Hari ini
saya mendapatkan sebuah ungkapan menarik yang saya peroleh dari laman twitter.
Langsung saja kata-kata itu saya copy dan saya simpan. Saya memang baru
menjumpainya kali ini. Ungkapan yang saya maksud begini bunyinya,
"If you
can't be a pencil to write someone's happiness, then try to be a nice eraser to
remove their sadness" Sebuah analogi yang menarik bukan? Dan ungkapan
tersebut sepertinya juga mengandung filosofi hidup yang sangat bermanfaat.
Berbicara
tentang pensil dan penghapus, saya yakin kalau
banyak orang di dunia ini yang sudah mengenal keberadaanya. Keduanya menjadi
hal yang bermanfaat. Pensil bermanfaat terutama saat kita ingin memulai sebuah goresan. Bagaimana
dengan pengahapus?
Penghapus
akan memainkan perannya ketika ada goresan pensil yang salah. Penghapus akan
berusaha untuk menghapus kesalahan tersebut untuk kemudian diperbaiki.
Jika kita
perhatikan, antara pensil dan penghapus mana yang lebih habis duluan? Kayaknya
penghapus, karena setiap kali menghapus kesalahan pensil maka berkuranglah usia
penghapus itu. Ia akan semakin susut dan akhirnya habis.
Tapi,
penghapus ini sungguh berjiwa besar, ia sangat ikhlas merelakan dirinya
digantikan dengan yang baru dan ia selalu sadar akan keberadaannya untuk selalu
membantu pensil saat melakukan kesalahan.
Semoga kita
senantiasa menjadi manusia yang bermanfaat untuk yang lain. Salamat malam Jum'at ^_^
ini senada dengan ungkapan, Kalau belum mampu membahagiakannya, jangan menambah kesedihannya
BalasHapus