Ini
masih ide cerita dari beberapa hari yang lalu yang tertunda untuk saya tuliskan.
Kelanjutan cerita yang saya posting kemarin, namun intinya berbeda. Saya akan
menceritakan hidangan dua teman saya yang kebetulan pada malam Jum’at kemarin
mendapat tugas memasak untuk dimakan bersama-sama (Cerita terkait: Ada yangBerbeda). Mereka berdua dari Palopo-Sulawesi Selatan dan mencoba untuk
menghidangkan kudapan khas dari daerahnya tersebut.
Ketika
menjelang makan bersama, banyak teman-teman yang penasaran dengan masakan yang
akan dihidangkan. Memang sebelumnya kedua teman saya sudah bilang kalau mau
menyajikan makanan khasnya, yang bernama Kapurung.
Begini
nih penampakan menunya:
Semangkuk Kapurung dan Segelas Sup Buah
Saya
ambil sedikit dulu, takutnya tidak habis. Kan lidah jawa biasanya sulit untuk
menyesuaikan makanan-makanan yang baru begini. Sambil makan bersama ada yang
bertanya seputar makanan ini dan kedua teman saya yang memasak itu juga berbagi bercerita.
Unik
memang makanan ini. Orang Palopo biasanya menyebutnya Soto Makasar. Memang
dilihat sekilas, cara menyajikannya seperti soto, ada kuah segarnya, dikasih bruk-bruk, dan ada nasi khas Palopo.
Pengganti nasi malam itu, adalah bubur kanji. Sebenarnya untuk membuat Kapurung pakai bubur Sagu, karena bahan itu tidak tersedia disini sebagai
alternatifnya mereka menggunakan tepung kanji.
Tekstur
buburnya tidak terlalu lembek tidak terlalu keras, jadi kenyal dan dibuat mirip
bola-bola. Kuahnya segar karena pakai kaldu ayam, terasa sedikit masam dari
perasan jeruk nipis dan rasanya pedas. Kalau soto yang biasa kita makan ada
irisan kubis, seledri, dll, namun untuk Kapurung ini sayuranya direbus. Ada beraneka
macam sayuran, ada bayam, jagung, kacang panjang, dll. Ada irisan ayamnya dan
taburan kacang goreng di dalamnya.
Menurut
cerita teman saya, orang di Palopo makan kudapan ini dalam semangkuk besar.
Salah seorang teman saya kemarin juga mengambil di mangkuk porsi besar. Sudah
biasa. Bola-bola kanjinya tidak perlu dikunyah langsung ditelan saja. Ini yang
cukup membikin lucu, karena banyak dari kami yang tidak berhasil mencobanya.
Takut kalau tersedak. Meskipun licin
tetap dikunyah terlebih dahulu. Makanan ini konon katanya juga bisa membuat tidak gampang haus dan kenyangnya bisa bertahan lama.
Makan
sedikit saja perut saya memang sudah terasa kenyang, jadi masih ada beberapa bola-bola
kanji yang tersisa. Belum ditambah satu gelas sup buah sebagai hidangan
penutupnya.
Terima
kasih Mr. Arthur dan Mss. Elisa atas hidangan spesialnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar