[Sumber Gambar] Start |
Segala
sesuatu pasti memerlukan yang namanya sebuah permulaan. Pertama kali itu begitu
penting sebelum melakukan kedua kalinya, ketiga, dan seterusnya. Semua ada
permulaanya, tidak serta merta. Aku lebih suka menamainya dengan proses.
Ya,
mewujudkkan sesuatu perlu memulai. “No action” itu sama saja “daydreaming”,
bahwa tanpa perbuatan, hanyalah mimpi di siang bolong. Begitulah hidup. Kita
dianjurkan untuk berproses dan berani memulai adalah bagian dari proses
tersebut.
Aku punya
pengalaman tentang memulai ini. Ada saatnya dimana aku begitu merasa kesulitan
untuk memulai. Aku terlalu banyak berpikir dan berencana. Terlalu banyak
memikirkan resiko-resiko yang sebenarnya masih belum tentu terjadi. Pikiran
seperti itu tentu sangat mengganggu keinginanku untuk memulai. Seakan aku jadi
phobia untuk memulai.
Hal lain
yang sering membuatku sulit untuk memulai adalah rasa malas, yang terkadang
hingga mencapai stadium akhir. Kalau rasa itu datang, terasa begitu sulit untuk
beraksi.
Sunguh,
memulai sesuatu memang butuh keberanian ekstra, juga kesungguhan, serta
totalitas tanpa batas. Tentunya, juga niat dan tekad yang kuat. Karena disaat
itulah, godaan akan datang silih berganti.
Memulai
seakan masih klise dalam benakku. Mudah untuk diungkapkan, tapi sulit
dilakukan. Namun, bagimana lagi, mau tidak mau memulai sesuatu harus tetap
dilakuakan, meskipun susahnya minta ampun. Karena dengan hanya memulialah, keinginan
bisa terwujud.
Untuk
sedikit menghilangkan rasa khawatirku, aku sering mengakatan kepada diriku
bahwa memulai hanya sulit diawalnya saja, percayalah selanjutnya aku akan
menikmatinya. Malah, jika itu terbukti, aku begitu merasa menyesal, kenapa tidak
dari dulu aku memlainya.
Sebuah
ungkapan bijak dari Aa Gym ketika beliau memberi ceramah di TV pernah kucatatn.
Menurutku ungkapan tersebut sangat penting. Sudah lama aku menuliskannya. Sebab
hari ini aku menulis tentang judul ini, aku berusaha mengingatnya kembali.
Kurang lebih ungkapannya begini, mulailah dari hal yang terkecil, mulai dari
diri sendiri dan malialah saat ini juga.
Dan menulis
bagiku adalah salah satu pengalaman yang membutuhkan perjuangan tidak mudah
untuk memulainya. Benar-benar tidak mudah. Apalagi sudah tertanam kuat dalam
pikiranku kalau mengarang itu sulit, terbukti aku selalu mendapatkan nilai
bahasa Indonesia kurang memuaskan di bangku sekolah.
Namun, waktu
menyadarkanku untuk berani memulai. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mulai
mencoba belajar menggoreskan kata demi kata. Ternyata, pada akhirnya aku begitu
menikmatinya dan ada rasa menyesal memang kenapa aku tidak memulainya sedari
dulu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar