Rabu, 08 Januari 2025

ANUGERAH, KEBAHAGIAAN, DAN HARAPAN

Perasaan bahagia bercampur kaget saat mengetahui bahwa kehamilanku yang sudah memasuki usia 8 minggu. Sedikit ada rasa tidak percaya karena anak pertama masih umur 3,5 tahun. Tapi aku harus bahagia, ada anugerah begitu indah yang Allah siapkan untuk kami. Perasaan bahagia itu juga hadir. Waktu itu aku sangat takut dimarahi setelah Ibuku tahu. Bukan dimarahi sebenarnya, sejenis diomeli. Ternyata tidak, karena keluarga dan saudara menerima kabar kehamilanku ini dengan senang. Alhamdulillah.

Seketika aku bergumam dalam hati, apakah aman aku hamil disaat sedang pengobatan benjolan tiroid di leherku. Penyebab sakitku ini karena hormon dalam tubuhku yang berlebih, yang membuat proses metabolisme dalam tubuh bekerja dengan sangat cepat. Seringkali energiku seakan habis padahal aku sudah makan dalam porsi yang banyak, minum air putih juga sangat banyak. Tidak jarang di tengah aktivitas tiba-tiba aku merasakan lemas, deg-degan, ngantuk, berkeringat, dan perasaan tidak nyaman lainnya. 

Aku pun rutin sekali memeriksakan kehamilanku ke puskesmas dan juga dokter spesialis. Setiap kali periksa, aku sangat cemas. Takutnya kondisiku tidak baik-baik saja. Lagi-lagi aku aku harus bersyukur karena setelah melewati beberapa kali periksa ke dokter hasilnya baik. Hanya saja memang aku harus minum obat tiroid secara rutin agar hormon dalam tubuhku normal. Setiap periksa ke dokter, aku juga harus membawa hasil lab terbaru. 

“Ada Mba yang kondisinya sama, malah lebih parah, itu bisa lahiran normal.” Jelas Bu Dokter suatu hari saat periksa. 

Kata-kata beliau itu seakan menjadi senjata dan kekuatan bahwa aku baik-baik saja. 

Lain halnya ketika periksa ke bidan dan puskesmas setempat. Di posyandu desa, aku dimasukkan kategori kehamilan beresiko tinggi. Waladalah. Aku juga tidak komplain, dijalani saja. Malah dapat bantuan gizi tinggi dari desa setiap bulannya. Hehe. Tidak disangka. Pihak puskesmas memang bersikeras dan tidak menjamin kalau kondisi saya bisa lahiran normal. Dan harus pengawasan dokter spesialis. 

Aku harus fokus pada kondisi kehamilanku yang sebentar lagi HPL. Syukurlah tidak ada keluhan yang cukup mengkhawatirkan. Banyak yang bilang, aku hamil “ngebo”. Aku bisa tidur nyenyak dan makan enak saat hamil, semua makanan aku suka. Sebenarnya tidak jarang aku merasakan mual. Anehnya aku merasakan mual ketika lapar saja. Kok bisa ya hehe. Setelah makan, tidak mual lagi.

HPL telah tiba. Persalinanku tinggal menunggu hari, pagi, sore, atau malam. Selama masih kuat, aku melakukan kegiatan seperti biasanya. Hari-hari itu memang tidak nyaman, perut kenceng, kaki bengkak, dll. Capek juga, karena bolak-bolak harus ke kamar mandi. Khawatir juga kalau tiba-tiba ada flek yang berarti tanda-tanda mau melahirkan sudah ada.

Dua hari sebelum persalinan saya ke Bidan desa, sebenarnya sudah muncul kontraksi, tapi setelah dicek belum ada pembukaan. Beliau menyarankan kalau secepatnya harus minta rujukan dan segera ke RSUD di Trenggalek. Yang menjadi catatan beliau kalau riwayat kehamilanku beresiko tinggi. Padahalan menurut dokter baik-baik saja. Esok harinya, komunikasi aku sambung melalui chat WA, panjang lebar aku ceritakan, siapa tahu ada solusi yang lebih menenangkan. Untungnya suamiku tidak begitu gupuh yang mengharuskan saat itu juga harus berangkat. 

“Pak, opo aku wes arep lahiran yo” Jelasku kepada suami esok harinya. Hari itu Sabtu, 6 Januari 2024. Suami waktu itu berangkat pagi sekali ke sawah, karena kebetulan Sabtu libur, tidak bekerja. 

Masih ingat sekali, waktu itu kemarau sangat panjang, tapi sudah tiba musim tanam padi. Banyak sekali tetangga yang menghabiskan biaya yang tidak sedikit untuk mengairi sawah karena kekeringan. Suami sudah 3 kali menyemai benih padi, tapi gagal tumbuh. Padahal setiap hari disiram. Ketiga kalinya, sebenarnya berhasil. Tapi, disaat petani yang lainya menanam padi, benihnya belum bisa ditanam. Akhirnya benih padi yang baru disemai beberapa hari itu sengaja dicangkul dan diratakan. Esok harinya sudah harus menanam padi mengikuti yang lain. Itulah kenapa sumi hari itu sangat capek, berangkat pagi sekali dan pulang menjelang maghrib untuk minta benih padi yang tumbuh subur di beberapa tempat. Tempatnya lumayan jauh. Katanya perlu beberapa karung benih padi. Mengangkut tanaman yang masih bercampur lumpur, lalu meratakan ke sawah. Wajar saja hari itu ia sangat lelah. Esok hari padi pun siap ditanam.

Di saat beliau capek, seharian bekerja sangat berat. Aku merasakan kontraksi di sore hari. Aku masih berusaha tenang. Kalau saya panik, suami juga akan panik, kasihan sekali ia belum istirahat. Dalam bayanganku, kalau benar-benar dirujuk ke Trenggalek yang harus naik ambulan dengan jarak yang jauh. Seperti waktu melahirkan anak pertama. Apalagi, kontraksi sudah semakin sakit. Bakalan repot kalau seandainya yang sakit malah suamiku. Belum lagi aku belum telpon Ibuku, yang pasti datangnya beberapa jam kemudian setelah ditelpon. Tenang…..tenang.

Malam itu, suamiku istirahat dan ia tidur lebih awal karena kecapekan. Aku berusaha tenang dan masih menikmati kontraksi palsu. Aku masih kuat ke kamar mandi. Meskipun sudah merasakan kontraksi beberapa menit sekali, belum juga keluar flek. Masih aman, gumamku. Semakin malam kontraksi semakin sering, dan semakin sakit. Belum juga aku membangunkan suamiku. 

Aku memang lebih tenang dan tidak panik pada kehamilanku ini. Membayangkan waktu melahirkan anak pertama, kontraksi di rumah sakit itu tidak nyaman sama sekali, apalagi kalau proses persalinan masih lama, beberapa jam kemudian. Padahal sakitnya sudah hebat. Bed untuk persalinan juga sangat sempit, tidak bisa bebas bergerak. 

Karena sudah merasakan kontraksi yang semakin sering, akhirnya aku membangunkan suamiku. Semoga istirahatnya sudah cukup. Sampi pukul 03.30 dini hari aku tidak bisa tidur karena kontraksi yang semakin sering. Tidak ada pilihan lagi selain segera berangkat ke rumah sakit. Aku sudah siap jiwa dan raga untuk melahirkan. 

Karena jaraknya dekat, aku hanya membawa selimut. Dibonceng naik motor masih aman-aman saja. Setelah sampai di rumah sakit, aku langsung turun dari sepeda dan bergegas ke resepsionis untuk melapor kalau mau melahirkan. Suamiku masih parkir sepeda.

“Yang mau melahirkan siapa, Bu?” Tanya petugasnya kebingungan.

“Kula, Bu” aku menjawab dengan nada lemas campur ngantuk. 

Aku diarahkan ke kamar bersalin untuk melakukan pemeriksaan awal. Ada dua bidan yang menangani. Nahasnya seorang bidan yang piket waktu itu sangat judes kataku. Apalagi setelah tahu aku punya riwayat penyakit tiroid. Beliau seakan bersikukuh kalau saya harus dirujuk. Waktu itu hari Minggu, Dokter yang bertugas tidak ada. Tidak hanya sakit yang aku rasakan tapi darah juga keluar. Semakin lama semakin banyak, dan semakin sakit. Sambil menunggu kepastian dokter. Suami diminta untuk merpersiapkan perlengkapan persalinan. Suami minta tolong salah satu saudara untuk mengantarkan. Setelah semua sudah siap, belum ada kepastian. Masih diminta menunggu. Kondisiku sempat difoto oleh salah seorang perawat untuk dikirimkan ke dokter. 

Waktu terasa sangat lama, beberapa kali aku bertanya ke suami jadi dirujuk atau tidak. Suami memintaku untuk tenang, tidak boleh panik, karena malah jadi beban pikiran yang pengaruhi proses persalinan. Benar sebenarnya. Benar-benar takut kalau memang harus dirujuk dengan kondisiku yang sudah menahan sakit luar biasa, naik ambulan dengan jarak yang sangat jauh. 

Hari sudah mulai pagi. Aku lihat jendela sudah tidak gelap lagi. Saat itu pukul 05.00. Dua bidan yang jaga memeriksa kondisiku. Aku sudah bisa menebak pasti beliau akan mengecek pembukaan, karena memakai sarung tangan. Jajur, aku paling tegang kalau udah periksa dalam begini. Horor banget deh pokoknya. Aku diminta tarik nafas dalam dalam, dan tangan bu bidan pun mulai meriksa pembukaan mulut rahim. Terlihat ada banyak darah yang keluar dan menempel di sarung tangan karet yang bu bidan pakai.

"Sudah pembukaan 4" terangnya.

Aku cukup lega meskipun masih sambil menahan kontraksi. Mulesnya sudah sangat kuat. 

Terus kepastiannya dokter bagaimana? Kamipun juga masih bingung. Sambil menunggu lagi, aku mengintip Bu Bidan yang sibuk mempersiapkan box bayi. Suami diminta meyiapkan segala peralatan persalinan sesuai dengan yang diintruksikan Bu Bidan. Ada perasaan lega dan bersyukur sekali, ternyata Dua Bidan yang hebat itu membantu persalinanku secara normal. Dua bidan yang bertugas pagi itu sangat sabar, tidak seperti malam harinya. 

Berterimakasih sekali kepada beliau berdua. Meskipun tanpa didampingi dokter, beliau sangat berani dan cekatan.

Perjuangan pun dimulai. Sebelumnya ada briefing dulu. Bu Bidan memposisikan tubuhku dengan benar, aku harus tarik nafas dalam, ketika mengejan bokong tidak boleh diangkat. Kontraksi sudah mulai hilang dan muncul lagi beberapa saat kemudian. 

Ketika kontraksi muncul, Bidan memberikan intruksi untuk segera mungkin mengejan dengan tenang. Selama proses persalinan, suami setia mendampingi di sebelah kiri. Aku memegang tangannya kuat-kuat setiap rasa nyeri muncul hebat. Setelah mengejan untuk kesekian kalian, aku berhasil melahirkan dengan normal pada pukul 09.00. Hal yang harus disyukuri karena bisa melahirkan di rumah sakit dekat rumah. Alhamdulillah.

“Wah, selamat ya Bu, bayinya laki-laki, sehat dan lengkap?” Kata Bu Bidan.

Tangisan bayi dalam ruangan bersalin telah mengubah segalanya, yang ada hanya perasaan bahagia dan bersyukur. Melihat wajah mungilnya seolah menghilangkan rasa sakit sebelumnya

Saat adik ditangani bidan untuk dibersihkan dan dibedong, aku masih harus melalui proses jahitan. Proses yang membuat kaki tegang dan area bawah nyeri luar biasa tanpa dibius. Seakan lebih lama dibanding proses lahiran.

Mencoba menerima rasa nyeri dan fokus pada adik bayi yang menempel di dada. Pelukan hangat yang menjadi obat segala rasa nyeri.

Beberapa jam sebelum melahirkan sebenarnya suami sudah menelpon Ibu untuk segera ke rumah sakit. Sampai saya melahirkan Ibuku belum juga datang, padahal jarak dari rumah ke rumah sakit kisaran satu jam. Alhasil, hanya suami yang menunggu selama proses persalinan. Benar kata suami, bukannya langsung berangkat, Ibuku malah merepotkan dirinya untuk memasak aneka rupa asupan untukku. Waladalah. Padahal kan sudah dapat jatah makan dari RS. Benar saja, beberapa jenis makanan dibawa di dalam tas yang cukup besar. Meskipun sedikit kesal, tapi aku sangat lahap makan masakan Ibuku. Makan banyak agar energiku pulih kembali.

Bayi yang lahir pada Hari Minggu, 7 Januari 2024 itu diberi nama Nahyan Tasbiha Dewantara. Kehadiranya menambah kesan harmonis keluarga kecil kami. Banyak sekali pelajaran hidup yang begitu berharga dari Adik, Kakak, dan juga suami. Lagi dan lagi aku harus bersyukur. 

Semoga mereka tumbuh dengan sehat dan bahagia, Amiin.





Panggul, 08 Januari 2025


Minggu, 05 Januari 2025

DAPUR YANG HARUS TETAP MENGEPUL!

Untungnya suami bisa mengolah sawah, sehingga saya tidak perlu membeli beras. Pernah suami menjual sawah ke tetangga selama satu tahun, alhasil uangnya tidak cukup saya belikan beras untuk satu tahun. Tidak sepenuhnya uang tersebut tidak untuk membeli beras saja, tapi juga untuk keperluan yang lain. Waktu itu persediaan beras pas habis. Sangat terasa jika saya harus mengeluarkan biaya yang cukup banyak jika saya harus membeli beras juga.

Kebutuhan dapur memang perlu biaya yang tidak sedikit. Apalagi saat ini banyak harga bahan pokok naik beberapa kali lipat. Kulkas yang biasanya penuh dengan stok bahan makanan untuk beberapa hari ke depan, untuk saat ini bersih. Saya hanya membeli bahan makanan dalam jumlah sedikit. Terkadang tidak sampai tersisa untuk disimpan di dalam kulkas.

Karena besok hari Senin dan harus berangkat pagi, saya harus punya persediaan bahan makanan sebelum pagi tiba, agar saya tidak terburu-buru. Malam ini saya pergi ke toko aneka sayuran untuk membeli bahan-bahan yang saya butuhkan. Beberapa macam sayuran saya beli, jumlahnya tidak banyak, seperti yang ada di foto. Berapa harga yang harus saya bayarkan? Seharga 54 ribu! 

Gambar: Stok kebutuhan dapur

Kali ini, saya hanya beli cabe rawit 1 0ns dengan harga 12.000. Mahal sekali. Berarti harga cabe 1 kilo 120. 000.  3 Biji jagung 4000. ¼ telur 7.500. Dua buah Pir seharga 9.000, dll.  Belum lagi jika esuk hari ingin membeli stok daging atau ikan lauk, yang harganya juga tidak murah.

Meskipun harga bahan pokok naik, dapur harus tetap mengepul. Setiap hari saya harus membuat beberapa menu makanan yang berbeda meskipun dalam jumlah sedikit. Dua anak saya punya selera menu makanan yang berbeda. Apapun yang saya masak untuknya, Adik suka, padahal ia masih berusia 1 tahun. Semoga sampai dewasa ia tidak pilih-pilih makanan. Berbeda dengan kakak, yang karakternya plek ketiplek (sama) dengan bapaknya. Terjikan. Hanya menu makanan tertetu yaang mereka mau. 

Panggul-Trenggalek, 05 Januari 2025





Kamis, 02 Januari 2025

LIBURAN YANG TIDAK SELESAI

Setelah terpotong dengan kegiatan piket di sekolah dan PKK desa, Ada jatah waktu sekitar lima hari di liburan tahun baru untuk saya dan keluarga ke rumah orangtua dan buyut di desa. Hari yang sudah lama ditunggu. Suami hanya mengantarkan saja, karena Bapak tidak ada libur kecuali tanggal merah. Sementara, saya dan dua anak tinggal di sana. 

Si kakak yang awalnya kurang bersemangat karena takut capek di perjalanan berubah menjadi sangat senang. Adik juga tak kalah senang. Ia sangat suka bermain di tempat baru. Hari pertama, kami menginap di rumah Mbah. Rencananya dua hari kami menginap di sana dan tiga hari setelahnya kami menginap di rumah orangtua.

Bahagia sekali mereka kedatangan buyut-buyutnya. Mereka sudah cukup tua, tapi masih semangat menemani cucu dan buyutnya bermain. Apalagi nenek saya, ia masih semangat beraktivitas ke kebun, memanen aneka hasil kebun, beternak tujuh kambing, dan masih banyak lagi aktivitas yang ia lakukan. Nenek juga masih kuat menggendong buyutnya, tapi digendong di belakang sambil melakukan kegiatan yang lain. 

Gambar: Buyut sangat senang menemani Adik bermain 

Beraneka ragam makanan dimasak olehnya. Seakan ia tidak beranjak dari dapur. Bumbu-bumbu yang sangat sederhana dan proses memasak yang cukup singkat dan anti ribet, eneka masakan tersaji dengan cepat. Ada rawon, sayur tempe, sambal, dll.

Di hari esoknya, Nenek menangkap seekor ayam kecil untuk dimasak buat buyut-buyut kesayangannya. Ia bersihkan ayamnya lalu tak lama kemudian disulap menjadi ayam kukus dengan bumbu rempah yang sangat lezat. Anak-anak sangat suka.

Kakak punya aktivitas favorit di sana, yaitu bermain api di depan tungku. Ia bermain api sambil ditemani buyut. 

Gambar: Kakak bermain api di depan tungku
Gambar: Kakak dain Adik bermain bersama di rumah Buyut

Saat hujan tiba, ia sangat antusias bermain hujan sambil bermain mobil-mobilan. Memang, di rumah ia tidak dibolehkan main hujan. Ia tidak tahan dengan air hujan. Benar saja, sore harinya setelah tidur siang, ia demam. Semakin sore semakin demam. Sangat menyesal, saya membolehkan bermain air hujan. Maafkan Ibuk ya, Nak! Perasaan saya berubah menjadi sedih dan tidak tenang. Disaat saya harus menggendong adiknya, kakak juga rewel.

Sore itu juga adik digendong Budhe diantarkan ke rumah Mamak yang tidak terlalu jauh. Tapi harus jalan kaki naik bukit. Si Kakak yang beratnya sudah hampir 19 kilo berusaha saya gendong dengan jarit. Lumayan membuat dada sesak, tapi saya harus minta bantuan Mamak dan Bapak untuk menjaga adik. 

Semakin malam, badan kakak semakin panas. Ia mengigau dan menangis. Sebegai pereda panas tradisional, saya mengoleskan parutan bawang merah dan minyak kelapa. Tidak ada apotik di sana. Rumah Bu Bidan juga jauh. Alhasil saya harus meminta suami untuk membelikan obat di apotik. Saya mengira Bapak tidak berani dan menunggu pagi. Karena perjalanan satu jam dengan melewati jalan raya di tengah hutan yang tidak ada lampu penerang jalan. Bapak sangat bertanggungjawab demi kakak. Pukul 09.30 ia datang membawa obat penurun panas. Perasaan saya berubah lega. Kakak sangat dekat dengan Bapaknya. Kedatangannya seakan membawa kebahagiaan tersendiri apalagi saat ia sedang sakit dan semalam tidak bersamanya.

Setelah minum obat, kakak bisa tidur pulas. Beberapa kali saya bangunkan untuk minum air putih agar tidak dehidrasi. Alhamdulillah, pagi harinya kakak bangun sendiri dan bermain.

Di hari itu juga suami memutuskan untuk mengajak kakak pulang. Saya dan adik boleh tinggal dulu. Sempat saya merasa bingung, saya masih ingin menginap lagi tapi tidak tega dengan mereka berdua. Akhirnya kami semua mengakhiri liburan pada hari itu. 

Mamak sibuk menyiapkan bekal untuk saya bawa. Satu kardus berisikan tumis tahu, tumis hati ayam, sayur bening, kelapa, pete, pisang ambon siap dibawa. Saya pun membereskan barang-barang yang akan dibawa. Sungguh sangat ribet. Setelah menunggu hujan reda, kami berpamitan. 

Meskipun perjalanan sangat melelahkan, kami bisa sampai rumah lagi dengan selamat. Semoga sehat selalu untuk Bapak dan Mamak dan juga Simbok dan Kakung.

Gambar: Kakak sudah sembuh dan bisa bermain bersama lagi

Panggul-Trenggalek, 02 Januari 2025


Jumat, 27 Mei 2022

UJIAN KESABARAN: RESEP SEMBUH PENDERITA HIPERTIROID

Oleh: Eka Sutarmi

Periksa rutin ke dokter saya lakoni sejak saya mengetahui penyakit tiroid yang menyerang organ tubuh saya. Tepatnya 6 Juli 2021, saya periksa ke dokter untuk kali pertama. Terhitung hingga saat ini, saya bolak balik ke dokter sudah hampir satu tahun. Periksa tiga bulan pertama, dokter memberi resep obat untuk dikonsumsi satu minggu, jadi saya harus kembali lagi satu minggu kemudian. Bulan berikutnya, saya periksa dan menebus resep satu bulan sekali.

Saya bukan tipe orang yang sangat gampang minum obat, kecuali memang karena terpaksa. Dan kini saya harus minum obat rutin. Bosan? Pastinya. Beberapa bulan berjalan, bukan hal mudah saya lakukan. Belum terbiasa dan sangat terpaksa. Tapi saya harus sadar, saya harus bersyukur dipertemukan dengan salah satu jalan kesembuhan atas penyakit ini. Bagaimana jadinya jika hingga detik ini saya membiarkannya. Pasti kondisi tubuh saya sudah tidak karuan.

Semoga lantaran minum obat rutin, bisa mencegah pembesaran kelenjar tiroid yang ada di organ tubuh saya. Setiap saat memang saya perlu berpikir optimis jika saya pasti sembuh. Pikiran seperti itu perlu saya tanamkan dalam diri, agar saya tidak merasa terbebani dan seakan tidak sedang terjadi apa-apa.

“Sampai kapan, dok saya harus minum obat?” Tanyaku pada suatu waktu.

“Sabar ya, Bu. Obat ini fungsinya untuk menghambat produksi tiroid berlebih dan menormalkan kadar tiroid yang ada dalam tubuh. Selama belum normal, obat harus dikonsumsi rutin,” terangnya.

Memang dua kali cek lab terbaca jika hormon tiroid dalam tubuh saya belum normal. Kadar TSH (thyroid stimulating hormone) masih rendah. Artinya ketika kadar TSH rendah, maka kelenjar tiroid memproduksi hormon tiroid dalam jumlah yang banyak. Hormon tiroid dalam tubuh ini punya peran penting untuk proses metabolisme. Akibatnya, ketika tubuh memproduksi hormon tiroid berlebih, proses metabolisme tubuh pun bekerja lebih cepat dari kondisi normal dan akan membuat segala sesuatu di dalam tubuh berjalan lebih cepat dari seharusnya.   

Sejauh ini sudah banyak perubahan kondisi kesehatan yang saya rasakan. Tremor saya sudah berkurang, denyut jantung yang dulunya terasa sangat berdebar kini berangsur membaik, tidak lagi mengeluarkan keringat berlebih, nodul atau benjolan di leher semakin lunak, meskipun masih merasakan ada benjolan saat meraba leher sebelah kanan, dan masih banyak lagi perubahan yang saya rasakan. Alhamdulillah.

