Agenda English Championsip 2016 yang
baru saja selesai berlangsung pada hari Minggu kemarin menggelar tiga jenis
perlombaan, ada story telling, English proficiency test, dan debate. Sebenarnya jenis perlombaannya
masih sama dengan tahun kemarin.
Meskipun sudah tidak lagi aktif di
organisasi itu, teman-teman masih menghubungi kami lewat grup WA atau pada saat
tidak sengaja bertemu, mereka meminta kami untuk datang. Tidak hanya pada saat
agenda ini saja, setiap menggelar event-event yang lain, kami juga selalu
diberitahu untuk hadir. Dan ketika bisa menyempatan diri untuk datang, kami bisa bertemu lagi dengan teman-teman.
Yups, lewat grup WA kami sudah berencana untuk datang bersama-sama di
acara tersebut, dengan niat sebatas menghadiri undangan. Namun ada pesan masuk
dari salah seorang panitia yang sungguh mengagetkan. Intinya saya diminta untuk
menjadi adjucicator debat untuk babak
penyisihan dan final.
Karena sudah malam, yang semula saya
sedikit mengantuk, membaca pesan tersebut menjadi tidak mengantuk. Tanpa
basa-basi langsung saya menolaknya, karena memang saya belum pernah
berpengalaman dalam hal tersebut. Saya kira banyak teman-teman lain yang lebih
bisa. Saya sudah panjang lebar menyusun kata-kata lewat pesan WA itu kalau
memang saya benar-benar tidak bisa. Tetap saja ada alasan untuk memaksa saya
menyetujuinya.
Waktu sudah menunjukkan hampir pukul 21.
30 itu, saya langsung meluncur ke kampus, menemui panitia. Mungkin kalau saya
berusaha untuk berbicara secara langsung, mereka akan maklum kalau memang saya
benar-benar belum berpengalaman tentang hal itu.
Karena sepertinya waktunya juga sudah
terlalu mepet, kenapa saya tidak mencoba meminta penjelasan mereka terlebih
dahulu terkait bagaimana teknisnya dan apa saja tugas yang harus saya lakukan.
Lalu, mereka menyodorkan beberapa
berkas penilaian untuk dijelaskan sedikit demi sedikit. Penjelasannya juga
cukup mudah saya terima. Mereka juga berusaha menjelaskan panjang lebar
tentang teknisnya. Sepertinya, waktunya juga sangat mendesak. Kenapa saya tidak
memeberanikan diri untuk mengambil kesempatan ini?
Setelah saya sepakat untuk mengatakan Insya Allah bisa, mereka cukup senang. Saya juga lega kalau memang begitu adanya. Dari yang
sama sekali belum berpengalaman, mungkin ini menjadi kesempatan terbaik untuk
menjadikannya pengalaman yang penuh pelajaran.
Karena sudah hampir larut malam, saya
langsung meluncur pulang. Sampai di rumah, masih belum mengantuk. Saya buka
kembali berkas yang telah panitia berikan untuk saya pelajari. Sungguh deg-degan
menunggu esuk hari …
Kesukan harinya ….
Meskipun dalam perasaan terdalam saya
masih ragu dan tidak yakin, namun mau tidak mau saya mengharuskan diri saya
untuk merasa bisa. Perasaan takut dan ragu saya sedikit demi sedikit semakin
luntur saja setelah step demi step berhasil saya lalui, yang tersisa hanyalah
sebuah perasaan syukur karena saya bisa belajar dari pengalaman ini. Secara tidak langsung saya memang telah belajar,
karena banyak pengetahuan baru yang saya peroleh lewat kesempatan tersebut.
Kompetisi debat akan berlangsung selama dua
hari yaitu Sabtu dan Minggu. Untuk Hari Sabtu adalah babak penyisihan dan Hari
Minggu adalah babak final dan penentuan pemenang. Ada 13 tim yang akan tampil
di babak penyisihan, yang setiap timnya akan tampil selama tiga kali dengan
lawan yang berbeda untuk menentukan 8 besar yang akan maju pada babak final.
Menjelang acara dimulai, semua juri
berkumpul di sebuah ruangan guna adakan pengarahan dari panitia. Disana hadir
beberapa dosen, senior alumni, dan juga mahasiswa. Sesuai dengan jadwal yang diberikan,
setiap penampilan dinilai oleh tiga orang juri, satu sebagai juri utama dan dua
lainya menjadi juri pendamping.
Pada kesempatan pertama, saya mendapat
tugas bersama Mr Farid dan Miss Amik. Yang menjadi main adjudicator adalah Mr Farid.
Setelah panitia memberikan instruksi
untuk memasuki ruang lomba, kamipun segera menempati kursi yang telah
disediakan dan bersiap menyaksikan para peserta tampil. Ketika perlombaan sudah
dimulai, saya tidak lagi merasa deg-degan. Entah kenapa? Sayapun fokus dengan
penampilan mereka dan berusaha memberikan note
sesuai dengan penampilanya.
Ternyata pemberian skornya tidak pada
saat mereka tampil. Ketika itu hanya perlu menuliskan catatan-catatan dari segi apa yang
kurang atau apa yang menjadi sisi lebihnya dari setiap tim atau masing-masing
pembicara dalam menyampaikan argumennya. Untuk pemberian nilainya berdasarkan
pertimbangan dari ketiga penilai setelah berunding. Waktunya penilaian, peserta
tidak boleh berada di dalam ruang. Masing-masing dari kami menyampaikan apa
yang menjadi catatanya, lalu ditentukan tim mana yang lebih baik. Jika sudah
selesai, panitia menyuruh mereka untuk masuk kembali.
Saatnya tugas main adju menyampaiakn verbal
adjudication (komentar). Kesempatan inilah yang saya manfaatkan untuk
belajar. Ketika sang main adju
berkomentar, sayapun bersiap untuk mencatat apa yang disampaikan. Selain
bermanfaat bagi saya, karena pengetahuan saya bertambah, juga bisa saya jadikan
modal untuk catatan saya ketika menjadi
juri di tahap berikutnya (ketika kasusnya sama).
Yang semula saya merasa khawatir
terhadap diri saya, setelah keluar dari ruangan saya merasa lega. Untuk
menunggu tahap berikutnya, semua juri berkumpul di ruangan. Ternyata diantara
kami saling menceritakan pengalamannya sambil menikmati sekotak roti dan sebotol minuman pemberian dari panitia, ada yang menceritakan penampilan
peserta, selisih nilai, komentar-komentar perbaikan, dll. Seru ternyata …
Tahap berikutnya (masih pada babak penyisihan)
dimulai sekitar pukul 10.30. Pada tahap ini saya berkesempatan bertemu juri
yang berbeda yaitu Mr Yunus dan Miss Via. Bersama keduanya saya juga tambah
pengetahuan lagi. Teknisnya masih sama dengan yang sebelumnya. Setiap juri
harus memiliki catatan terhadap penampilan mereka. Setelah selesai, giliran
kami berunding untuk menentukan nilainya. Kalau sudah, main adju bertugas menyampaikan verbal
adjudication kepada peserta. Kali
ini yang mendapatkan kesempatan itu adalah Mr. Yunus. Pengetahuan baru saya
dapatkan lagi darinya, saya berhasil mencatat beberapa poin penting dari
penyampaiannya.
Tahap penyisihan yang terakhir
dilaksanakan selepas ISHOMA. Kami istirahat terlebih dahulu. Setelah makan
siang yang diberikan panitia, langsung saja segera menunaikan
Sholat Dhuhur, dan isirahat sebentar. Waktu menunjukkan pukul 13. 45, saya
segera kembali.
Di tahap terakhir babak penyisihan ini,
saya berkesempatan menjadi adju bersama
Miss Isnia dan Miss Luluk. Juri utamanya adalah Miss Isnia. Ketika menyampaikan
verbal adjudicaton-nya, saya cukup
tercengang. Beliau benar-benar sangat detail memberikan komentarnya.
Komentar-komentar cerdasnya sungguh juga
menjadi ilmu baru bagi saya, karena banyak hal-hal yang beliau sampaikan yang
belum pernah saya ketahui sebelumnya dan itu menjadi catatan penting yang tidak boleh saya
lewatkan begitu saja.
Syukurlah tugas di hari itu semua
berjalan dengan sangat lancar, tinggal hari esuk yang merupakan babak final
untuk penentuan pemenang empat besar.
Tahap penentuan empat besar, saya
mendapat kesempatan satu ruang bersama Mom Nany Sungkono dan Miss Tata. Mom
nany yang menjadi main adju-nya.
Masih tetap sama, ketika penampilan berlangsung, kami konsentrasi menyaksikan
penampilan mereka. Tidak lupa, kami mencatat poin penting dari penampilanya.
Diskusi diantara kami juga berjalan dengan lancar. Kami punya catatan-catatan
tersendiri dari masing-masing penampilan yang dijadikan bahan pertimbangan untuk
menentukan siapa yang lolos ke tahap berikutnya. Kemudian, giliran Mom Nany
untuk menyampaikan verbal adjudication-nya.
Poin penting yang beliau sampaikan juga tidak boleh saya lewatkan begitu saja.
Alhamdulillah, sampailah pada tahap terakhir.
Harapanya semoga senantiasa diberikan kelancaran. Pada tahap terakhir ini hanya
tersisa empat tim saja. Dua tim akan bertanding untuk menentukan juara 1 dan 2,
sementara dua tim yang lainya bertanding memperebutkan juara 3 dan 4. Pada
tahap ini ada lima juri yang akan menilai. Untuk saya bersama keempat juri yang
lainnya diberikan kesempatan menentukan penilaian penentuan juara 3 dan 4. Ada
saya, Mr Khadiq, Miss Tata, Miss Salisa, dan Mr Faqih. Untuk di babak final
ini, semua juri berkesampatan untuk menyampaiakan verbal adjudication-nya, setelah sebelumnya melakukan diskusi
bersama.
Benar-benar
menjadi pengalaman yang sangat mengesankan. Setelah beres, kami semua menuju aula untuk
menyaksikan pengumuman dan pemberian hadiah. Pembawa acara memanggil
masing-masing pemenang untuk maju. Tepuk tangan meriah mengiringi kemenangan
mereka. Wajah sumringah bahagia terllihat di wajah para pemenang dan juga guru
pendamping.
Kiranya cerita ini saya akhiri disini dulu, karena saya sudah mengantuk he he….Thanks for reading ^__^
with my partners of debate
adju
The first runner up of English debate
We
Tulungagung, 08-09.08.2016
Mantap
BalasHapus