Tantangan terbesar yang saya alami
saat mengerjakan skripsi adalah diriku sendiri. Iya, bukan karena faktor yang
lain, melainkan berasal dari dalam diri sendiri. Mengerjakan skripsi, semua
benar-benar harus mandiri. Aku sendiri yang harus mengatur semuanya, bagaimana
aku mengatur waktuku untuk mengerjakan skripsi, kapan aku harus menghadap dosen
pembimbing, seberapa sering harus ke
perpustakaan, dll. Ibaratnya, diri inilah yang menjadi pelopor terbesar dalam
pengerjakan skripsi. Bukan ibarat lagi sepertinya, namun memang begitulah
kenyataanya.
Ketika duduk di bangku sekolah dasar
dan menengah, sekolah masih menetapkan aturan-aturan tertentu, sehingga segala
aktivitas akan terkontrol, keegoisan diri ini masih bisa dikendalikan oleh
aturan-aturan tersebut. Contoh kecilnya
kalau datang ke sekolah terlambat atau sering bolos, akan mendapat teguran
bahkan hukuman. Sehingga ketika ingin datang terlambat atau bolos pikir-pikir
dulu, daripada mendapat hukuman, maka lebih baik datang tepat waktu. Kalau
tidak mencatat, tidak mengerjakan tugas, tidak ikut upacara, tidak ikut ujian,
tidak berpakian rapi, dan sejenisnya, para Bapak-Ibu guru akan segera turun
tangan memberikan solusi atas pelanggaran yang siswa hadapi tersebut. Dengan
begitu, siswa yang melakukan pelanggaran akan jera dan siswa akan lebih berhati-hati untuk selalu
taat pada aturan sekolah.
Berbeda ketika masuk bangku
perkuliahan, dimana kemandirian akan teruji secara otomatis. Sistemya sedikit
bertolak belakang dengan jaman SD, SMP, maupun SMA, yang cenderung bebas dari
segala aturan yang memikat. Tapi, justru ini merupakan sebuah tantangan besar untuk
bisa mengatur diri dengan sebaik-baiknya dan puncaknya adalah saat mengerjakan skripsi. Semuanya harus dikendalikan oleh diri sendiri. Menaklukan diri dari segala ego adalah musuh terberat.
Haloo mahasiswa semester akhir, kawan seperjuangan .... semangat kerjakan skripsi yaaak!
Haloo mahasiswa semester akhir, kawan seperjuangan .... semangat kerjakan skripsi yaaak!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar