Rabu, 08 Juni 2016

Senja di Sebuah Desa




 Senja diantara pepohonan



Apakah ada yang mengagumkan senja di sebuah desa? Hmmm, sepertinya  dibandingkan menikmati senja di desa, tentu jauh lebih menarik senja di Pnatai atau di tempat-tempat yang memiliki panorama indah untuk melihat senja, seperti di lapangan terbuka, pusat kota, atau tempat-tempat yang lainnya. Orang-orang di desa rupanya juga tidak terlalu ngeh dengan kehadiran senja. Ups, saya juga beru-baru ini lho berkenalan dengan senja. Maklum orang desa he he. Wah … terima kasih yang telah memberikian inspirasi senja.

Senja yang tak lama lagi pergi
 
Kenapa kali ini aku ingin menuliskan tentang senja? Seperti yang telah saya katakan sebelumnya bahwa baru saja saya bertemu dengan senja di sebuah desa. Bukannya saya setiap kali ke desa (karena orang desa), sehingga saya sudah bisa melihat senja disana. Namun, kali ini aku melihat senjanya di sebuah desa yang tidak biasa. Ya, karena baru sekali ini saya menginjakkan kaki di desa itu.

 Menatap senja yang tak biasa


Alkisah, saya bersama teman saya mudik ramadhan bersama. Kali ini saya berinisiatif untuk pulang bersama. Saya ingin tahu desa tempat tinggalnya, sekaligus bersillaturrahmi dengan keluarganya. Sebenarnya kami berada di satu kecamatan, namun di desa yang terpisah jauh. Karena teman akrab sewaktu kuliah dan selama ini belum tahu rumahnya, akhirnya pada kesempatan ini saya memutuskan untuk pulang bersama dan berencana pulang ke rumah pada esok hari, pagi-pagi sekali.


Menikmati suasana perjalanan baru, membuatku sungguh berkesan. Perjalanan yang kami tempuh tidak sebentar, kurang lebih empat jam perjalanan menuju sebuah desa itu. Ternyata 11-12 dengan lama perjalanan menuju rumahku. Karena dihadapkan dengan keindahan panorama desa yang sebelumnya belum pernah saya tahu, cukup membuatku betah selama perjalanan. 

Ada bebrapa panorama menarik yang saya temui selama perjalanan itu. Karena di desa tentunya jangan disamakan dengan panorama kota, yang banyak rumah berjejer, gemerlap lampu malam, jalan lurus, dsb. Pemandangan menarik yang saya maksud melainkan, hamparan pepohonan dan rerumputan lebat nan hijau. Serasa kami juga akan menabrak bukit-bukit, karena banyak bukit yang seolah-olah berada tepat di depan kami. Jalan berkelok, naik-turun juga memberikan sensasi tersendiri.

Setelah dari  Tulungagung, kami melewati jalur Suruh-Pule. Jalan naik-turun, berliku menjadi pemandangan yang khas ala desa. Melewati jalan dari Kec. Suruh menuju Kec. Pule, meskipun jalannya naik-turun dan berkelok-kelok, namun kondisi jalan sudah beraspal. Saya mengendarai motor pelan-pelan, karena jalannya tidak terlalu lebar. Sesering mungkin, saya juga membunyikan klakson setiap kali melintasi belokan tajam. 

Waktu itu, kami memilih pulang sore hari. Ternyata tidak salah, senja yang cukup megah menambah keeksotisan perjalanan menuju sebuah desa itu. Senja itu berwarna jingga  sempurna dan pecah. Apalagi, saat berada pada ketinggian, serasa kami bisa mengayuh matahari senja itu dengan mudah. Karena berada di perbukitan, jadi cukup sulit mencari celah untuk melihat mentari sore itu, karena tertutup pepohonan. Kami memutuskan untuk berhenti di jalan yang cukup datar, beristirahat, sambil menikmati langit sore tersebut. 

Kabut sore juga menemani perjalanan kami. Karena berada di dataran yang cukup tinggi, jadi suasananya dingin, ditambah dengan gumpalan kabut sore yang beterbangan, brrrrr. Sampai-sampai jaket yang kami kenakan basah karena dihinggapi embun sore.

 Jalan menuju sebuah desa itu, berhamburan kabut sore


Tanpa sadar, senja yang mengiringi perjalanan mudhik kami berubah menjadi suasana gelap,  malam datang. Adzan maghrib, kami baru belum sampai. Panorma desa kanan-kiri sudah tidak terlihat lagi. Karena tidak ada lampu penerang jalan, saya harus lebih fokus lagi mengendarai motornya. Semakin mendekati sebuah desa yang kami tuju, juga banyak lubang jalan yang kami lewati. Beberapa menit kemudian sampailah kami di rumah. Bapak-Emaknya menyambut dengan sangat baik.



Panggul-Trenggalek, 03 Juni 2016

Di sebuah desa itu

ANUGERAH, KEBAHAGIAAN, DAN HARAPAN

Perasaan bahagia bercampur kaget saat mengetahui bahwa kehamilanku yang sudah memasuki usia 8 minggu. Sedikit ada rasa tidak percaya karena ...