Penerbit
Gramedia kembali menghelat bazaar buku murah di Tulungagung. Sayangnya untuk
beberapa waktu yang lalu saya belum berkesempatan untuk hadir disana. Kali ini
tidak boleh terlewatkan. Hari Minggu (30/10), saya janjian sama teman di Tulungagung untuk pergi bersama. Kebetulan sekali ia ternyata juga
mengajak temannya kesana di hari itu. Akhirnya kami sepakat berangkat
bersama-sama.
Teman-teman
di kursus sebenarnya mengadakan acara di Hari Minggu itu. Saya sebenarnya tidak
enak juga untuk tidak ikut. Setelah saya pikir-pikir lagi, saya memutuskan
untuk tidak ikut. Kenapa saya lebih memilih untuk ke Bazaar? Meskipun jangka
waktu bazaarnya kurang lebih satu minggu, saya tidak bisa izin begitu saja
ketika hari aktif mengajar. Hari Sabtu atau Minggu sepertinya jadi opsi
terbaik.
Sedangkan kalau tidak pergi di Hari Minggu, kesempatan lainnya di Minggu depan yang merupakan hari terakhir bazaar itu digelar. Kalau sudah hari terakhir, pasti koleksi bukunya sudah berkurang banyak. Belum lagi kalau di hari tersebut tetiba ada sesuatu yang membuat saya tidak bisa pergi? Oh, no …
Sedangkan kalau tidak pergi di Hari Minggu, kesempatan lainnya di Minggu depan yang merupakan hari terakhir bazaar itu digelar. Kalau sudah hari terakhir, pasti koleksi bukunya sudah berkurang banyak. Belum lagi kalau di hari tersebut tetiba ada sesuatu yang membuat saya tidak bisa pergi? Oh, no …
Pukul
08. 00 saya berangkat dari Kediri. Sekitar satu setengah jam perjalanan saya
tempuh dari Kediri menuju Tulungagung. Pukul 09. 30 saya sampai di rumah teman.
Saya tidak lama bersinggah di rumahnya. Karena ia sudah bersiap, segera kami
berangkat. Lokasi yang kami tuju adalah Balai Rakyat Tulungagung yang berada tepat
bersebelahan dengan alun-alun. Tidak sampai 15 menit untuk menuju lokasi.
Karena
di hari Minggu, suasana di alun-alun terlihat ramai, begitu juga setelah kami
memasuki halaman gedung Balai Rakyat. Kendaraan sudah berjajar rapi dan
memenuhi area parkir. Ternyata setelah memasui ruangan, pengunjungnya memang
sangat banyak, mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Berbagai
macam buku di sediakan, ada buku anak-anak, novel, inspirasi, dll yang harga bukunya dibandrol dari harga 5.000. Seperti
pengalaman menghadiri event pameran buku sebelumnya, bahwa kunci harus jeli
memilih. Sepertinya waktu tiga jam terasa sangat singkat waktu itu.
Memilah-milah tumpukan buku lalu berpindah dari satu tempat ke tempat yang
lainya untuk mencari buku-buku yang cocok di hati.
Setelah
berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sayapun akhirnya tergiur untuk
membeli beberapa buku. Salah satu alasan utamanya memang harganya yang miring. Dan
tentu saja saya tertarik untuk membacanya.
Berikut
adalah buku-buku yang saya beli dari pameran buku kemarin. Jumlahnya ada lima
buah buku dengan total harga 132. 000.
Buku
berjudul “Kamu Indonesia Banget Kalau …” karya Berit Renser (menarik perhatian
saya. Saya masih ingat sekali pernah Berit Renser diundang dalam acara kick
andy beserta beberapa orang bule lainya yang sudah lama tinggal di Indonesia. Buku
ini juga ditunjukkan waktu itu. Berit Renser menuliskan pengalamannya saat
tinggal di Indonesia. Saya tergiur untuk membaca kisah uniknya ketika ia berada
di bumi Indonesia yang budayanya sangat bertolak belakang dengan negara
asalnya, Estonia. Buku ini dibandrol dengan harga 14. 000.
Selanjutnya
adalah buku biografi Gus Dur, yang berjudul “Gus Dur Santri Par Excellence”.
Buku menarik ini harganya 10. 000 dengan ketebalan yang cukup lumayan, 300
halaman lebih. Saya tertarik membacanya karena di dalamnya berisikan kumpulan
artikel dari penulis berbeda yang menuliskan tentang sosok Gus Dur. Mirip dengan buku antologi. Hampir semua
artikel di dalamnya pernah dimuat di Kompas. Sebelum saya beli, saya baca
sekilas dan bahasanya memang mudah dipahami. Akhirnya kuputuskan untuk
membelinya.
Buku
yang ketiga berjudul Zaid bin Tsabit (Biografi sekretaris Nabi). Saya penasaran
saja untuk membaca buku ini. Harganya 44. 000.
Dua
buku yang lainya berupa novel. Pertama novel super tebal yang hanya dibandrol 10.
000 berjudul “Kancing yang Terlepas”.
Kedua,
novel berjudul “dan hujan pun berhenti …” Jujur, pertama kali melihat buku ini
saya langsung tergiur. Saya suka dengan desain sampulnya, hehe. Novel ini harganya 54. 000.
Setelah
buku berada di tangan, kami mengantri terlebih dahulu untuk membayar. Antrianya
cukup panjang. Setelah membayar, bukupun siap dibawa pulang dan bisa segera
dinikmati.
Memang buku-buku yang dipamerkan disana bukan buku new release. Karena belum pernah membaca buku tersebut, kiranya buku lamapun tidak jadi soal. Buku lamapun akan menjadi buku baru terutama bagi saya yang belum pernah membacanya.
Pare, 01-10-2016
Wow, suatu yang sangat menyenangkan ketika dapat pergi ke pesta buku. Meski jarak tempuh Pare -Tulungagung sangat lumayan, tapi hal ini tak membuat keinginan dibatalkan.
BalasHapusSalam kenal dan salam hormat, Bu.
He he iya Mba Lisa, karena saya sudah niatkan sebelumnya. Terima kasih telah berkenan berkunjung dan salam kenal juga. Wahh tulisan di blogny Mb Lisa kereeenn
Hapus