Lampu lalu
lintas atau lampu merah atau bangjo selalu kita jumpai ketika berkendara di
jalan raya. Tak lain fungsingnya sebagai pemberi isyarat lalu lintas.
Pengendara pun akan lebih tertib, tidak berebut jalan ketiga melintasi
persimpangan, baik di pertigaan, perempatan, atau bundaran.
Fungsinya
pun sering dikenal lebih dulu. Bahkan Aku mengenal fungsi lampu merah, kuning,
dan hijau sebelum aku tahu wujud aslinya. Guruku di SD dulu yang
memperkenalkannya. Kukira anak-anak usia dini juga sudah diperkenalkan tentang
fungsi lampu lalu lintas ini. Kalau berkendara dengan anak kecil, ia malah akan
lebih tanggap dengan peraturan sesuai yang dikatakan gurunya. Lampu merah itu
berhenti, kuning bersiap berhenti atau jalan, dan hijau adalah isyarat jalan.
Meskipun aku
sudah mengetahui fungsinya dengan baik, namun selama aku belum mengalami
sendiri untuk berkendara dan berpapasan dengan lampu merah, sama saja aku belum
bisa. Ternyata setelah mengalaminya, aku jadi tahu yang sebenarnya terjadi.
Pertama kali pakai motor sendiri dan melewati jalan raya yang ada lampu lalu
lintasnya adalah waktu kuliah.
Pengalaman
berkendara yang cukup lama, rupanya balada tentang lampu lalu lintas kualami,
terutama ketika lampu kuning menyala. Lampu kuning adalah isyarat untuk bersiap
berhenti atau jalan. Ketika lampu kuning menyala setelah lampu hijau, berarti
kita sebaiknya `menurunkan kecepatan kendaraan, karena akan bersiap berhenti.
Namun, banyak pengendara yang mengalih fungsikan isyarat lampu kuning menjadi
ngebut. Baik ngebut agar tidak berkesempatan berhenti di lampu merah atau
ngebut karena sudah tidak sabar menanti lampu hijau menyala.
Aku
terkadang juga tergoda untuk melakukannya. Tapi, kejadian malam ini telah
menyadarkanku. Bahwa memang lampu kuning tidak boleh dihiraukan begitu saja.
Ada seorang pengendara yang tidak menurunkan kecepatannya saat melintasi
perempatan. Padahal lampu kuning menyala dan lampu merah akan menyusul. Sampai
di pertengahan jalan, pengendara dari lain arah sudah bersiap jalan. Otomatis
ia mengganggu. Alhasil, ia dimarahi oleh banyak orang ketika sedang lewat
didekatnya. Untungnya tdak sampai terjadi tabrakan.
Semoga
tulisan ini bisa mengingatkanku untuk selalu mentataati lampu lalu lintas, baik
saat lampu kuning menyala sekali pun.
Ilustrasinya itu lampu kuning mana mbak Eka???? Salam kenal, mbak Eka... hehehhe
BalasHapusTulungagung Mas Rokhim, hehe tapi itu pas merah je
Hapus