Bersama secangkir Kopi manis hari ini
Karena minum secangkir kopi yang tidak
biasa di hari ini, saya menjadi terinspirasi untuk menuliskannya. Karena itulah saya menamai tulisan ini dengan “Inspirasi Secangkir Kopi” he he.
Selama ini memang saya menganggap Ngopi
adalah sesuatu yang biasa, tidak ada yang spesial. Dimana-mana kan Kopi itu
pada umumnya ya hitam dan pahit. Agar tidak terasa pahit, maka diberi gula
sebagai penawarnya. Jadilah Kopi yang siap dinikmati.
Bagi penggemar Kopi, memang dengan
meminun secangkir Kopi akan mendatangkan inspirasi beneran. Sudah barang tentu,
secangkir Kopi akan sangat berharga bagi penggemar Kopi tersebut dan menjadi sesuatu
yang wajib ada untuk menemani setiap aktifitas yang dilakukan, misalnya saat mengerjakan
tugas, dibawa saat mencangkul di sawah (mencangkul di sawah-pun sepertinya juga
perlu inspirasi kan he he), berdiskusi,
ataupun melakukan pekerjaan yang lain-lain. Begitulah saya memaknainya.
Berbicara tentang Kopi, kebiasaan keluarga
saya masih kental sekali untuk menyajikan secangkir atau segelas Kopi bagi tamu
atau siapapun yang datang ke rumah (Kebanyakan orang di Desa saya juga
melakukanya). Saat ada acara yang melibatkan orang banyak, Kopi menjadi
hidangan minuman yang dihadirkan. Malah, jarang sekali menyuguhkan minuman air
kemasan, bahkan minuman Teh hanya dibuat saat terpaksa saja, misalnya memang
ada orang yang tidak minum Kopi atau alasan yang lain. Meskipun tamu yang datang
hanya sebentar saja, biasanya Simbok, atau Bapak, bahkan Kakek akan segera
membuatkan segelas Kopi.
Aku termasuk orang yang biasa-biasa
saja dengan Kopi (Kopi manis lhoo),
artinya sedang-sedang saja, bukan penggemar dan bukan juga penghindar minuman
ini. Jika diminta untuk memilih saya lebih memilih Teh atau Susu atau Jus daripada
Kopi-nya. Menjadi hal yang aneh bagi saya ketika banyak orang yang datang ke
tempat-tempat elit hanya untuk menenggak secangkir Kopi. Sekali lagi, itu
menurut saya, lain dengan para pecinta Kopi.
Di area tempat tinggal saya saat ini
ada beberapa titik tertentu yang membuka “Warung Kopi”, ada yang buka sudah
lama ada juga yang baru buka. Ketika saya lewat disana, Kulihat ramai sekali
pembelinya. Sebagai orang yang menganggap Kopi sebagai sesuatu yang biasa, saya
menjadi bertanya-tanya dengan pembeli Kopi itu. Apa spesialnya ya? Bukannya
Kopi dimanapun tempatnya tetap Kopi? Kenapa sekedar ingin Ngopi saja harus
beramai-ramai di warung Kopi, kan bisa juga buat di rumah? …. Sepertinya tidak
perlu saya cari jawabanya. Saya yakin pasti ada sesuatu yang memang spesial tentang
Kopi dihadapan para penikmat Kopi sejati yang saya belum bisa mengetahuinya.
Saya melihat kenikmatan orang lain saat meminum Kopi, ketika saat meminumnya
seperti sambil diresapi dan dinikmati, benar atau tidak ya? Satu seruputan seperti mengandung sejuta
kenikmatan, dan Saya tidak bisa melakukan hal itu. Meskipun minum Kopi, sekali
minum ya langsung habis, he he.
Hari ini kebetulan, teman-teman lewat
grup WA mengadakan acara janjian bertemu, karena ingin membahas sesuatu.
Sebelumnya kami adalah teman bersama saat aktif di organisasi kampus, yaitu Himpunan
Mahasiswa Jurusan. Karena tugasnya sudah selesai, jadi kami tidak lagi aktif di
organisasi tersebut, namun masih ada yang ingin kami bahas tentangnya. Kami ke
kampus terlebih dahulu, menunggu teman-teman kumpul semua. Setelah semua
kumpul, kami merencanakan untuk berdiskusi di luar kampus dan kami sepakat untuk ke Loodst Café yang letaknya tidak terlalu jauh dari kampus. Memilih
yang dekat, karena banyak diantara kami yang tidak membawa helm dan SIM.
Meskipun dekat, namun hanya beberapa saja dari kami yang tahu tempat ini, yang
tidak tahu mengikut saja, termasuk Saya. Tempat beginian dalam kehidupan saya
memang tidak menarik???, he he.
Setelah kami sampai di tempat, langsung
saja kami parkir sepeda motor, lalu masuk ke ruangan. Salah seorang teman
menunjukkan tempat yang berada di ruangan ber-AC dengan desain sesantai
mungkin. Sepertinya memang melakukan diskusi disini.
Tidak lama kemudian, seorang pelayan
datang mengantarkan daftar menu dan kertas untuk menulis pesanan.
Satu per satu jenis menu diteliti
hingga jeli dan tidak lupa juga meneliti harganya (dicari yang sesuai kantong he he).
Kami hanya memesan minuman saja, karena beberapa teman sudah bawa makanan,
termasuk saya, jadi bisa sambil dimakan bersama-sama.
Di tempat ini konon jenis-jenis minumanya terkenal enak daripada di tempat-tempat yang lain. Ada yang memilih minuman dingin dan ada yang memilih minuman panas. Untuk kali ini saja, saya memesan minuman yang sebenarnya saya tidak minat dan tidak begitu spesial menurut pandangan Saya. Namun karena Saya benar-benar penasaran, maka saya ikhlaskan untuk mengabaikan menu minuman lainnya yang sebenarnya saya ingiiin sekali untuk mencobanya.
Di tempat ini konon jenis-jenis minumanya terkenal enak daripada di tempat-tempat yang lain. Ada yang memilih minuman dingin dan ada yang memilih minuman panas. Untuk kali ini saja, saya memesan minuman yang sebenarnya saya tidak minat dan tidak begitu spesial menurut pandangan Saya. Namun karena Saya benar-benar penasaran, maka saya ikhlaskan untuk mengabaikan menu minuman lainnya yang sebenarnya saya ingiiin sekali untuk mencobanya.
Secangkir Kopi Panas (sebenarnya ada namanya yang panjang, namun saya lupa)
menjadi minuman yang saya pesan. Ahh untuk
membayar rasa penasaranku, saya juga harus mengikhlaskan harga yang sangat jauh
dari harga biasanya hanya untuk secangkir Kopi. Ada dua teman yang lainya yang
juga memesan secangkir Kopi.
Meskipun Saya telah merasakan nikmatnya
secangkir Kopi yang menurut saya di tempat yang lumayan elit, namun saya tetap
menganggap Kopi masih tetap Kopi, seperti Kopi-Kopi pada umumnya. Namun menjadi
tidak biasa, karena berkat meminum secangkir Kopi di tempat tersebut, saja jadi
terinsipirasi untuk bercerita tentang Kopi.
Karena intinya membahas sesuatu, jadi sambil menikmati minuman yang kami pesan, tentunya kami mengobrol sana-sini sesuai dengan topik yang ingin kami bahas.
Sempatkan untuk berfoto =D
Tulungagung, 11.05.2016
Kopi itu semangat pagikuu
BalasHapusBunda. Titin kak penikmat Kopi bingittss he he
BalasHapus