Masih ingin
menulis tentang cerita dapur. Untuk kali ini saya ingin bercerita tentang
kejadian konyol yang saya alami saat ditugaskan untuk memasak nasi. Saya beri
judul postingan ini “nasi setengah gagal”, sudah kebayang kan apa yang mau saya
ceritakan?
Suatu hari (pada beberapa hari yang lalu) I
made a mistake, actually a simple mistake. Salah masak nasi! Jadi ceritanya
saya mau menanak nasi untuk dipakai makan siang. Untuk sarapan, kami sekeluarga
sudah menggunakan nasi sisa kemarin yang sudah dipanaskan. Karena
dimakan untuk sarapan saja sudah habis, jadi harus menanak nasi lagi untuk menu
makan siang.
Seperti
biasa, kadang memasak nasinya pakai rice cooker dan tidak jarang juga dengan
cara tradisional/manual dengan mengetimnya. Hari itu saya inginnya melakukan sesuatu yang tidak biasa, saya
ingin merebusnya terlebih dahulu sebelum dimasukkan di rice cooker. Saya memang
pernah diberitahu teman kalau menanak nasi di rice cooker dengan cara ini rasa
nasinya menjadi lebih nikmat dan pulen, selain itu juga cepat masaknya.
Maksimal sepuluh menit dijamin sudah masak. Sebenarnya cara ini sudah umum
digunakan dalam hal memasak. Karena keluarga di rumah sangat jarang
menggunakanya, jadi saya menjadi kurang tahu.
Sayapun
mencobanya. Sungguh PD sekali, saya beri tahu orang rumah kalau saya punya cara
baru menanak nasi. Merekapun menanggapinya dengan senang hati.
“Mbok, mpun ditingali menawi dereng beres
sedaya?” Intinya, saya tidak memperbolehkan simbok melihat cara masak yang
saya lakukan sebelum semuanya beres.
Layaknya
memasak nasi pada umumnya, menyiapkan beras yang akan dimasak lalu dicuci
hingga bersih. Sebelum saya masak menggunakan rice cooker, saya karon (rebus)
dulu berasnya. Pada tahap mengkaron nasi ini gampang-gampang susah menurut saya.
Selanjutnya, saya tuangkan berasnya kedalam panci dan ditambahkan air
secukupnya. Biasanya saya beri patokan airnya setinggi satu ruas jari dari
permukaan atas nasi.
Saatnya
merebus beras plus airnya. Saya aduk-aduk terus hingga mendidih yang lama
kelamaan airnya semakin mengental sampai benar-benar kering. Saya lihat
hasilnya sepertinya oke, nasi berubah menjadi setengah matang. Setelah
selesai, saya diamkan beberapa menit, lalu saya pindahkan ke rice cooker. Saya
tekan tombol cook. Saya tinggalkan,
berharap 5-10 menitan nasinya sudah matang. Sama sekali saya tidak harap-harap
cemas kalau nasinya tidak matang atau bagaimana, PD saja. Pasti berhasil.
Beberapa
menit kemudian,
Satu, dua,
tiga…saya buka rice cokernya dan melihat apa yang terjadi. Bukanya beras yang
sudah (menurut saya) setengah tadi berubah menjadi nasi pulen dan nikmat, namun
sebaliknya. Menjadi kering, sekilas tampak menjadi beras lagi, dari yang setengah
matang menjadi seperempat matang.
Untung saya
yang buka pertama kali. Sebelum kena omelan, segera saya pindahkan ke panci dandang untuk dimasak lagi. Saya
sudah pernah mencoba sebelumnya, pas dimasak di rice cooker belum matang, menjadi
masak ketika saya pindahkan di panci dandang.
Nahasnya,
cara tersebut ternyata tidak berlaku pada kesempatan saya memasak nasi kali
ini. Meskipun sudah saya masak manual lagi, hasilnya nihil. Saya tunggu hingga beberapa
menit kemudian, nasi tidak juga masak.
Tadinya saya
sudah bilang simbok kalau sebelum nasinya matang tidak boleh kemari, tapi saya
harus melakukan yang sebaliknya. Menyuruh simbok kemari, karena nasinya tidak
bisa matang. Saya telah kehabisan cara bagaimana nasi itu bisa matang. Haeeduhh malu lah...he he
Terpaksa
saya memanggilnya. Omelan siap diterima. Saya meminta simbok untuk mencari cara
agar nasi itu bisa matang. Syukurlah, ia tidak marah. Baginya menjadi hal yang
sangat sepele saja. Tinggal menyiramkan air panas ada nasi yang sedang saya
masak di panci dandang itu. Beres!
Akhirnya nasinya matang juga. Kemudian, saya pindahkan lagi nasinya ke rice
cooker.
Usut punya
usut saya memang telah melakukan kesalahan. Pada saat merebus beras (mengkaron),
setelah airnya sedikit mengental, segera saya ambil air tajinnya satu gelas
ukuran sedang. By the way, air tajin
ditambah gula plus sedikit garam sangat mantap. He he, apa lidah saya saja yang mengatakan mantap. Tapi, saya yang
tidak suka minum susu, kalau disuruh memilih saya mendingan pilih yang satu
ini. Akibatnya, nasinya kekurangan air. Kalau mau diambil air tajinnya, simbok
menyarankan untuk memberikan lebih takaran airnya, tidak boleh pas. Okelah …
Nasi
setengah gagal, pada akhirnya menjadi nikmat dan pulen.
Beras yang siap dimasak
hhehe
BalasHapusSuka bermain Slot dengan tingkat kemenangan tertinggi???Mari bergabung dengan kami di Winning303
BalasHapusada banyak Bonus untuk anda dalam permainan Slot.
Informasi Lebih Lanjut, Silakan Hubungi Kami Di :
- WA : +6287785425244