Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran ujian skripsi. Sebelum skrispi diserahkan bersama seperangkat berkas pendaftaran
ujian, harus dijilid terlebih dahulu. Sesuai dengan warna jilid yang telah
ditentukan, kebetulan jurusan Bahasa Inggris mendapatkan warna kuning. Itulah
mengapa namanya jilid kuning.
Jika hari ini tidak
menyelesaikan jilid kuning itu, sepertinya ujiannya terpaksa ditunda. Untuk
menghindari hal itu, mau tidak mau hari ini harus sudah bisa beranjak dari
pulau skripsi. Meski toga belum dipasang di kepala….tapi rasa leganya….sungguh priceless,
bahagia tak terkira! Hari ini saya bisa jilid kuning. Setelah
sekian lama memimpikan untuk bisa seperti teman-teman yang sudah berhasil
merampungkan tugas akhir studinya, pada akhirnya saya bisa berkesempatan
seperti mereka.
Kali ini saya ingin bercerita
tentang suasana yang terjadi pada hari ini, saat dinyatakan bahwa pendaftaran
ujian skripsi berakhir. Saya termasuk salah satu yang merasakannya. Ternyata
asyik juga he he…, ada rasa senangnya, paniknya, terharunya, dll.
Alkisah, setelah semua perangkat
yang akan dimuat didalam skripsi lengkap, langkah selanjutnya adalah membawanya
ke tempat rental untuk dilakukan penjilidan. Hanya dengan satu jam atau dua jam
saja tidak cukup untuk membereskan semuanya hingga menjadi skripsi jilid kuning,ternyata
perlu waktu yang tidak sebentar.
Pagi-pagi saya sudah bersiap untuk
pergi ke salah satu tempat rental yang berada di sekitar kampus. Konon disana buka yang
paling pagi diantara rental-rental yang ada. Jam tujuh kurang, saya sudah
sampai disana. Menghirup udara pagi rasa skripsi.
Karena masih belum buka, saya
harus menunggu. Tidak berselang lama, satu per satu karyawannya datang dan
membuka pintu. Saya masuk, lalu segera dilayani oleh
salah seorang karyawan, karena belum banyak yang antri. Ada teman-teman yang lain ternyata
juga mulai berdatangan sepagi itu. Tepat pukul 08. 30, saya baru meninggalkan
tempat tersebut. Saya bawa pulang belum berupa jilid, tetapi masih berkas hasil
print out yang campur aduk. Tidak bisa langsung dijilid seketika itu juga, karena
harus ditata terlebih dahulu sesuai urutan yang benar.
Rumit juga mengurutkan berkas-berkas
tersebut. Saya dibantu seorang teman yang baik hati. Teman saya yang menata,
sedangkan saya yang mencari berkas sesuai urutannya. Suasana kamar sungguh seperti
kapal pecah. Proses pengurutan ternyata juga tidak semulus yang saya bayangkan,
karena masih ada beberapa halaman yang kurang. Saya harus balik lagi ke tempat rental
untuk melengkapi berkas-berkas itu. Nahasnya, sampai disana semakin banyak saja
orang yang mengantri. Masak iya, hanya perlu foto copy dua lembar atau tiga
lembar saja harus mengantri lama. Mendatangi satu per satu tempat rental yang
berada di sekitar kampus, banyak yang belum buka. Hanya dua saja, yang
sama-sama dipenuhi teman-teman yang tengah melakukan proses penjilidan. Mulai panik
…
Akhirnya saya memutuskan untuk pergi
ke rental yang jaraknya cukup jauh, tapi disana tidak antri. Entah enakan yang
mana, dekat mengantre atau tidak antre tapi tempatnya sedikit jauh. Karena saya
sudah tidak sabar untuk segera melengkapi berkas yang kurang, saya memilih yang
segera jadi meskipun tempatnya sedikit jauh. Selesai segera pulang, lalu
diletakkan berkas tersebut para urutan yang benar. Setelah semuanya dicek,
ternyata oh ternyata, saya harus kembali lagi karena masih ada saja yang kurang
yang memang tidak saya sadari. Lumayan memakan waktu juga mengurutkan
berkas-berkas tersebut ditambah harus bolak-balik ke tempat rental lagi.
Semua sudah tertata rapi, baru melakukan
penjilidan. Karena sudah masuk waktu Dhuhur, sebelum berangkat, saya Sholat
terlebih dahulu. Tidak seperti waktu pagi yang banyak teman mengantre, siang
itu cukup lengang, berarti akan segera dilayani. Meskipun harus tetap menunggu
tidak kurang dari satu jam, saya lumayan semangat menantinya. Tidak sabar
segera melihat jilid kuningku jadi. Sesekali berasa deg-degan juga, entah
kenapa.
Setelah jadi, tidak segera langsung
saya bawa ke kampus untuk dikumpulkan, namun saya bawa pulang dulu. Saya
lihat-lihat, sambil dalam hati berucap syukur atas semuanya.
Sore hari, baru saya mengantarkan
jilid kuning beserta seperangkat berkas
pendaftaran ujian skripsi ke kampus. Sampai disana saya bertemu teman-teman
satu kelas yang juga mau mengumpulkan Kami mengumpulkan bersama. Setelah dicek
dan berkasnya sudah lengkap, kami bisa meninggalkan tempat. Saat ingin segera
pulang hujan deras turun, kami menanti hujan reda sambil ngobrol sana-sini
bertukar cerita saat mengerjakan skripsi.
Kadang memang kekhawatiran
tidak bisa selesai mengerjakan skripsi menghantui
benak pikirku saat sudah dalam keadaan mood lagi kurang baik. Jadi, kiranya
bisa menyelesaikan tahapan demi tahapan untuk menyelesaikan tugas ini, menjadi
sesuatu yang patut disyukuri. Alhamdulillah.
Jilid Kuning
Tulungagung, 12-07-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar