Tentang
beberes, bisa dikatan aku sudah cukup menguasai ilmunya. Aku tahu kapan aku
harus melakukannya tanpa diperintah. Selain memang sudah waktunya, juga aku
sudah dilatih untuk melakukan hal ini sejak kecil, mulai dari melakukan beberes
yang ringan hingga yang tidak ringan. Puncaknya adalah ketika aku selama enam
tahun, dari SMP hingga SMA tinggal di rumah paman yang ada di kota. Karena
sekolah di desa jaraknya jauh, maka terpaksa aku memilih sekolah disana. Selama
disana saya dilatih untuk beberes. Memang banyak sekali kegiatan beberes yang
saya lakukan waktu aku tinggal disana dan syukurlah aku bisa melewatinya.
Ketika banyak orang yang malas ketika tugas beberesnya sudah menumpuk, namun
aku malah semangat melakukannya. Serius!!
Kalau
di rumah, Simbok tidak telaten kalau harus seperti orang muda yang setiap kali
ada sesuatu yang kotor langsung dibersihkan. Aku memakluminya. Bukannya ia
tidak peduli kebersihan, namun memang simbok sudah tidak telaten melakukannya.
Dengan kata lain, tidak sesemangat sewaktu masih muda dulu. Mungkin hal ini
juga terjadi pada nenek-nenek yang lain. Sehingga para generasi mudalah yang
bertanggung jawab untuk masalah beberes, salah satunya ya aku. Berbeda dengan ketika
Ibuku di rumah, semua harus beres. Bahkan sebelum ia memerintahkan untuk
melakukan ini-itu, saya harus sigap untuk segera tanggap beberes apa yang perlu
dibereskan. Kalau tidak, bersiaplah untuk mendengarkan omelanya.
Beberes
adalah salah tugas yang harus saya lakukan ketika saya pulang di rumah. Salah
satu beberes terberat adalah saat beberes dapur. Simbok lebih suka memasak
dengan tungku kayu. Jadi banyak peralatan dapurnya yang semakin menghitam kena
asap tungku. Tapi ketika aku pulang, siap untuk membuatnya menjadi kinclong
lagi. Aku kumpulkan semua peralatan dapur yang kotor, dari yang kotoranya
ringan hingga berat. Lalu, aku bereskan. Menikmati beberesku sungguh nikmat.
Bahkan beberapa jampun kadang tidak
terasa.
Untuk
memudahkanku membersihkan uap dapur bertungku yang mengenai peralatan dapur,
misalnya di tutup panci atau di pancinya, saya memanfaatkan abu tungku untuk
membersihkanya, baru setelah itu kugunakan sabun cuci. Simbok yang
memberitahuku cara itu dan memang mudah.
Okey,
selamat Beberes …
hahaha....aku paling malas beberes perabot dapir yang hitam2 bgituu
BalasHapusKan Bunda masaknya pake kompor listrik merah hehe. Perabot dapur pastinya ga sehitam yang pakai tungku kayu, tetap bersih
BalasHapus