Dua sahabat
adalah kawanku waktu kuliah. Mereka tengah berteman sejak waktu duduk di bangku
SD, hingga kuliah kebetulan sekali menjadi satu kelas. Rumah mereka berdekatan,
hanya berjarak beberapa meter saja. Menariknya, kedua sahabat ini melangsungkan
hari bahagianya di hari yang sama.
Selasa, 03 Januari 2017 menjadi tanggal bahagia untuk mereka berdua
yang akhirnya melepas masa lajangnya untuk menempuh hidup baru dalam ikatan tali
Pernikahan. Entah sebuah kebetulan atau memang direncanakan, aku kurang tahu
pastinya. Yang jelas kedua sahabat ini mengundang kami untuk hadir di hari
bahagianya pada hari yang sama.
Kukhususkan
waktu itu untuk bersiap pergi ke kota di mana pernikahannya dilangsungkan. Aku
bersama kawanku ramai-ramai pergi ke rumahnya. Ada yang datang di pagi hari dan
ada juga yang memilih datang di sore harinya, termasuk aku. Senang tentunya bisa menghadiri undangan pesta
pernikahanya.
Untuk yang
hadir di pagi hari, mereka bisa menyaksikan jalannya prosesi akad nikah hingga resepsi.
Karena aku bersama beberapa temanku datang di sore harinya, jadi prosesi
tersebut tidak bisa kami saksikan. Bahkan kedua pengantin sudah berganti
busana. Mereka tak lagi berbaju pengantin dan duduk di panggung kuade.
Yang pertama
kami datangi adalah rumah Mbak Dian. Sesampai di rumahnya, kami langsung menuju
terop yang berdiri megah di halaman rumahnya. Beberapa orang menyambut
kedatangan kami bersama beberapa tamu yang lain. Mereka yang semula duduk,
seketika itu juga langsung berdiri dan bersalaman. Kami juga bersalaman dengan tamu,
karena kebetulan kami mengenalnya. Beberapa dari mereka adalah kakak tingkat
waktu kuliah, juga ada seorang dosen yang hadir di sana.
Pengantin
yang sedang ngobrol bersama para tamu yang datang lebih dulu, juga langsung menemui kami. Kamipun satu per satu bersalaman
dan memberikan ucapan selamat kepadanya. Lalu, kami dipersilahkan duduk. Kami
sempat ngobrol sebentar dengan mempelai sambil bertanya basi-basi. Hanya
sebentar, karena banyak tamu yang datang jadi ia juga harus menyambut para
tamunya.
Tak lama
kemudian beberapa pelayan mengantarkan kudapan untuk kami. Dengan sangat ramah,
mereka meminta kami untuk segera menikmatinya. Kamipun langsung menyantap
sepiring nasi rames yang disajikan. Setelah selesai, kamipun memutuskan untuk
berpamitan. Jika bersalaman yang pertama tadi hanya mengucapkan selamat, untuk
salaman yang kedua ini kuberi ucapan doa “Baraka Allahu Lakuma”.
He he, si bungsu di kelas jadi pengantin duluan😇
Pengantian adalah berjilbab pink tak bermotif
Usai dari
acara itu, tujuan kami berikutnya adalah ke acara undangan teman kami yang
satunya, yaitu Mba Via. Karena rumahnya dekat, kami tinggal berjalan beberapa
meter saja. Namun, kami harus jalan masuk dulu ke gang untuk tiba di rumahnya,
karena memang berada di gang yang berbeda. Musik dangdut dari pengeras suara
sudah terdengar dari muka jalan.
Langsung kami
parkir sepeda motor dan masuk. Tidak jauh berbeda dengan waktu bertamu di rumah
Mba Dian, disini pun kami juga disambut oleh para penerima tamu. Pengantin juga
segera menyambut kedatangan kami. Bedanya, kami lebih lama di rumah Mba Via.
Waktu itu para tamu yang datang sudah lengang, jadi kami bisa ngobrol agak lama.
Tak
terasa waktupun berjalan sangat cepat, hingga akhirnya kami semua memutuskan
untuk pulang. Tapi sebelum pulang, kami berfoto bersama dengan pengantin.
Satu,
dua, tiga. . . . . . Ciiiiiiss.
Usai berfoto kamipun bersalam-salaman lagi.
Akhirnya kami pulang. Selamat menempuh hidup baru yah kawan. Semoga menjadi
keluarga yang sakinah, mawadah, dan warohmah. Aamiin.
Kata-kata penutupnya … Dan semua akan menikah pada waktunya, Hiks hiks😄
wah, ada dua pengantin di sastu wilayah...yg pusing tetangganyaaa... hahhaa
BalasHapus