Terhitung
lima puluh empat hari sudah saya berada di tempat yang saat ini kutinggali. Berada
disini bukanlah tanpa tujuan. Selain belajar, tentunya saya ingin mendapatkan
pengalaman baru, terlebih ini tempat baru juga bagi saya. Bahkan secara tidak
langsung, saya tengah belajar tentang kehidupan. Ternyata begini rasanya bekerja.
Saya harus bisa membagi waktu dengan baik, saya harus bisa mengelola kebutuhan
dengan baik, dan seabrek tanggung jawab lainnya. Kesemuanya itu belum
sepenuhnya saya lakukan dengan baik di waktu sebelumnya, baik saat duduk di bangku sekolah dan kuliah.
Ketika
duduk di bangkukuliah, terlambat lima menit, sepuluh menit biasa saya lakukan.
Jam karet sering saya gunakan. Karena kos dengan kampus saya dekat, seringkali
saya menunggu laporan dari teman-teman dulu untuk masuk kelas. Ketika ada teman
yang memberitahu kelas sudah dimulai atau dengan saya meminta mereka untuk
kirim SMS ketika dosennya sudah datang, saya baru bersiap berangkat. Bahkan
pernah juga terlambat hingga mata kuliahnya sudah mau berakhir.
Satu
menit sungguh waktu yang sangat berharga disini. Pada intinya tidak ada alasan
untuk terlambat dan saya harus melaksanakan tanggung jawab itu sebaik mungkin.
Awal-awal mengajar memang jam karet saya masih melekat dalam diri saya. Kebiasaan
buruk tersebut masih terbawa juga. Peringatan haluspun saya terima dengan
ikhlas. Pada intinya, ketika kelas dimulai jam 07. 30 misalnya, maka pada jam
tersebut harus sudah di kelas dan memulai kegiatan belajarnya, bukan masih mau
berangkat atau melakukan urusan lain yang akhirnya mengorbankan tanggung jawab
itu. Ketepatan waktu ini juga dijadikan
teladan untuk siswa yang saya ajar. Saya harus memberi contoh yang baik kepada
mereka. Sederhana namun sulit. Saya masih perlu belajar untuk melatihnya. Itu
salah satu contoh kecilnya saja.
Menariknya
lagi, ternyata dari saya mengajar ini,
saya menerima upah. Meskipun hanya pas-pasan, namun ternyata cukup untuk biaya
hidup sehari-hari saya disini, seperti bayar kos, makan, keperluan mengajar, membeli
buku, dll. Saya tidak meminta orang tua saya. Ya, ini menjadi pengalaman yang
menarik bagi saya karena sebelumnya saya tidak melakukan hal itu. Disisi lain
juga menjadi tantangan tersendiri bagi saya, karena saya harus belajar
mengelola kebutuhan saya dengan baik. Inilah maksud dari status FB saya pada
beberapa hari yang lalu “mulai belajar untuk bisa memprioritaskan sesuatu yang
benar-benar kebutuhan dan dibutuhkan.”
Berkomitmen
untuk mencatat pengeluaran harian dalam pembukukan Alhamdulillah sudah berjalan
sejak terinspirasi dengan tulisan Bu Ima dalam blognya berjudul “tips
mengurangi pengeluaran harian.” Setelah membaca tulisan ini, saya langsung
membeli buku kwarto kas untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran saya setiap harinya.
Awal-awal rajin nulisnya, beberapa bulan berikutnya semakin tidak telaten.
Nulisnya hanya pas ingat saja. Namun setelah terhitung lima puluh empat hari
ini, saya berkomitmen untuk mengisi buku itu dan berhasil. Memang benar, dari
pembukuan itu saya bisa evaluasi diri yang mana pengeluaran yang penting dan
tidak penting, serta yang menjadi prioritas dan bukan.
Awal-awal
disini pengeluaran saya melebihi target, itu dikarenakan saya membeli di warung
untuk makan sehari-hari saya. Saya berganti dari satu warung ke warung makan
yang lainya untuk mencicipi menu yang ada. Di kos disediakan dapur, namun saya
malas memasaknya. Membeli di warung lebih mudah dan praktis, pikir saja kala
itu. Karena ada cara yang lebih hemat untuk menguranginya, yakni dengan masak
sendiri, jadi saya juga berkomitmen untuk melakakunya. Benar..dengan masak
sendiri, saya bisa menghemat lima puluh persen lebih untuk makan setiap harinya.
Saya bisa mempergunakan uang itu untuk kebutuhan yang lainya. Masak atau lapar!
Tantangan juga bagi saya, karena saya tidak melakukan hal ini sebelumnya. Masak
sendiri memang lebih memuaskan, meskipun menunya kadang hanya sederhana.
Pokoknya
setelah sekian hari kulewati di tempat ini, banyak sekali pengalaman menarik
yang saya dapatkan dan insyaallah sangat bermanfaat.
Pare,
04-11-2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar