Jum’at
(21/4) aku berkesempatan untuk mengikuti tes TOEFL ITP di Universitas Sebelas
Maret, Solo (UNS). Ini adalah kali pertama aku ikut real test. Lucu kataku
pengalaman ini. Seakan aku lagi mengikuti ujian nasional, karena teknis
ujiannya yang sangat rumit.
Seperangkat peralatan harus dipersiapkan dengan baik sebelum
memasuki ruang ujian. "Before
entering the room, make sure that you have these equipments "soft pencil,
sharpener, and eraser" in a good quality.
Aturannya sangat ketat sekali. Mulai dari posisi duduk, posisi tas, mengisi data diri di lembar jawaban, kapan
harus berhenti sejenak dan kapan harus memulai lagi, kapan membuka soal, dll
semuanya harus dilaksanakan sesuai dengan instruksi. Jika tidak, maka akan
mendapat teguran dari pengawas ruangan.
Di
setiap ruangan ada dua pengawas. Tugas mereka tentunya mengawasi peserta tes.
Disamping itu, pengawas ruangan juga bertugas untuk memperjelas instruksi dari
instruktor yang perintahnya terdengar lewat speaker. Instruksinya semua pakai
Bahasa Inggris. Ketika ada yang kurang jelas, peserta tes diminta untuk angkat
tangan dan pengawas ruangan akan memberikan informasi secara personal.
Waktu kuliah kemarin aku sebebarnya sudah mencoba tes TOEFL
sebagai mata kuliah prasyarat. Namun sayang, waktu itu aku masih percaya bahwa
semua jawaban yang tersedia di dalamnya benar. Aku mengerjakan berdasarkan
feeling saja. Ternyata tidak, dari pilihan A, B, C, dan D tentunya hanya salah
satu saja yang benar. Jika sebelum real test berkesempatan mengikuti kelas
pelatihan mengerjakan soal TOEFL akan sedikit tahu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar