Ketika sebagian orang, khususnya pelajar atau Mahasiswa yang setelah pulang kampung kembali lagi ke
kos menganggap bahwa membawa bekal dari rumah adalah sesuatu yang membuatnya rempong
atau sudah tidak kekinian alias ndeso, saya bukan yang termasuk
salah satu di dalamnya. Saya termasuk salah seorang yang panatik membawa bekal
dari rumah untuk saya bawa ke tempat kos.
Apa sudah menjadi kebiasaan saya dulu ya? Waktu tinggal di
Pondok, apa-apa bawa dari rumah, mulai dari bahan masakan untuk persediaan
selama beberapa minggu kedepan, masakan matang untuk dimakan bersama dengan
teman, masakan matang untuk persediaan beberapa hari kedepan, bahkan sampai
kayu bakar untuk memasak kadang saya sempatkan untuk membawa dari rumah. Kalau pas
saya lama tidak pulang kampung, biasanya keluarga akan datang ke Pondok untuk
mengirim bekal-bekal tersebut.
Hingga kini, tradisi tersebut masih berlaku (bagi Saya).
Setiap kali saya pulang kampung dan kembali ke kos, saya selalu membawa banyak
jenis bekal dari rumah. Selama bekal itu ada di rumah dan sekiranya perlu, maka
saya akan membawanya. Jika memang tidak
ada, ya tidak memaksakan, saya akan membawa bekal seadanya.
Orang tua saya di rumah juga sangat antusias menanggapinya
ketika saya ingin membawa sesuatu untuk saya bawa ke kos, jadi cocok sekali.
Selain kantong lebih aman, juga menurut saya ada kesan tersendiri saat saya
bisa membawa bekal dari rumah.
Yang paling sering bekal untuk saya bawa adalah berupa
makanan matang yang siap makan atau makanan kering praktis. Sampai di kos, saya
akan membuka bekal tersebut untuk dimakan bersama-sama dengan teman-teman. Makan
di kos-pun seperti terasa makan di rumah berkat racikan bumbu dan olahan
tangan Simbok yang penuh kasih ketika memasaknya, he
he. Belum lagi kalau Simbok menyiapkan makanan kering yang praktis untuk
kebutuhan darurat, seperti serundeng, abon, atau sambel pecel.
Misal Simbok pernah
nggak masak, pasti ada saja yang dijadikan bekal. Seperti
tadi malam, selain saya membawa bekal makanan dari Rumah, juga ada buah Pepaya.
Tanaman Pepaya hasil berkebun simbok di pekarangan rumah berbuah dan kebetulan
kemarin saya pulang sudah ada yang di petik, sehingga sekalian dibawakan
sebagai bekal. Simbok meminta saya untuk membagi dengan teman-teman meskipun
hanya sedikit. Selain itu, juga masih ada bekal lainnya yang saya bawa, seperti separangkat bumbu dapur, Beras, camilan tradisional, dll.
Tulungagung, 09.05.2016
Tulungagung, 09.05.2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar