Hingga kini aku masih suka
mendengarkan nasehat kakek dan nenekku. Apalagi kalau nasehat yang mereka
sampaikan diliput dari sederetan cerita masa lalunya, aku suka mendengarkannya.
Meskipun kadang akal ini tidak bisa menjangkau, karena masa lalu mereka memang
sangat berbeda dengan jalan kehidupan yang kujalani sekarang ini. Namun, memang
itulah kenyataan yang ada. Apa yang mereka ceritakan bukanlah cerita fiksi yang
penuh dengan dunia fantasi.
Kakek dan nenekku sering
mengaitkan sesuatu yang kulakukan dengan apa yang pernah mereka jalani dulu.
Contoh kecilnya misalnya, mereka melihatku menyisakan nasi di piring. Seketika
itu juga pasti akan ada flashback cerita masa lalunya yang mengisahkan
bagaimana sulitnya bisa mendapatkan sesuap nasi kala itu. Begitu juga ketika
aku melakukan hal-hal yang sekirannya kurang pas di hati mereka, akan ada lagi
cerita-cerita yang seakan memberikan peringatan kepadaku bahwa apa yang telah
kulakukan itu tidak pas.
Tidak jarang, mereka sering
mengulang nasehat-nasehat di lain kesempatan. Dengan jalan cerita yang sama,
cerita itu seakan diputar kembali. Tak lain, menjadi sebuah keharusan bagiku
untuk senantiasa mendengarkan setiap cerita yang berisikan nasehat kehidupan
yang sangat berharga tersebut. Meskipun mereka adalah bukan tokoh terkenal dan
berpendidikan, namun nasehat-nasehatnya tidak boleh diremehkan. Nasehat mereka
ampuh, karena apa yang disampaikan memang berdasar pengalaman kehidupan yang
dilaluinya. Banyak peristiwa yang telah dilalui semasa hidupnya, yang bisa
dijadikan pelajaran berharga. Itulah kekuatan nasehat Simbah.
Pare, 28-02-2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar