KESADARAN MERAWAT LINGKUNGAN DARI HAL KECIL
Oleh: Eka Sutarmi
Merawat lingkungan adalah
tugas kita bersama. Meskipun sudah ada tukang sapu yang bertugas membersihkan
jalanan setiap hari, namun serasa tidak pas jika kita tidak berbuat apa-apa. Manusia-
sebagai penduduk planet bumi sebenarnya memang punya tanggung jawab yang besar
untuk menjaga dan merawatnya. Kita tahu bahwa bumi merupakan satu-satunya dari sekian planet yang ada di dunia ini yang
bisa dijadikan tempat tinggal dengan fasilitas ternyaman dan terlengkap. Semua
planet lain selain bumi tidak bisa kita tempati karena memang ada alasan
tertentu, fasilitasnya tidak selengkap dan senyaman bumi.
Bumilah satu-satunya planet
yang memiliki fasilitas lengkap dan nyaman untuk keberlangsungan hidup kita,
misalnya ketersediaan air untuk kita minum, oksigen untuk bernafas, makanan,
dsb. Tak lain semua fasilitas tersebut hanya ada di bumi. Konon, kemungkinan
planet yang bisa kita tempati adalah mars, namun disana tidak ada air minum
setetespun. Hidup tanpa air kan bahaya, karena tubuh kita sangat perlu air
untuk bertahan hidup.
Dua paragraf di atas adalah
renungan sederhana bahwa kita wajib hukumnya merawat lingkungan agar bumi ini
tetap sehat. Sekali lagi, itu adalah
tanggung jawab kita semua. Coba, apa yang akan kita lakukan jika bumi ini
perlahan tidak lagi bersahabat. Apa yang akan kita lakukan jika tanaman dan
hewan mati, kekeringan, pencemaran air, udara, banjir, dll. Karena bumi adalah
satu-satunya tempat tinggal kita, jadi jika itu terjadi kita akan tinggal
dimana? Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegahnya?
Tulisan ini menjadi
pengingat diri saya juga, karena kesadaran untuk merawat lingkungan dari dalam
diri saya belum sepenuhnya tumbuh. Jujur, saya masih membuang sampah dengan
tertib di jalanan. Saya sering mencampakkan begitu saja barang yang habis saya
pakai. Dan lebih sering saat naik kendaraan, bus atau mobil misalnya.
“Biarin
aja, ujung-ujungnya nanti juga sampai ke laut,” Kadang ungkapan seperti itu
yang muncul dalam benak saya ketika tanpa rasa berdosa melempar barang habis
pakai dari jendela bus atau mobil. Saya rasa kasus serupa juga pernah dialami
oleh yang lain. Atau mungkin bahkan lebih dari itu. Sampah berserakan masih
banyak kita temui di berbagai tempat.
…dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang
yang bersih (QS. At-Taubah: 108). Dari cuplikan ayat tersebut jelas bahwa
Islam sangat menganjurkan kebersihan. Pentingnya menjaga dan merawat
lingkungan, khususnya dalam hal kebersihan ini sebenarnya sudah pernah kita dapatkan
sedari kecil. Mulai duduk di bangku sekolah dasar kita sudah diperkenalkan
dengan yang namanya kebersihan. Berarti sudah bukan hal yang asing lagi bahwa
membuang sampah sembarangan merupakan perilaku tidak terpuji. Dan sangat paham
bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman dan juga bersih itu pangkal sehat.
Bahkan semboyan itu pernah dijadikan hiasan dinding kelas agar kita selalu
ingat bahwa kebersihan sangat dianjurkan.
Tapi,
anehnya sampai sebesar ini ternyata kita belum bisa juga menerapkan nilai
kebersihan itu secara utuh. Semboyan-semboyan tentang kebersihan yang pernah
kita dapatkan terabaikan begitu saja. Salah satu buktinya seperti yang saya
jelaskan diatas tadi, sering membuang sampah dengan tertib di jalanan, sungai,
tempat wisata, dll. Itu semua tak lain
yang menjadi pelaku utamanya adalah “kita”. Sebenarnya tidak enak hati juga
saya menyebut “kita” disini. Tapi masak hanya saya sendiri dari sekian juta
jiwa bangsa Indonesia ini yang sering membuang sampah di sembarang tempat, saya
yakin pasti ada jiwa-jiwa yang lain.
Berkaitan
dengan kasus kurangnya kesadaran dalam merawat lingkungan, kita semua
diingatkan oleh Prof. Dr. Komaruddin Hidayat lewat bukunya berjudul “250
Wisdoms: Membuka Mata, Menangkap makna (Mizan Publika: 2010).” Di hal 8 dengan
sub bab yang berjudul “Mengawal Alam”, beliau membuka tulisannya dengan
rangkaian kata yang sangat indah dan bermakna.
“Planet
bumi bagai bahtera yang tengah terapung di samudera angkasa tiada bertepi.
Betapa indah dan mempesona. Mari kita nikmati rekreasi di persinggahan ini
dengan menciptakan kedamaian dan kemakmuran bersama. Kalau memang kita telah
sadar bahwa bumi yang kita tempati ini sebagai tempat persinggahan yang
sifatnya sementara, harusnya kita tidak akan sewenang-wenang menjalani keidupan
ini.”
Dari
ungkapan diatas, kita bisa memaknai bahwa untuk menciptakan kedamaian dan
kemakmuran tersebut, salah satu solusinya adalah dengan merawat lingkungan
dengan baik. Sehendaknya kita memulai dari hal kecil dan sederhana dulu, yaitu
berusaha untuk senantiasa membuang sampah pada tempatnya kapanpun dan
dimanapun. Kita bisa memulainya dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus sadar
bahwa kebersihan adalah tanggung jawab bersama sebagai penghuni planet bumi. Apa
kita siap berbenah diri untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat?
Anggap saja ketika bisa memberikan manfaat untuk lingkungan, nama kita akan
berhasil terabadikan pada sebuah prasasti yang indah.
Pare,
21-01-2017
*Belajar menulis bersama SPN dengan tema "Merawat Nusantara"
ini mestinya perlu masuk kurikulum sekolah
BalasHapus