlalu keberatan juga
menlakukannya. Pikir saya gampang, karena mungkin hanya perlu menjelaskan 4-7
menitan saja. Pada pertemuan ini, kami diberitahu untuk membicarakan mengenai
perbedaan istilah “Dinner” dan “Supper”. Topik-topik yang diberikan
memang lebih berkaitan dengan dengan CCU (Cross
Culture Understanding) atau budaya barat.
Langsung
saja, saya mencari informasi sebanyak-banyak tentang hal ini. Setelah
mencarinya, langsung saya catat poin-poin yang penting. Saya juga harus
memahaminya, karena saya memang belum terlalu akrab dengan perbedaan makna kata-kata
ini. Tapi yang tadinya saya pakir gampang membuat videonya, namun menjadi
tantangan tersendiri. Saya membuatnya benar-benar mepet dan kepepet.
Pulang
dari mengajar sore hari menjelang Maghrib baru saya persiapkan. Itupun saya
harus membaca sekilas materi grammar yang akan dibahas malam itu dan
mengerjakan PRnya. Belum harus Sholat Maghrib. Belum lagi dandan, OTW, de el el.
Untuk Hari Rabu saya khilaf. Biasanya saya lansung menuju ke Masjid untuk
menunggu Sholat Jamaah Maghrib disana, namun hari itu tidak. Saya langsung
pulang dan beberes tugas untuk malam itu.
Yeah,
pada akhirnya tugasnya bisa saya buat, namun entah bagaimana hasilnya. Yang
penting sudah saya kerjakan dan kumpulkan. Kulihat jam sudah menunjukkan terlambat
hampir lima belas menit. Langsung saya cabut.
Usut punya usut kepepet ini terjadi akibat saya yang malas keluar bolak-balik,
akhirnya saya memutuskan untuk membeli peralatan membuat video pada saat akan
berangkat mengajar sekalian. Karena di kos tidak ada papan tulis, saya membeli
kertas karton putih. Sekalian markernya. Jadi barulah saya bisa eksekusi
selepas pulang mengajar. Tapi, Alhamdulillah
semua teratasi, meskipun dengan segala kekurangan itu. Ploongg … itulah yang saya rasakan sesaat setelah semua selesai di
hari itu.
Pare,
22 September 2016
keluarkan POWER of KEPEPET Anda
BalasHapushe he Iya Bu Ima, ini buah kepepet ceritanya
BalasHapus