Sebelum aku
suka membaca, sama sekali tidak terpikir dalam benakku untuk punya rak buku.
Buku bacaan saja tidak punya, jadi ya tidak sampai kepikiran untuk punya rak
buku. Namun pelan-pelan aku mulai menyadari bahwa membaca buku itu sangat
penting untuk mengembangkan pengetahuan diri.
Aku mulai
membeli buku. Dari yang semula aku hanya nengandalkan buku koleksi
perpusatakaan ketika mengerjakan tugas kuliah, aku jadi punya keinginan membeli
buku sendiri. Ternyata ada untungnya. Aku bisa membaca buku itu sewaktu-waktu
dan bisa aku pelajari sesukaku tanpa takut atau khawatir hilang, kena coretan,
atau kucel.
Senang,
karena akhirnya aku punya buku koleksi, meskipun masih sangat sedikit.
Lama-kelamaan bukuku semakin bertambah, karena aku sering berkunjung ke toko
buku dan membelinya. Beberapa kali aku juga membeli buku murah di bazar. Dengan
berbagabung ke komunitas menulis juga membuatku berkenalan dengan buku-buku
bacaan, misalnya membeli buku dari penulisnya langsung, mengikuti event
antologi, dll. Koleksi bukuku pun semakin bertambah.
Semula
buku-bukuku memenuhi kamar kos ketika kuliah. Ruangan kamar yang cukup sempit
dengan penghuni yang maksimal membuatku harus mengemasnya agar tidak memenuhi
kamar. Terkesan egois jika aku harus meletakkan buku-buku di sana-sini. Karena
bukan kamar pribadi, jadi aku bersedia berbagi dengan teman-temanku. Buku-buku
dan berkas-berkas yang sekirannya belum terlalu penting aku masukkan kardus dan
aku bawa ketika pulang kampung. Kardus demi kardus menumpuk di sudut kamar.
Bertambah beberapa kardus lagi ketika aku lulus kuliah karena semua
barang-barang di kos kubawa pulang.
Dari situlah
aku punya ide untuk mempunyai rak buku sederhana. Aku semula membayangkan
senangnya hatiku jika punya rak buku, lalu buku-buku di kardus tertata rapi di
rak buku yang kuletakkan di sudut kamarku.
Waktu itu
aku punya sedikit tabungan hasil kerjaku dan ingin aku buat untuk membeli rak
buku sederhana. Aku bercerita kepada Emak, Bapak, Kakek tentang keinginanku
itu. Siapa tahu mereka punya ide dimana aku harus membeli rak itu.
Membuatku
terkejut setelah selang beberapa hari aku bercerita kepada mereka, dua orang
datang ke rumahku dan mengukur tempat yang akan dibuat rak buku. Ternyata
diam-diam Kakekku menyuruh Bapak memberitahu tetanggaku yang menjual etalase
untuk datang ke rumah. Aku dimintai keterangan bagaimana rak buku yang
kuinginkan serta ukurannya.
Beberapa
minggu kemudian rak buku diantar ke rumah dan Kakekku membelikan rak buku itu
untukku. Aku sebenarnya ingin memberikan sedikit tabungan yang telah
kukumpulkan untuk membeli rak buku kepada Kakek, namun ia tidak mau. Kakek
memintaku untuk mempergunakan uang tersebut buat kepentingan yang lain.
Aku sangat
senang. Langsung saja, aku menata bukuku yang ada di kardus ke rak buku. Tidak
banyak jumlahnya. Namun aku sangat senang karena aku bisa punya buku bacaan.
Dan aku sangat berterimakasih kepada Kakekku atas hadiah rak bukunya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar