Setelah terpotong dengan kegiatan piket di sekolah dan PKK desa, Ada jatah waktu sekitar lima hari di liburan tahun baru untuk saya dan keluarga ke rumah orangtua dan buyut di desa. Hari yang sudah lama ditunggu. Suami hanya mengantarkan saja, karena Bapak tidak ada libur kecuali tanggal merah. Sementara, saya dan dua anak tinggal di sana.
Si kakak yang awalnya kurang bersemangat karena takut capek di perjalanan berubah menjadi sangat senang. Adik juga tak kalah senang. Ia sangat suka bermain di tempat baru. Hari pertama, kami menginap di rumah Mbah. Rencananya dua hari kami menginap di sana dan tiga hari setelahnya kami menginap di rumah orangtua.
Bahagia sekali mereka kedatangan buyut-buyutnya. Mereka sudah cukup tua, tapi masih semangat menemani cucu dan buyutnya bermain. Apalagi nenek saya, ia masih semangat beraktivitas ke kebun, memanen aneka hasil kebun, beternak tujuh kambing, dan masih banyak lagi aktivitas yang ia lakukan. Nenek juga masih kuat menggendong buyutnya, tapi digendong di belakang sambil melakukan kegiatan yang lain.
Gambar: Buyut sangat senang menemani Adik bermain |
Beraneka ragam makanan dimasak olehnya. Seakan ia tidak beranjak dari dapur. Bumbu-bumbu yang sangat sederhana dan proses memasak yang cukup singkat dan anti ribet, eneka masakan tersaji dengan cepat. Ada rawon, sayur tempe, sambal, dll.
Di hari esoknya, Nenek menangkap seekor ayam kecil untuk dimasak buat buyut-buyut kesayangannya. Ia bersihkan ayamnya lalu tak lama kemudian disulap menjadi ayam kukus dengan bumbu rempah yang sangat lezat. Anak-anak sangat suka.
Kakak punya aktivitas favorit di sana, yaitu bermain api di depan tungku. Ia bermain api sambil ditemani buyut.
Gambar: Kakak bermain api di depan tungku
Gambar: Kakak dain Adik bermain bersama di rumah Buyut |
Saat hujan tiba, ia sangat antusias bermain hujan sambil bermain mobil-mobilan. Memang, di rumah ia tidak dibolehkan main hujan. Ia tidak tahan dengan air hujan. Benar saja, sore harinya setelah tidur siang, ia demam. Semakin sore semakin demam. Sangat menyesal, saya membolehkan bermain air hujan. Maafkan Ibuk ya, Nak! Perasaan saya berubah menjadi sedih dan tidak tenang. Disaat saya harus menggendong adiknya, kakak juga rewel.
Sore itu juga adik digendong Budhe diantarkan ke rumah Mamak yang tidak terlalu jauh. Tapi harus jalan kaki naik bukit. Si Kakak yang beratnya sudah hampir 19 kilo berusaha saya gendong dengan jarit. Lumayan membuat dada sesak, tapi saya harus minta bantuan Mamak dan Bapak untuk menjaga adik.
Semakin malam, badan kakak semakin panas. Ia mengigau dan menangis. Sebegai pereda panas tradisional, saya mengoleskan parutan bawang merah dan minyak kelapa. Tidak ada apotik di sana. Rumah Bu Bidan juga jauh. Alhasil saya harus meminta suami untuk membelikan obat di apotik. Saya mengira Bapak tidak berani dan menunggu pagi. Karena perjalanan satu jam dengan melewati jalan raya di tengah hutan yang tidak ada lampu penerang jalan. Bapak sangat bertanggungjawab demi kakak. Pukul 09.30 ia datang membawa obat penurun panas. Perasaan saya berubah lega. Kakak sangat dekat dengan Bapaknya. Kedatangannya seakan membawa kebahagiaan tersendiri apalagi saat ia sedang sakit dan semalam tidak bersamanya.
Setelah minum obat, kakak bisa tidur pulas. Beberapa kali saya bangunkan untuk minum air putih agar tidak dehidrasi. Alhamdulillah, pagi harinya kakak bangun sendiri dan bermain.
Di hari itu juga suami memutuskan untuk mengajak kakak pulang. Saya dan adik boleh tinggal dulu. Sempat saya merasa bingung, saya masih ingin menginap lagi tapi tidak tega dengan mereka berdua. Akhirnya kami semua mengakhiri liburan pada hari itu.
Mamak sibuk menyiapkan bekal untuk saya bawa. Satu kardus berisikan tumis tahu, tumis hati ayam, sayur bening, kelapa, pete, pisang ambon siap dibawa. Saya pun membereskan barang-barang yang akan dibawa. Sungguh sangat ribet. Setelah menunggu hujan reda, kami berpamitan.
Meskipun perjalanan sangat melelahkan, kami bisa sampai rumah lagi dengan selamat. Semoga sehat selalu untuk Bapak dan Mamak dan juga Simbok dan Kakung.
Gambar: Kakak sudah sembuh dan bisa bermain bersama lagi |
Panggul-Trenggalek, 02 Januari 2025