Buku The Power of Bejo
Semua Orang Bisa Bejo....
Sebelum membaca buku “The
Power of Bejo”, pasti belum yakin sepenuhnya kalau ternyata nasib bejo bisa
didatangkan oleh siapa saja. Bukanya sebuah keberuntungan atau ke-bejo-an hanya
bisa dirasakan oleh orang-orang yang kebetulan sedang bejo saja? Memang nasib
bejo yang datang secara kebetulan, datang dengan tidak disangka-sangka, membuat
banyak dari kita yang menganggap bahwa sumber keberuntungan adalah sebuah
keajaiban yang tidak ada sebab musababnya, sehingga tidak semua orang bisa
merasakan nasib mujur ini, keberuntungan hanya akan datang pada orang-orang
yang kebetulan sedang mendapat hoki saja.
Lewat buku ini, penulis
mencoba memberikan pemahaman kepada kita bahwa nasib bejo adalah sesuatu yang
bisa dipelajari, sehingga setiap orang punya kesempatan untuk merasakan sebuah
keberuntungan. Nasib bejo bukan lagi semata-mata datang karena ke-bejo-an
belaka yang datang secara tidak dinyana-nyana (invisible hand), namun
sebenarnya dibalik itu semua telah ada sederet usaha dan kerja keras dari si
bejo yang pada akhirnya sebuah keberuntungan pantas diterima. Disinilah letak
kekuatan dari Si Bejo, bahkan ia akan mampu mengalahkan orang pintar sekalipun.
Pepatah jawa mengatakan "wong pinter kalah karo wong bejo” (Orang pintar
Dikalahkan oleh Orang Bejo).
Menjadi sesuatu yang
menarik, karena penulis telah menjabarkan konsep orang bejo secara lengkap di
dalam buku ini. Menariknya lagi, disajikannya sederet kisah orang-orang bejo
dengan beragam jenis ke–bejo-an yang sering terjadi dalam kehidupan
sehari-hari. Lewat kisah tersebut, kita diajak untuk merenungkan bentuk-bentuk
keberuntungan yang dialami oleh si pelaku. Penulis juga telah membeberkan
sebab-musabab atau faktor datangnya nasib bejo itu; yakni sebagai bukti nyata
kalau memang keberuntungan datang tidak terlepas dari sebuah usaha atau proses,
tidak asal sapa begitu saja. Makanya bagi kita yang kadang merasa belum bejo,
tidak boleh galau dulu menyaksikan ke-bejo-an seseorang, renungkan baik-baik
untuk menyadari bahwa orang-orang yang bejo memang sudah selayaknya mereka
menerima keberuntungan itu sebagai buah perjuangan yang telah dilakukannya.
Adakalanya sebuah
keberuntungan memang datang sebagai bentuk hadiah atau reward dari Tuhan bagi
orang-orang yang tengah melakukan segala usaha dan do’a di waktu-waktu
sebelumnya. Namun karena kadang nasib bejo tidak datang sesaat setelah berusaha
dan datang setelah beberapa lama kemudian, si pelaku menjadi lalai akan usaha
dan do’a yang telah diperjuangkan. Pada akhirnya ketika keberuntungan datang
secara tiba-tiba, dianggapnya itu sebuah ke-bejo-an semata, padahal pada
hakekatnya itu merupakan bonus atas perjuangannya sendiri yang telah dilakukan
pada masa-masa sebelumnya.
“Tuhan tidak akan mengubah
nasib suatu kaum jika kaum itu tidak mengubah diri mereka sendiri.” Dalam hal
ini Allah telah memberikan kesempatan yang sama kepada setiap umat untuk
menggenggam sebuah kesuksesan atau keberuntungan. Untuk menjemput keberuntungan
itu, maka kita dianjurkan untuk selalu berusaha dan berdoa. “Seseorang harus
berusaha memperjuangkan nasibnya sendiri bila ingin mengubah kehidupannya yang
lebih baik. Mustahil seseorang bisa memperbai kehidupannya sendiri kalau dia
seratus persen tergantung pada orang lain.”
Ya, agar keberuntungan yang datang
secara tiba-tiba itu tidak sia-sia, penulis memberikan tips ampuh untuk menjadi
wong bejo, yaitu kita harus memiliki kesiapan penuh untuk mengeksekusi
kesempatan yang datang. “KESIAPAN” + “KESEMPATAN” = “KEBERUNTUNGAN”
Membaca buku ini sudah
tentu seperti dihadapkan pada pakar ke-bejo-an, he he. Wahh, boleh jadi buku
ini ditulis karena terlalu seringnya nasib keberuntungan menyapa penulis. Saya
kira begitu adanya. Penulis mampu membeberkan konsep orang bejo
sejelas-jelasnya di buku ini. Meskipun judul bukunya terkesan serius “The Power
of Bejo” namun isi buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang sesantai-santainya.
Membacanya punya sensasi tersendiri. Coba saja!
Hope we can be luck people
^_^
Buku yang sangat bermanfaat
dan memotivasi, itulah ungkapan pribadi sekaligus rasa terima kasih saya kepada
penulisnya, Bunda. Octavia Pramono …
Tulungagung, 23.05.2016
heheh ...makasih atas apresiasinya, Mbak Eka
BalasHapus