Bukan foto narsis 😁 Terlihat mataku lebar sebelah

Memang ada beberapa kondisi tubuh yang masih saya keluhkan. Salah satunya mata saya yang sebelah kiri lebih lebar dan sedikit menonjol. Sebenarnya, sudah tidak separah dulu, sebelum saya minum obat rutin. Menurut penjelasan dokter, mata saya ini sudah sulit kembali normal, karena saat diobati kondisinya memang sudah parah dan terlambat. Ketika diperiksakan ke dokter mata sekalipun hasilnya juga demikian, tapi saya belum mencoba mengkonsultasikan.

Selain masalah mata, juga masalah rambut rontok berlebih dan berat badan saya yang sulit sekali bertambah. Selama menderita hipertiroid, nafasu makan saya bertambah. Saya gampang sekali merasa lapar. Porsi makan pun terkadang bisa dibilang ‘porsi kuli’. Banyak juga yang bilang ‘okeh tibake panganane cah iki’. Tapi anehnya berat badan saya berhenti di angka yang sama. Selama kadar hormon tiroid belum seimbang, saya masih kesulitan menaikkan berat badan, karena proses metabolisme dalam tubuh belum bekerja secara normal.

Obat tiroid dosis rendah yang saya konsumsi secara rutin

Obat tiroid yang selama ini saya minum rutin adalah  propanolol dan Propylthiouracil. Obat ini berbentuk pil dengan dosis paling rendah. Sehari saya minum dua kali, diminum rutin selama satu bulan. Dan bulan depannya saya kembali mengulang hal yang sama. Selain dua obat khusus ini, obat tambahannya berbeda-beda, seperti Lupred, Kalbion, dll. Karena keluhanya sudah berkurang, jumlah obat yang diberikan juga semakin sedikit, tidak seperti awal-awal periksa. Alhamdulillah.

Selama ini tindakan yang dilakukan untuk merekam perkembangan kesehatan saya, masih dengan wawancara medis dan pemeriksaan kondisi tubuh. Setiap kali periksa, dokter menanyakan semua keluhan yang saya alami dan juga melakukan pemeriksaan seperti denyut nadi, detak jantung, tekanan darah, meraba benjolan di leher, menimbang berat badan, dll. Juga setiap 3 bulan sekali dilakukan pemeriksaan lab hormon tiroid.

Rencana tindakan selanjutnya yaitu harus melakukan USG leher untuk mengofirmasi pembesaran kelenjar tiroid. Jika memang nodul/benjolanya tergolong kecil dan masih bisa dicegah dengan pengobatan rutin, tidak perlu dilakukan operasi. Tapi, jika benjolannya mengharuskan untuk diangkat, saya pun siap untuk itu.

Saya sadar sepenuhnya jika sakit itu sebuah ujian dan untuk menghadapinya saya memilih untuk berupaya sembuh. Sebuah ungkapan “setiap penyakit ada obatnya” juga menjadi pengingat diri, sebagai isyarat perintah untuk berobat. Sebagaimana saat kita lapar lalu mencari makanan, saat haus kita mencari minum, dan kondisi lainnya yang memang perlu diatasi bukan hanya dihadapi dengan diam. Dalam kondisi seperti ini kesabaran pun sedang diuji.

“Setiap penyakit memiliki obat. Bila cocok obat dengan penyakitnya maka akan sembuh dengan izin Allah”

BISMILLAH

Panggul-Trenggalek, 28 Mei 2022

 

 

 

Sabtu, 25 Juli 2020

IBU, SEMOGA KHUSNUL KHOTIMAH

Oleh: Eka Sutarmi

Aku merasa sangat kehilangan ibuku mertua. Aku benar-benar tidak mengira jika Allah menggariskan usia beliau sedemikian singkat. Sungguh, masih banyak anganku yang ingin aku lakukan bersama ibu mertuaku.

Entah kenapa, semenjak ibu sakit aku merasakan kasih sayang lebih dan perhatian penuh dari beliau. Aku selalu berdoa untuk kesembuhannya. Suamiku juga pernah bilang bahwa harapan terbesar dalam hidupnya ketika nantinya aku melahirkan dengan lancar, dede bayi sehat dan mertuaku sembuh dari penyakitnya.

Kurang lebih satu tahun ibu berjuang melawan sel kangker dalam tubuhnya.

Awalnya, ada benjolan sebesar telur ayam di paha kirinya. Karena tidak merasakan sakit, suamiku menganggap itu tidak bahaya. Lama-lama benjolan itu membesar dan tubuh terasa panas ketika ibu kecapekan.

Suamiku memeriksakan ibu ke spesialis bedah di RSUD. Setelah menjalani beberapa kali periksa, ternyata terdeteksi ada sel kanker dalam tubuh ibuku. Dokter menyarankan 3 rumah sakit yang bisa menangani penyakitnya, RS Dr Soetomo Surabaya, RS Saiful Anwar Malang, dan RS Bayangkara Kediri.

Karena pertimbangan jarak tempuh, suami memilih memeriksakan ibu ke RS Bhayangkara Kediri. Jarak tempuh sekitar 4 jam perjalanan menggunakan mobil.

Satu tahun wira-wiri berobat ke Kediri bukan hal yang mudah dijalani, terutama suami dan ibuku. Suamiku memang anak laki-laki satu-satunya dari tiga bersaudara, jadi ia harus bertanggung jawab penuh untuk mengurus pengobatan Ibu.

Perlu perjuangan yang luar biasa, terutama bagi Ibu saat awal-awal berobat ke Kediri. Jarak tempuh yang jauh, capek sudah pasti.

Karena dari rumah berangkat naik travel, jadi waktu tiba di sana tidak bisa disesuaikan dengan jam praktek dibuka. Sampai di sana ibu harus mengantri berjam-jam menunggu praktek dokter onkologi buka. Belum, kalau mendapatkan nomor antrian yang banyak. Kalau sudah dilayani, Ibu tidak bisa langsung pulang, karena harus menunggu travel dari Surabaya datang.

Perjalanan ke Kediri dilakukan Ibu selama serangkaian pengobatan sebelum operasi. Butuh berkali-kali tatap muka dengan dokter sebelum Ibu dioperasi.

Perjalanan PP yang melelahkan seringkali dijalani. Jika esok hari diminta dokter untuk kembali ibu dan suami memilih mencari kos terdekat dengan rumah sakit. Beberakali ibu diajak menginap di kos.

Pernah juga, karena keterbatasan informasi mengenai rumah sakit, sampai di tempat mendadak ditempel pengumuman jika poli di hari tersebut tidak buka. Sungguh, kasihan.

Ya Allah mudahkanlah Ibuku menjalani proses pengobatan. Doa yang setiap kali kuucapkan saat ibu diantar berobat.

Bersambung

Jumat, 24 Juli 2020

MY PREGNANCY STORY

Oleh: Eka Sutarmi
Setelah mengalami keguguran pada kehamilan pertama, rasa was-was terhadap kesehatan janin selalu menghantui pikiran sewaktu-waktu. Namun, berusaha untuk menjaga pola hidup sehat dan senantiasa berpikir positif terhadap kesehatan dan perkembangan janin senantiasa saya tanamkan.
Pada trisemester pertama kehamilan, keluhan demi keluhan memang seringkali saya rasakan. Periksa pertama ke puskesmas, HB dan lingkar lengan saya kurang memenuhi kriteria normal. Tablet tambah darah yang disarankan oleh bidan rutin saya minum dan mengonsumsi makanan bergizi yang bisa menambah kadar HB juga rutin saya lakukan. Syukurlah, setelah dua kali dicek lab, HB saya sudah normal.
Selain kurangnya kadar HB dan lingkar lengan, di semester pertama saya juga sering gemetar, terkadang hingga seperti terkena parkinson. Tapi alhamdulillah, lama-kelamaan keluhan itu tanpa saya sadari hilang dengan sendirinya.
Untuk trisemester kedua dan ketiga ini, alhamdulillah tidak ada keluhan yang saya rasakan. Hanya saja ketika terlalu banyak bergerak atau duduk, kedua kaki saya gampang bengkak.
Mulai awal kehamilan hingga saat ini, saya mendapatkan jatah gizi dari puskesmas. Gizi ini diperuntukkan bagi siapa yang memiliki berat badan dan lingkar lengkar lengan di bawah rata-rata waktu pertama periksa kehamilan. Gizi yang diberikan berupa susu hamil dan biskuit. Saya pun tidak menyia-nyiakan bantuan gizi ini. Susu saya minum rutin dan biskuit sedikit demi sedikit saya buat ngemil. Meskipun saya kurang suka ngemil yang manis-manis, tapi demi kesehatan janin saya paksakan.
Setiap kali periksa berat badan saya semakin meningkat. Senang rasanya. Semoga ini pertanda baik untuk perkembangan janin dalam kandungan saya.
Kehamilan saya kini sudah memasuki usia 7 bulan. Pergerakan janin sudah semakin kuat saya rasakan.
Saya dan suami semakin antusias menyaksikan perkembnagannya lewat USG. Usia kandungan 3 bulan sebenarnya sudah saya USG di puskesmas. Namun karena fasiitas yang kurang canggih, hasilnya pun tidak maksimal. Selain itu, yang menangani juga bukan dokter spesialis, jadi kurang detil saat menjelaskan. Diberitahu mengenai berat janin dan usia kandungan yang sudah sesuai, ada rasa bahagia tersendiri.
Beberapa minggu yang lalu, saya dan suami memutuskan untuk pergi ke dokter spesialis di Trenggalek. Karena kalau periksa ke RSUD harus mengantri berjam-jam, kami memutuskan periksa ke tempat prakteknya langsung.
Sesuai  rekomendasi dari teman-teman, saya periksa ke Dr. Indri Hapsari yang ada di Surodakan Trenggalek. Sebelumnya saya sudah mendaftar lewat WA untuk shift sore. Berangkat dari rumah pukul  17.00 dan sampai di sana pukul 19.00. Terlihat kursi antrian sudah hampir terpenuhi, tinggal tersisa beberapa saja.
Sampai di sana, saya langsung menuju pendaftaran. Tidak berselang lama setelah menunggu, saya dipanggil. Saya mengajak suami ke ruangan untuk bersama-sama menyaksikan perkembangan dede bayi dalam kandungan.
Subhanallah. Seketika kalimat tersebut terucap secara spontan menyaksikan gerakan yang begitu aktif si janin. Dokter menjelaskan sedemikian rupa mengenai kondisi dan perkembangan janin. Alhamdulillah kondisi janin sehat dan perkembangannya juga baik. Ya Allah, sungguh besar nikmat dan karunuia yang engkau limpahkan kepada kami.
Besar harapan untuk kelahiran buah hati kami, semoga semoga persalinan nantinya berjalan dengan lancar, semoga ibu dan bayi sehat. Aamiin

Rabu, 22 Juli 2020

MEMAHAMI KEHENDAK-NYA

Oleh: Eka Sutarmi

Allah sebaik-baik perencana. Maka yakinilah bahwa apapun itu, selalu ada hikmah dibalik rencana-Nya-­Anonim 
Pengalaman yang cukup pahit dan mengerikan itu sama sekali tidak terbayangkan jika harus terjadi pada diri saya. Tepatnya pada 17 Agustus lalu, janin yang ada dalam kandungan saya tidak bisa terselamatkan. Waktu itu usia kandungan saya kurang lebih 3 bulan.
Kami menikah pada awal Oktober 2019. Bulan November saya menyadari kalau telat haid. Saya cek menggunakan test pack, hasilnya pun positif. Alhamdulillah, perasaan senang hadir dalam keluarga kami setelah mengetahui saya hamil, terutama suami saya.
Kecapekan yang berlebihan dan emosi yang tidak menentu saat beradaptasi di rumah mertua membuat si janin yang masih muda ini terganggu. Dan Allah berkehendak lain. Kami harus bersabar.
Karena di rumah mertua masih ada adik ipar dan anaknya, saya dan suami memutuskan untuk mengontrak. Sebenarnya adik ipar sudah membuat rumah sendiri yang rencananya saya dan suami yang tinggal bersama mertua. Namun, karena suaminya masih bekerja rumahnya belum bisa ditinggali.
 Tujuan kami ingin mengontrak tak lain bukan untuk meninggalkan ibu mertua dan tidak memperdulikannya, tapi kami ingin menata perasaan kami sehingga kami berharap ini keputusan terbaik dan bisa mengubah kondisi menjadi lebih baik.
Memang masih beberapa bulan saya tinggal bersama mertua, jadi mungkin kami belum bisa saling memahami karakter dan ego masing-masing, konflik batinpun sering saya rasakan. Suami saya sangat paham dengan kondisi saya.
Suami saya merupakan anak laki-laki yang sangat disayang ibu mertua dan ia pun sebaliknya. Saya sangat memahami itu. Jadi setelah menikah, seakan ibu mertua saya kurang rela jika melihat suami saya mengasihi dan memperhatikan saya. Sering ibu saya diam tanpa sebab dan selalu ingin tahu semua privasi saya dan suami. Belum lagi adik ipar yang kadang menambah kekesalan saya.
Memutuskan untuk pindahan ke kontrakan di saat hamil muda sebenarnya bukan hal yang mudah untuk kami lakukan. Kami kasihan dengan janin dalam kandungan. Tapi tetap kami lakukan dengan harapan semoga ini menjadi keputusan terbaik kami. Kontrakan kami tidak juah dari rumah mertua, masih satu RT. Jadi kami masih berkesempatan mengunjungi ibu sesering mungkin.
Setelah pindah selama 4 hari, saya merasakan kram perut yang luar biasa. Capek yang tidak begitu saya rasakan dan emosi yang tidak menentu benar-benar mengganggu perkembangan janin dalam kandungan. Suami membawa saya ke puskesmas terdekat. Setelah di cek, saya tidak diminta untuk rawat inap tapi diminta pulang kembali dan bed rest total di rumah.
Ya Allah, semoga janin ini masih bisa selamat.” Harapan terbesar itu senantiasa saya ucapkan dengan air mata yang tidak bisa tertahan.
Keesokan harinya, tepatnya selepas sholat maghrib suami menghibur saya. Saya pun cukup senang  dengan caranya menghibur. Tapi ada yang tidak biasa. Saya merasakan sesuatu yang keluar dari jalan lahir saya begitu deras.
“Mas, sepertinya saya pendarahan hebat,” ucap saya pada suami. Seketika suasana berubah menjadi panik. Saya pun seketika tak berdaya dan sempat hampir tidak sadarkan diri saking banyaknya darah yang keluar.
Karena sudah tidak mungkin jika harus dibawa ke puskesmas dengan motor, sehingga suami saya harus mencari mobil dan sopirnya untuk mengantar kami. Sampai di puskesmas beberapa bidan menangani saya. Keputusan dari dokter bahwa janin saya sudah tidak bisa diselamatkan. Suami saya menguatkan saya berkali-kali, bahwa Tuhan masih punya rencana lain yang lebih baik.
 Sakit yang luar biasa masih saya rasakan selama proses abortus. Pada akhirnya seluruh jaringan berhasil keluar dengan gumpalan darah yang begitu banyak. Sangat mengerikan. Keesokan harinya keadaan saya semakin membaik dan diperbolehkan pulang.
Beberapa hari kemudian saya mengecek kandungan saya di dokter spesialis, ternyata saya tidak perlu kuret selepas keguguran karena sudah abortus komplit, sudah tidak ada lagi jaringan yang tertinggal di dalam kandungan. Syukurlah.
Rencana Allah yang sangat tidak terduga datang di saat yang tepat. Di saat kehidupan saya dan suami mulai tertata dan keluarga juga mulai nyaman dengan situasi yang kami jalani, Allah memberi hadiah untuk keluarga kami.
Enam bulan setelah saya pindah ke kontrakan, saya positif hamil. Saya dan suami masih berkesempatan menjaga karunia-Nya ini dengan sebaik-baik. Tidak hanya saya dan suami yang berbahagia, tapi juga ibu mertua dan seluruh keluarga saya. Pesan-pesan penting di sampaikan oleh mereka demi keselamatan dan kesehatan buah hati kami. Fabiayyi ‘aalaa’i Rabbikumaa Tukadzdzibaan.

Panggul-Trenggalek, 23 Juli 2020

Minggu, 08 September 2019

SERBA SERBI PERINGATAN HUT RI KE 74 SMKN 1 PANGGUL


Bulan Agustus memang sudah berlalu. Namun kenangan euporia kegiatan peringatan HUT RI masih terkenang dalam benak saya, meskipun saya bukan sebagai peserta kegiatan. Saya sebenarnya iri menyaksikan para peserta yang tergabung dalam berbagai kegiatan PHBN, terutama iri kepada rekan kerja.


Saya tidak boleh mengikuti serangkaian kegiatan karena waktu itu saya memang tengah hamil dan usia kandungan saya masih muda. Tepat pada 17 Agustus saya mengalami keguguran disaat mereka yang lain tengah menyaksikan kemeriahan serangkaian kegiatan PHBN. Semoga tulisan ini bisa membayar kesedihan yang datang di kala peringatan kemerdekaan tiba.


Serangkaian kegiatan PHBN tingkat kecamatan diikuti oleh instansi dan umum se-kecamatan Panggul, Trenggalek. SMKN 1 Panggul menjadi salah satu sekolah yang berpartisipasi dalam kegiatan PHBN tingkat kecamatan. Kegiatan yang diikuti cabang perlombaan seni maupun olahraga.


Untuk beberapa cabang olahraga yang diikuti, SMKN 1 Panggul memperoleh beberapa prestasi yang cukup memuaskan. Berkat persiapan yang maksimal, siswa mampu memenangan beberapa pertandingan. Salah satu siswa SMKN 1 Panggul kelas XI atas nama Haidzati Aryani, sosok atlet karate dan bulu tangkis tingkat nasional memperoleh juara 2 cabang OR bulu tangkis Pi tingkat Kabupaten dan juara 1 tingkat Kecamatan. SMKN 1 Panggul juga telah punya atlet baru di bidang OR bulu tangkis yang telah mendapatkan juara 1 Pa tingkat kecamatan, yaitu atas nama Afrian Tito kelas X. Cabang OR sepak takraw Pi juga tengah mempertahankan kejuaraannya dari tahun kemarin, yaitu juara 1.


Salah satu kegiatan PHBN tingkat kecamatan yang membuat hati ini ingin ikut yaitu kegiatan baris berbaris variasi. Kesan kegiatan baris berbaris tahun lalu masih sangat membekas hingga seakan tidak rela jika diri ini tidak bisa mengikuti.

Hal yang menarik dari kegiatan gerak jalan SMKN 1 Panggul dari pleton lainnya, yaitu aba-aba yang dipakai, kostum yang dikenakan, serta gerakan-gerakan yang digunakan selama berjalan kurang lebih 4 KM. Gerak jalan tahun lalu kostum yang dikenakan adalah surjan dengan busana pelengkap blangkon dan jarit barong. Aba-aba yang digunakan adalah bahasa jawa kawi serta menggunakan variasi-variasi gerakan yang membuat rasa lelah menjadi lupa. 


Sayangnya untuk tahun lalu kami mendapat nomor keberangkatan terakhir, jadi warga yang menonton di sepanjang jalan sudah tidak banyak. Namun ketika di depan panggung kehormatan terlihat banyak sekali penonton yang dengan antusias menyaksikan variasi-variasi yang kami tampilkan. Kami juga mendapat tepuk tangan meriah dari orang-orang yang ada di panggung kehormatan. Sayangnya, kami bubar tepat di depan panggung kehormatan. Seharusnya tempat pembubaran berada di depan pendapa, sehingga kami tidak memperoleh nilai saat di finish. Padahal kami sudah memperoleh nilai yang tinggi saat di start.


Rasa kecewa terbayarkan dengan kegiatan gerak jalan tahun ini yang diakan pada hari Kamis, 15 Agustus 2019. Tidak jauh beda dengan yang tahun kemarin, gerak jalan tahun ini juga menggunakan aba-aba bahasa Jawa. Hanya saja kostum yang dikenakan berbeda, yaitu pakaian warok ala reog ponorogo dengan gerakan-gerakan khas warok. Di depan panggung kehormatan, tim gerak jalan SMKN 1 Panggul juga menampilkan drama yang menarik perhatian seluruh penonton. Rasa kecewa akan kekalahan tahun lalu terbayarkan dengan kemenangan tahun ini. Tim kami memperoleh juara 1 tingkat instansi. 

Tim warok SMKN 1 Panggul

Sekolah kami juga mengirimkan dua pleton untuk kat egori siswa dan alhamdulillah kedua pleton tersebut mendapatkan juara. Mereka senantiasa berlatih dengan penuh semangat meskipun panas terik. Kategori Pa mendapatkan juara 2 sementara kategori Pi memperoleh juara 3. 

Peserta Gerak Jalan SMKN 1 Panggul kategori Pa

Peserta Gerak Jalan SMKN 1 Panggul kategori Pi

Selain gerak jalan, kegiatan yang menarik perhatian warga adalah pawai seni budaya. Angkat tema ragmen ramayana, kelompok pawai seni SMKN 1 Panggul juga menarik perhatian warga. Tim pawai seni SMKN 1 Panggul memperoleh juara 2. Tidak hanya berjalan lenggak lenggok dengan dengan berbagai kreasi penampilan, SMKN 1 Panggul menampilkan drama singkat ragmen ramayana. Drama tersebut ditampilkan di beberapa titik yang kemungkinan di tempat tersebut ada juri yang menilai.
Antara Rama dan Shinta

Depan panggung kehormatan yang dipenuhi penonton
Kisah drama tersebut mengangkat cerita cinta Rama dan Shinta dengan tokoh Rama, Shinta, dan Rahwana menjadi pemeran utama. Dalam drama tersebut Shinta ditinggal berburu Rusa oleh Rama untuk menuruti keinginan Shinta. Nahasnya Rahwana datang untuk menculik Shinta. Salah satu prajurit kerajaan melaporkan kejadian tersebut pada sang raja, Rama. Akhirnya Rama meminta para anoman untuk membantu merebut Shinta. Peperangan pun terjadi. Singkat cerita Shinta pun kembali ke tangan Rama. Bapak camat sangat mengapresiasi penampilan tim pawai seni dari SMKN 1 Panggul. 
Tim pemeran kisah cinta Rama dan Shinta dalam ragmen Ramayana

Kegiatan penutup dari serangkaian kegiatan PHBN kecamatan Panggul adalah exposisi. Stand-stand berdiri memenuhi lapangan desa Panggul. Stand SMKN 1 Panggul menjual aneka makanan. Hari pertama, kami menjual bakso ikan, es dawet, resoles isi teri, dan pisang coklat. Sementara hari kedua menjual bakso ikan, es dawet, resoles rasa teri, dan nasi tiwul plus urap. 

Siswa menjalankan tugas menjaga expo


Kunjungan Bapak Camat ke stand expo SMKN 1 Panggul

Seperti tahun lalu, kami menggunakan voucher belanja untuk stand kami. Voucher senilai lima ribu rupiah dibagikan kepada seluruh siswa SMKN 1 Panggul, sehingga siswa tinggal menukar voucher saat ingin membeli di stand kami.
Stand ekpo SMKN 1 Pangggul masih mempertahankan juara kedua layaknya tahun lalu. 
 
SMKN 1 Panggul yang baru dimulai pada tahun ajaran 2017/2018 sedikit demi sedikit tengah menorehkan prestasi baik di tingkat kecamatan, kabupaten, bahkan di tingkat nasional sekali pun. Semoga semakin ke depan SMKN 1 Panggul semakin maju dan unggul. Aamiin. 

#SMKBisaSMKHebat

ANUGERAH, KEBAHAGIAAN, DAN HARAPAN

Perasaan bahagia bercampur kaget saat mengetahui bahwa kehamilanku yang sudah memasuki usia 8 minggu. Sedikit ada rasa tidak percaya karena ...