Judul
Buku : Self Development (Melejitkan
Potensi Personal, Sosial, dan
Spiritual)
Penulis : Dr. Ngainun Naim
Penerbit : Lentera Kreasindo
Cetakan : I, November 2015
Tebal : x + 222 hal; 14.5 x 20.5 cm
ISBN : 978-602-1090-64-0
Penulis : Dr. Ngainun Naim
Penerbit : Lentera Kreasindo
Cetakan : I, November 2015
Tebal : x + 222 hal; 14.5 x 20.5 cm
ISBN : 978-602-1090-64-0
Buku Motivasi Pengembangan Diri
Buku yang cocok sekali untuk dibaca semua orang, sebagai
upaya untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi, hidupnya lebih berkualitas
dan bermakna. Begitulah kesan saya setelah berhasil menikmati seluruh isi
bagian dari buku yang berjudul “self development (melejitkan potensi
personal, sosial, dan spiritual)”. Dalam buku ini, Bapak Ngainun Naim
memaparkan dengan jelas bagaimana usaha untuk mengenali dan menggali potensi diri,
lalu bagaimana mengembangkannya dalam rangka meraih kesuksesan hidup. Yang
jelas buku motivasi tentang pengembangan diri ini akan menjawab pokok
permasalahan tersebut dengan segenap langkah praktis dan kisah inspiratif para
tokoh yang disajikan secara menarik oleh penulis. Tinggal bagaimana kesadaran
kita untuk mempraktekannya, karena dengan kesadaran akan menunbuhkan motivasi
tinggi untuk memperbaiki diri.
Tentunya
kita semua menginginkan sebuah perubahan untuk menjadi pribadi yang berkualitas.
Semua orang menginginkannya. Sebagai ungkapan pembuka, penulis memaparkan bahwa
sepanjang memiliki akal sehat, rasanya tidak ada yang menginginkan kegagalan
datang menghampiri. Bahkan keseluruhan hidup manusia sesungguhnya dilakukan
dalam kerangka menuju sukses. Ya, ternyata menggapai kesuksesan dalam hidup
telah menjadi visi besar setiap pribadi manusia. Semua orang pada hakikatnya
ingin hidupnya sukses, bisa lebih baik lagi dari waktu ke waktu.
Hidup
manusia yang senantiasa dihadapkan pada situasi dinamis, maka kita diharapkan
siap dan mampu menghadapi perubahan. Solusi ampuh yang harus kita tempuh adalah
dengan terus belajar. Belajar akan mewujudkan suatu perubahan. “Orang disebut
belajar jika dalam dirinya terdapat perubahan pengetahuan, wawasan, sikap,
ketrampilan, dan kearifan dalam hidup. Penulis juga menegaskan bahwa belajar,
dalam kerangka ini, tidak harus di bangku sekolah. Belajar sebagai sarana
pengembangan diri bisa dilakukan dengan berbagai cara, seperti membaca, kursus,
seminar, mendengarkan ceramah, dan sebagainya (hal. 30).”
Sejauh
yang berhasil saya pahami dari buku ini bahwa untuk meraih kesuksesan hidup
lewat pengembangan diri, mengoptimalkan potensi diri yang kita miliki menjadi
kunci penting. Potensi merupakan suatu kemampuan yang dapat dikembangkan. Yang
menjadi permasalahan adalah banyak dari kita yang belum menyadari akan keberadaan potensi
yang dimiliki itu, sehingga tidak bisa mengembangkanya.
Proses
juga sangat ditekankan dalam rangka menggapai kesuksesan. “Hidup adalah
proses”, seperti itu salah satu signifikansi yang dijelaskan oleh Bapak Ngainun
naim terkait pengembangan diri. Disamping itu, tidak diperbolehkan rupanya
menjadikan keterbatasan atau kekurangan yang kita miliki untuk memutus semangat
mencapai kesuksesan.
Dalam
sub bab yang berjudul “melampaui keterbatasan”, penulis menyuguhkan beberapa
kisah hidup sosok yang mengagumkan karena semangat untuk berubah dibalik
keterbasan yang dimilikinya. Dari dalam diri sosok yang semasa hidupnya serba
keukarangan, tersingkap Brian Tracy yang hidupnya dipenuhi kesuksesan. Dari
dalam diri sosok yang dianggap bodoh semasa sekolahnya, tampil sosok spektakuler
Thomas Alva Edison (kisah selengkapnya di hal 56-61). Kesuksesan yang
digenggamnya tersebut terjadi semata-mata karena komitmen dan semangatnya untuk
berubah.
Dalam
persoalan semacam ini, penulis secara menarik membedakan antara orang sukses
dan orang bukan sukses dari sisi kekurangan yang dimiliki. “Keterbatasan
sesungguhnya selalu ada pada setiap orang. Perbedaan antara orang sukses dengan
orang yang bukan sukses terletak pada bagaimana mereka memandang kekurangan.
Orang sukses melihat kekurangan sebagai titik pijak untuk berkembang dan
melampauinya. Sementara orang yang gagal justru menyesal dan meratapi terhadap
kekurangan yang dimilikinya (hal. 62).”
Proses
pengembangan diri ini harus dimulai
dari diri sendiri terlebih dahulu. Potensi personal menjadi aspek penting dalam
pengembangan diri. Salah satu aspek potensi personal yang penting untuk
dipertimbangkan adalah akhlak, tanpa akhlak yang baik sukses tidak mungkin bisa
dicapai dengan mulia. Kalau kita sering mengabaikan kebaikan-kebaikan kecil dan
sederhana, saatnya mulai sekarang untuk senantiasa mengupayakan berbuat baik
meskipun hanya sederhana. Selain akhlak, perilaku yang bersifat personal yang
harus kita tingkatkan dalam upaya pengembangan diri diantaranya integritas
(jujur/amanah), disiplin-diri, sabar, dan syukur (diulas di hal. 63-121).
Integritas
sudah pasti menjadi penentu kesuksesan seseorang. “Kesuksesan yang tidak ditopang
oleh kepribadian berintegritas akan cepat runtuh. Integritas – bersikap
terbuka, jujur, dan konsisten- ikut mengantar orang menjadi jawara dalam bidang
apapun (hal. 74-75).” Dalam perilaku ini, patut kita meneladani sosok Bung
Hatta yang dikenal dengan pemimpin yang penuh integritas. Tidak hanya
berintegritas tinggi dalam memimpin negara, namun juga diterapkanya di dalam
keluarga.
Terkait
dengan disiplin-diri, ketika membaca isi bagian di dalamnya kita diajak untuk
merenung sejenak bahwa budaya disiplin belum sepenuhnya diterapkan dalam
kehidupan kita. Kesadaran untuk mendisplinkan diri masih sangat lemah. Penulis
menawarkan lima tahapan untuk mewujudkan budaya disiplin; Pertama dipaksa (karena aturan/system yang berlaku), kedua terpaksa melakukannya, ketiga bisa, keempat biasa, kelima menjadi budaya. Meskipun
kelihatan sepele, namun jika tidak didasari dengan kesadaran dalam diri dan
komitmen yang kuat tetap saja berat menjalankannya. “Disiplin mempunyai
kekuatan luar biasa yang dapat mengantar individu, kelompok, dan bahkan bangsa
untuk meraih berbagai hal yang diinginkan. Disiplin menjadi langkah teknis dan
praktis untuk meraih apa pun harapan dan cita-cita (hal. 96).”
Kusuksesan
tanpa dijalani dengan penuh kesabaran juga tidak akan berhasil. Orang yang sukses
pasti memiliki kesabaran tingkat tinggi. Mereka harus berjuang dalam waktu yang
lama untuk menjemput kesuksesannya. Keberhasilan sesorang juga tidak lain
karena dalam hidupnya selalu dipenuhi dengan rasa syukur. Tips menumbuhkan rasa
syukur yang diberikan oleh penulis sepertinya perlu untuk kita terapkan dalam
kehidupan. Bahwa, kita harus melihat sesuatu yang ada pada kita sebagai sebuah
kelebihan. Rasa syukur itu tidak perlu menunggu datangnya momentum yang menjadikan
kita secara natural harus bersyukur, tetapi kita sendiri yang menciptakan
momentum itu. Membangun momentum itu harus dilakukan dengan memandang segala
hal yang kita terima, sampai pada hal yang paling kecil sekali pun, sebagai
anugerah dan nikmat yang luar biasa yang dianugerahkan oleh Allah SWT (hal.
113).
Selain
dengan melejitkan potensi personal yang kita miliki, pengembangan diri juga
harus mempertimbangan potensi sosial. Potensi sosial dalam hal ini lebih
mengacu pada bagaimana sikap kita terhadap orang lain sebagai makhluk sosial. Agar
hubungan dengan orang lain menjadi nyaman dan selalu rukun, ada beberapa poin
penting yang harus kita jalankan. Diantaranya, dengan mneyadari kehadiran orang
lain, menghargai orang lain, memahami perbedaan, dan tidak boleh mengeluhkan
orang lain. Bersedia memaafkan kesalahan orang lain juga penting untuk
diterapkan dalam kehidupan. Memaafkan akan menghasilkan
kehidupan yang harmonis. Hati adalah sumber kehancuran bila saling membenci.
Apalagi iri, dengki dan iri hati akan membuat kita sengsara jika dilampiaskan
dalam perilaku yang buruk. Kita seharusnya malah bisa memaknai
sisi kelebihan orang lain sebagai sebuah anugerah dari Allah dan bisa
memafaatkanya sebagai sarana belajar. Begitulah solusi yang diberikan oleh
penulis agar kita bisa terhindar dari sifat tercela ini. Ketika menginginkan
diri kita sukses, nilai-nilai kebajikan semacam itu harus tertanan kuat dalam
diri kita.
Tebarkanlah
kebaikan kepada orang lain, itulah energy positif. Energi ini akan mengantarkan orang lain menuju kehidupannya
yang lebih baik. Energi ini juga menhasilkan manusia yang berkarakter. Pesan yang disampaikan dalam hal ini bahwa kita
harus bahagia diatas kebahagiaan orang lain. “Manusia-manusia yang di dalam
dirinya sarat dengan kemuliaan akan selalu mampu menebarkan kebaikan. Ia akan
merasakan kebahagiaan manakala mampu menebarkan kebaikan kepada orang lain.
Inilah manusia-manusia mulia yang selalu hadir bagi kesuksesan dirinya sendiri
dan orang lain. Rusaknya kehidupan sekarang ini karena semkain banyaknya
manusia egois dan hanya mementingkan hawa nafsunya semata. bagi manusia semacam
ini, aspek yang penting adalah dirinya sendiri. Sementara orang lain tidak
masuk dalam kamus hidupnya (hal. 166).”
Selain aspek
personal dan sosial, self-development juga
harus memberi perhatian pada aspek spiritual. Pengembangan diri tanpa didukung
aspek spiritual tidak akan berhasil. Kesuksesan tidak akan lepas dalam aspek
spiritual. Jika ingin berhasil, Jangan sekali-kali lupakan spiritual. Kekuatan
doa mampu mengubah nasib. Kecerdasan spiritual merupakan suatu kunci agar doa -
doa yang dipanjatkan terkabul.
Itulah tiga
potensi pokok yang harus digali secara terus menerus sebagai upaya untuk
mewujudkan pribadi yang lebih baik lagi, berkualitas
dan bermakna. Saya pribadi bisa menyimpulkan bahwa potensi menjadi kunci
penting dalam rangka pengembangan diri ini. Manusia yang berkeinginan adanya
pengembangan dirinya sangat perlu memiliki keseimbangan antara ketiga potensi
tersebut, yaitu potensi personal, potensi sosial, dan potensi spiritual.
Perpaduan yang seimbang dari ketiganya akan memungkinkan seseorang mampu
mengubah hidupnya menjadi lebih baik lagi.
Terlebih lagi, dalam buku ini menyajikan ungkapan-ugkapan syarat
inspirasi dan motivasi dari para ahli yang dipakai sebagai pembuka sub-sub tema
yang dibahas. Bahasa yang digunakan oleh penulis juga sangat mudah dipahami. Kita
akan mudah menemukan intinya saat membaca. Ketika ada istilah-istilah asing
atau ilmiah, beliau juga menyertakan pembahasan secara detail di dalamnya.
Secara tidak
langsung, melalui buku ini kita diajak bersama-sama meningkatkan kesadaran kita
untuk upaya pengembangan diri. Pengembangan diri akan mampu mengantarkan kita
menjadi pribadi yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu. Jadi, mari belajar
dan terus mengembangkan diri. Selamat berjuang menjadi pribadi yang diperbarui dan memberi
manfaat bagi sesama ^_^
Panggul-Trenggalek,
29-30 Agustus 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar