Hari Rabu (21/12) menjadi pertemuan kedua saya mengajar rombongan anak SMP dari Semarang yang sedang mengisi liburannya dengan belajar Bahasa
Inggris. Materi yang saya
ajarkan di pertemuan ini tentang spelling word dengan
berbagai macam permainan dan aktifitas pembelajaran di dalamnya. Di penghujung waktu,
sebelum kelas ditutup, saya memberikan latihan soal kepada mereka. Saya
mengeja huruf-huruf dalam rangkaian kata, sementara siswa mendengarkan
baik-baik dan menuliskanya. Mereka melakukannya dengan baik.
Ada dua
cowok kembar tapi beda di kelas itu. Mereka cukup pemberani dan sering melucu.
Kami sering tertawa karena tingkahnya waktu di kelas. Di pertengahan saya
membacakan soal, salah satu dari mereka menawarkan diri untuk membacakan soal
kepada teman-temannya.
“Miss gimana
kalau saya saja yang ngasih soalnya?” Pintanya.
“Baiklah. Tapi
suaranya yang keras ya biar teman-temannya dengar!”
Ia-pun
segera melontarkan pertanyaanya kepada teman-temannya, “R-I-S-K-Y-P- O…”
“Risky Pora,
Rsiky Pora, Risky Pora … “ Sahut riuh teman-temannya. Rupanya sebelum terselesaikan,
kata yang terucap dari mulutnya sudah bisa ditebak.
Bergantilah
cowok kembaranya yang mengacungkan tangan yang juga ingin memberikan pertanyaan kepada
teman-temannya.
“O-M-T-E-L- ….”
Hal yang sama juga terjadi padanya. Sebelum kata itu selesai diucapkan,
teman-temannya sudah bisa menebaknya.
Namun saya menjadi heran ketika itu.
Bagaimana “om telolet om” secara spontan langsung keluar dari mulut mereka
secara serempak. Lalu, mereka heboh. Iringan tawa memecah suasana serius waktu
itu. Saya dilanda bingung, sebenarnya ada apa ini. Saya juga ikut tertawa,
namun saya tertawa bukan karena demam om telolet om karena saya belum tahu kaau ternyata kosakata itu menjadi viral, tapi karena kata itu lucu
saja.
Saya mencoba
menenangkan mereka. Setelah tenang, dengan polosnya saya mencoba bertanya
kepada mereka kenapa dan ada apa dengan ungkapan itu. Heboh lagi.... Setiap dari
mereka seraya ingin menjelaskan maksud ungkapan yang tidak kuketahui itu. Karena
saya tidak juga ngeh dan terlihat bingung mungkin, hingga membuat salah seorang siswa menghadap saya dan
menunjukkan akun media sosial yang ternyata ungkapan itu sangat viral di
medsos. Ia juga sedikit memberikan penjelasan tentang bagaimana asal-usulnya.
Karena saya belum tahu sendiri, masih belum bisa kuterima dengan akal sehatku
dengan baik. Namun, saya berusaha menghargai penjelasanya. Setelah
waktu terpotong untuk intermezzo telolet selama beberapa menit, akhirnya kulanjutkan
lagi pelajaranya.
Gara-gara
kejadian itu, sampai rumah saya langsung membuka medsos saya. Eh muncul juga ternyata. Salah seorang
teman FB menuliskan artikel yang lumayan panjang tentang telolet, judul
artikelnya "om telolet om". Dari situ saya jadi lebih tahu lagi. Perlahan om
telolet om semakin semakin bermunculan sana-sini. Tidak sengaja juga saya
menemukan tulisan apik penulis di Kompasiana tentang telolet ini, salah satunya tulisanya Wildan Hakim yang berjudul "merayakan telolet" .
Saya juga mencari
di youtube, woow akhirnya ketemu
banyak sekali videonya, dan memang lucu-lucu. Kini menjadi jelas sudah maksud
dari bintang telolet itu.
Beberapa
hari terakhir ini memang ungkapan “Om Telolet Om” tengah viral. Seraya ungkapan
tersebut tengah menghajar seluruh makhluk di bumi ini. Namun, saya termasuk
salah seorang atau bahkan mungkin satu-satunya orang yang telat gaul untuk
mengenali makna telolet itu. Dan entah kenapa setelah perlahan tahu ungkapan itu, esekali dalam benak
saya menyerukan sesuatu yang aneh, tidak jelas, alias absurd ketika aksi itu
dilakukan.
Bagaimana
tidak aneh, klakson kendaraan dibunyikan tanpa sebab yang jelas, khususnya
untuk sesama pengendara. Jadi kalau membunyikan klakson tanpa alasan jelas, tak
ubahnya seperti orang yang bicara sendiri, bukan? Sekali-kali tidak
apa-apa memabg memenuhi permintaan anak-anak yang bermain-main di tepi jalan
dan meminta sopir untuk membunyikan klakson tapi juga tidak boleh kebablasan. Si
sopir harus tetap bijak dalam membunyikan klakson itu.
Kali ini, saya
lebih memilih untuk memanfaatkan om telolet om dalam latihan menulis saya kali
ini.
OM
TELOLET OM
Pare,
26 Desember 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar