Dari
sekian bulan yang telah saya lewati untuk belajar menulis, khususnya lewat blog
sederhana saya, saya lihat-lihat hanya dua bulan saja yang terisi penuh. Dua
bulan berturut-turut, yaitu Februari dan Maret lalu saya telah berhasil memaksa
diri saya untuk menulis rutin setiap hari, lalu mempostingnya di blog.
Bagaimana dengan di bulan-bulan lainya? Ada yang jumlahya hanya separuh dari
jumlah hari dalam satu bulan, bahkan ada yang hanya segelintir tulisan saja. Tapi
sejauh ini memang tidak ada bulan yang terlewatkan begitu saja. Meski hanya
sedikit, daftar tulisan tetap ada di setiap bulannya.
Sejauh
yang saya rasakan sebenarnya kalau sudah ada keinginan menulis, akan mudah menanamkan
niat di hari-hari berikutnya. Maksud saya begini, karena keinginan untuk
membuat tulisan itu sudah ada, jadi tinggal berusaha untuk beraksi saja.
Dalam
kondisi semacam ini, sehendaknya salah satu hambatan “malas menulis”
tersingkirkan. Yang ada dalam benak saya tinggal “mau menulis apa ya?”.
Pertanyaan itu menurut saya bukan pertanyaan akan tanda malas menulis, namun pertanda
saya akan berusaha sedapat mungkin menemukan ide untuk menjadi bahan yang ingin
saya tuliskan.
Karena
saya baru memulai belajar menulis, jadi masih butuh menata niat berkali-kali.
Sekali niat kadang hanya bertahan beberapa saat saja. Ketika niat yang semula
ditata itu semakin memudar, maka sangat penting bagi saya untuk menata niat kembali agar keinginan
untuk menulis tumbuh lagi.
Kalau
niat menulis tersebut pada akhirnya bisa terealisasikan dalam tulisan, apalagi
kalau sempat diposting di blog atau FB senang pastinya. Bagiamana tidak senang,
hmmm menemukan ide tulisan itu saja
bagi saya masih sulit, mungkin memang masih kurang berlatih. Belum lagi, saya
harus menterjemahkan ide yang masih dalam bayang itu ke dalam rangkaian kata,
ini juga bagi saya tidak gampang alias belum lancar. Meskipun masih perlu waktu
berjam-jam untuk menterjemahkan ide, karena sudah ada niatan untuk menuntaskanya,
maka saya pun menikmatinya saja sampai tulisan bisa terselesaikan.
Saya
sangat setuju jika kondisi semacam ini adalah bagian dari sebuah tantangan.
Ketika tantangan itu bisa terselesaikan, selagi niatan saya untuk menulis masih
menancap, tantangan selanjutnya masih ingin berhasil kulalui lagi. Esuk, saya
mau menulis apa lagi ya? Itulah pertanyaan tantangan yang harus kujawab.
Ketika
di hari tersebut saya belum menemukan ide, pertanyaan itu akan otomatis
membayangi benak saya terus. Tapi sekali lagi, selagi pertanyaan itu masih
sempat mampir di benak saya berarti niatan saya untuk menulis belum memudar.
Sayapun akan berusaha sedapat mungkin mencari ide untuk dituliskan. Sebaliknya,
ketika pertanyaan itu sempat tidak melintas, tandanya saya perlu menata niat
kembali, semangat itu perlu direcharge
lagi. Konon jika dibiarkan, akan bahaya. Apalagi, saya yang notabene masih
mulai belajar, masih sangat rawan dengan situasi ini.
Ini
tulisan ketigaku di bulan Februari, esuk mau menulis apa ya?
Pare, 03 Februari 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar