Part#1
Tepatnya pada 20 April, aku pergi ke Surakarta, Solo untuk test
TOEFL di Universitas Sebelas Maret. Rupanya perjalan yang baru pertama kalinya
ini perlu dikenang . Sebelumnya aku sudah mencari info untuk menuju
kesana. Karena infonya sudah jelas, aku memutuskan untuk berangkat.
Aku berangkat lewat Pacitan,
sebab lebih dekat. Dari rumah menuju terminal Pacitan, aku diantar. Dua jam
perjalanan kutempuh dari rumah menuju Pacitan lewat JLS.
Bus jurusan Pacitan-Batu-Solo
rupanya sudah bersiap terminal, yaitu bus Aneka Jaya. Aku langsung masuk ke
dalam bus. Aku duduk di bangku paling depan pojok kiri. Meskipun bus ini tidak
ber AC tapi nyaman.
Jam 8 bus mulai melaju. Aku pun
siap menikmati suasa jalan yang sebelumnya belum pernah kulalui ini. Di tengah perjalan sang
kondektur menarik ongkos bus. Aku harus membayar Rp. 30.000.
Tiga jam kemudian sampailah aku
di Surakarta. Namun bus tidak lewat depan kampus UNS. Sang kondektur memintaku
untuk turun di perempatan Gemblegan dan naik bus kota.
Bus yang kunaiki selanjutnya
adalah bus Damri. Busnya bagus dan ber-AC. Dari perempatan Gemblegan ke kampus
UNS yang berada di Palur cukup dekat. Ongkosnya 4.000 saja. Sampai di depan kampus aku
dijemput dosenku yang sedang kuliah disana. Kami sudah janjian sebelumnya. Aku
bermalam di kosnya.
Esuk harinya aku pun diantar ke
kampus, tempat test dilaksanakan. Test selesai pukul 10.30. Setelah selesai,
Aku langsung keluar ruangan. Aku pulang jalan kaki. Sekitar 15 menit menuju kos
dosenku.
Karena hari itu adalah hari
Jumat aku memutuskan untuk pulang setelah Dhuhur. Pukul 1 aku diantar ke terminal
bus. Terminal terdekatnya adalah Tirtonadi. Karena bus waktu itu belum datang,
aku pun menunggu terlebih dahulu. 15 menit kemudian bus datang. Aku segera
masuk bus dan bus pun siap berangkat. Hujan mengiri perjalanan dari Solo menuju
Pacitan.
Sampai di Pacitan sudah malam.
Tidak mungkin aku langsung pulang. Lagian tidak ada kendaraan menuju rumahku
kecuali jasa ojek. Aku memutuskan untuk bermalam disana dan pulang esuk harinya.
Karena malas mencari tempat
menginap, aku beristirahat di RSUD Pacitan. Tempat itu tempat terdekat dari
terminal. Entah kenapa aku terbesit untuk menginap disana. Aku beristirahat di
ruang tunggu. Syukurlah aman.
Part#2
Dua Minggu kemudia aku pergi ke Solo
lagi. Ada pemberitahuan dari UPT Bahasa UNS kalau score TOEFL sudah keluar dan
sertifikat bisa diambil.
Kalau
sebelumnya diantar sampai Kota Pacitan, kini aku memilih berangkat sendiri.
Dari naik bus, berganti naik motor. Yang pada akhirnya aku "klenger".
Aku
berangkat dari rumah pukul 5 pagi. Sesampainya di sepanjang tepi pantai Soge
JLS Pacitan saat matahari pagi mulai muncul. Sungguh indah pemandangannya. Aku
mengurangi kecepatan. Selain agar bisa menikmati sunrise Pantai Soge, juga
untuk menghangatkan badan.
Pukul
7 aku sudah sampai di Pacitan Kota. Sempat ada pemeriksaan kelengkapan
berkendara disana, tepatnya di halaman pasar Minulyo, Pacitan. STNK dan SIM
kutunjukkan, beres. Aku bisa melanjutkan perjalanan kembali.
Aku
tidak menitipkan motorku di Pacitan, karena tidak lagi berencana naik bus. Aku
ingin menikmati perjalananku dengan motor. Kiranya lebih berkesan, pikirku.
Aku
juga berpikir kalau naik motor akan lebih cepat dari naik bus, dan aku bisa
langsung pulang. Tidak perlu bermalam dulu di perjalanan.
Waladalah,
rupanya aku sudah salah perkiraan. Pantas saja aku naik bus terasa sangat
cepat, karena aku bisa santai dan tiduran. Jadi aku tidak bisa menyaksikan
keseluruhan rute jalan menuju kesana. Hanya jalan-jalan tertentu saja yang
kuingat.
Maka
bayanganku menuju kesana sangat dekat, bahkan lebih dekat dari naik bus. Aku
akan melewati jalan mana saja sudah ada dalam bayangan.
Namun
semuanya berkebalikan dengan perkiraanku sebelumnya. Perjalanan terasa lama dan
tentu sangat melelahkan.
Kota
Pacitan dan Wonogiri serasa tidak ada habisnya. Sudah berjam-jam perjalanan,
masih saja di Wonogiri. Melewati wono satu ke wono lainnya.
Kalau
di bus mengantuk bisa diatasi, namun kali ini tidak bisa. Bahaya bukan, jika
mengendarai motor sambil tidur. Aku membawa sebotol kopi dari rumah.
Sehendaknya bisa mencegah ngantuk. Aku juga berhenti berkali-kali untuk
istirahat dan sholat.
Karena
sudah capek, aku berkeinginan sekali menitipkan motor dan aku bisa menunggu
bus. Tapi aku takut. Aku khawatir kalau pas mengambil motornya lupa tempatnya.
Soalnya aku belum familiar dengan lokasi disana. Pelan-pelan aku terus melaju
kendaraanku mengikuti papan penunjuk arah hingga sampai di tempat.
Setelah
Pacitan, lalu sampai di Wonogiri, maka selanjutnya aku akhirnya sampai di
kabupaten Sukoharjo. Dari Sukoharjo ke Surakarta aku berhenti dan bertanya
berkali-kali. Kepada tukang becak, tambal ban, dan pengendara jalan aku
bertanya. Aku pun mengikuti arah yang mereka tunjukkan.
Sampailah
aku akhirnya di Pom dekat kampus. Kulihat Pom tersebut berada 13 km sebelum
kampus. Saat itu pukul 12. 15. Aku berhenti disana untuk sholat dhuhur dulu.
Kalau mau langsung ke kampus pasti masih istirahat jam segitu. Jam 1 aku baru
ke kampus.
Langsung
saja aku menuju kantor UPT Bahasa dan menemui petugas untuk mengambil
sertifikat. Banyak juga teman lain yang mau mengambil sertifikat. Pelayanannya
cepat. Setelah aku menyodorkan formulir pengambilan, petugas langsung malayani.
Aku diminta tanda tangan dan selesai. Begitu saja tujuan kesana sebenarnya.
Bisa
sebenarnya pengambilan sertifikatnya diwakilkan. Tapi sayangnya formulirnnya
saya bawa. Jadi, harus kesana sendiri.
Setelah
berkas sertifikat kuterima, aku tidak sabar membukanya. Aku menuju perpustakaan
untuk istirahat sambil melihat score yang kuperoleh. Aku memilih kesana karena
perpustakaannya sangat nyaman untuk istirahat. Ada kursi empuk dan ber-AC hehe.
Di lantai bawah semua orang boleh masuk tanpa harus menunjukkan identitasnya.
Kuamati
scorenya dan sebenarnya lumayan ada peningkatan dari test prediksi sebelumnya
(ini akan kubahas di cerita selanjutnya).
Jangan
enak-enakan duduk manis saja. Aku hampir lupa jika aku tidak di rumah dan harus
pulang. Oh aku masih harus mengulangi perjalanan yang sebelumnya. Tapi aku
yakin jika perjalanan pulang akan lebih cepat. Aku ingin naik bus saja, tapi
kan bawa motor. Hmmm serba salah. Rasanya aku ingin terbang saja hehe.
Berjam-jam
perjalanan sampailah aku di Pacitan. Saat perjalanan pulang aku sudah lebih
hafal jalannya, jadi tidak perlu tanya lagi. Sudah malam sampai di Pacitan,
hampir jam 7. Sungguh lelah sekali. Aku tidak mengulanginya lagi dengan naik
motor. Ternyata naik motor pun juga tidak bisa langsung pulang dan harus
bermalam lagi.
Bermalamnya
tidak di RS lagi tapi aku memilih di masjid agung Pacitan. Disana banyak orang
yang juga kemalaman dan memilih istirahat disana. Esok paginya setelah sholat
subuh aku melanjutkan perjalanan lagi. Dua jam perjalanan kutempuh dengan
sangat terpaksa.
17/05/2016