Selepas
wisuda beberapa bulan yang lalu, kami jarang bertemu. Pernah bertemu satu dua
teman, namun itupun kami tidak sempat ngobrol lama. Memang kenangan semasa
kuliah masih sempat saja terbesit, belajar bersama-sama, mengerjakan tugas
bersama, pusing bersama, dll. Rindu itu sering menghantui benakku. Mungkin teman-temanpun juga merasakan hal yang sama.
Tepatnya
pada hari Senin (12/12) rupanya menjadi momen yang pas untuk kami berkumpul.
Kebetulan di hari itu tanggal merah, berharap banyak teman yang datang. Sesuai kesepakatan yang kami
diskusikan lewat grup WA, rumah Mbak Ifa yang dijadikan tempat kami berkumpul.
Rumahnya di Selopuro-Blitar.
Dengan
mengandalkan papan penunjuk arah, saya memberanikan diri untuk berangkat dari
Kediri. Awalnya saya ingin berangkat bersama teman-teman lewat Tulungagung. Saya
pikir jalurnya terlalu jauh jika harus lewati Tulungagung. Sehingga saya
putuskan saja untuk berangkat dari Kediri.
Untuk
arah dari Kediri menuju Blitar, saya cari jalannya sendiri dengan papan penunjuk
arah sebagai panutannya. Sesekali juga bertanya orang untuk memastikan saja
bahwa jalan yang saya lalui benar. Sampai di Blitar saya menggunakan peta yang
diberikan Mbak Ifa untuk sampai menuju rumahnya. Sebenarnya saya sudah pernah
sekali kesana. Namun karena arah yang saya lewati berbeda, jadi saya perlu peta
ajaib.
Perjalanan
menuju kesana berjalan dengan lancar. Meskipun setelah sampai di Blitar saya
harus berhenti berkali-kali untuk membaca peta ajaib dan memastikan jalan yang
saya lewati sesuai di peta, namun saya berhasil sampai rumahnya dengan selamat.
Disana
saya berjumpa dengan teman-teman sekelas waktu kuliah. Lumayan banyak yang
datang, ada 13 orang. Tujuan pertama adalah tak lepas untuk sillaturrahmi, baik
dengan teman-teman dan juga keluarga teman saya. Kami disambut dengan sangat
baik oleh keluarganya. Kami menikmati waktu yang ada dengan baik bersama
mereka, bercanda, bertukar informasi, dll.
Here we're
Kesempatan
ini juga dimanfaatkan oleh kedua teman untuk berbagi undangan pernikahan.
Mereka berdua akan menikah di hari yang sama. Memang kebetulan saja katanya.
Saya kira memang direncanakan untuk menikah bareng, karena mereka berdua tetangga
dekat. Ternyata tidak. Wahhh semakin
bertambah saja yang akan mengakhiri masa lajangnya. Semoga yang lain segera
nyusul hiks hiks hiks.
Sempatkan narsis bersama
Kami
disajikan berbagai macam jajanan disana, ada krupuk jamur, gorengan, molen,
dadar gulung, buah, dll. Ada sajian menu spesialnya juga, yaitu kare belut dengan sayur
urap dan krupuk. Mantaps. Kami baru sekali ini mencoba masakan ini dan baru
tahu juga kalau ternyata belut bisa dimasak beginian. Saya lebih familiar belut yang digoreng kering.
Tapi beneran enak lhoo. Belutnya
bukan seperti lele yang diternak, namun langsung ambil dari sawah yang baru
saja di cangkul. Unik ya.
Kare Belut, Sedapp!
Setelah
selesai, kami segera bersihkan peralatan makan, bersiap sholat Dhuhur, lalu mempersiapkan diri
untuk perjalanan pulang. Pertemuan yang menyenangkan.
Ketika
perjalanan pulang, waktu tempuhnya lebih lama. hampir tiga jam menuju Kediri.
Memang saya mengambil arah yang berbeda, namun dalam papan penunjuk arah masih bertuliskan
arah Kediri. Sengaja saya lakukan karena ingin coba saja, dengan harapan akan lebih cepat dari waktu saat
perjalanan berangkat. Saya yang salah ambil jalur atau papan penunjuknya yang
kurang recommended.
Menuju Pare
tertuliskan 8 km saja, namun selama berjam-jam saya belum menemukan jalur menuju tempat tinggalku.
Ternyata oh ternyata jalur yang saya ambil salah. Setelah bertanya orang
akhirnya berjalanan beberapa kilo lagi, sampailah saya di jalan raya yang saya
kenal. Legaaaa. Darimanapun arahnya,
ternyata ketemunya di jalur yang sama saat saya memulai perjalanan. Oh my God.
Pare, 14-12-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar