Bunga tembelek di pekarangan rumah; Hijau dan berbunga;
Memasuki
bulan kedelapan, hujan masih turun. Kadangkala derasnya guyuran hujan seperti
musim hujan saja. Juni yang konon bulan musim kemarau yang hujan tidak turun
pada bulan itu, namun ia tetap saja turun dengan segala ketabahannya. Lalu,
disusul bulan Juli dan ternyata hujan masih saja turun hingga bulan Agustus
kini.
Di
bulan musim kemarau pastinya banyak pepohonan yang daunnya berguguran, tanah
gersang, rerumputan mengering. Namun berkat kerinduan hujan di musim kemarau,
alam kampungku tetap berhiaskan hijaunya pepohonan dan rerumputan. Kambing
peliharaan orang tua saya masih bisa menikmati rumput-rumput hijau di musim
kemarau ini. Airpun berlimpah. Sawah masih bisa diolah seperti sedia kala.
Di
kala hujan berhari-hari tidak kunjung reda dan hasil panen, seperti padi dan cengkih belum kering,
sebenarnya tidak jadi soal meskipun sedikit rempong, karena harus mensiasati
agar tidak berjamur dan membusuk. Namun setelah hujan selama beberapa hari,
akhirnya panas datang. Hasil panenpun selamat.
Panggul-Trenggalek,
23 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar