Tidak
seperti yang kukira sebelumnya, aku bakal menyaksikan kemacetan di setiap pagi
tiba. Seperti layaknya di kota-kota pada umumnya. Pemandangan ala pedesaan tidak
bisa kusaksikan lagi di tempat ini. Jika pergi ke luar kota tempat tinggalku,
memang yang ada dalam bayangku adalah hiruk-pikuk suasana kota.
Entah
kenapa? Mungkin karena tempat tinggalku di desa, jauh dari pusat kebisingan
kendaraan, sehingga aku menganggap bahwa semua tempat yang lebih jauh dari
tempat tinggalku adalah kota.
Ternyata
perkiraanku salah. Suasana kota yang mayoritas penduduknya bersuku sunda ini
masih sangat asri. Foto itu adalah gambaran kecilnya. Pemandangan tersebut
kumbil saat pulang pulang sekolah tadi sore.
Aku
mengambil gambarnya dari jalan yang kulewati ke sekolah. Dari tempat tersebut
aku bisa menyaksikan pemandangan ala pedesaan yang sangat indah dan asri.
Apalagi ketika pagi hari, pemandangannya sangat keren. Aku suka menikmati
indahnya pagi disini.
Hamparan
terasering persawahan masih sangat mudah dijumpai disini. Pemandangan padi yang
masih hijau dan padi yang mulai menguning seakan bisa disaksikan kapan saja,
tidak akan pernah ada habisnya.
Setiap
harinya aku juga masih bisa menyaksikan ritual pagi para petani yang berangkat
ke sawah, lalu pulangnya aku menjumpai mereka membawa rumput dani kayu bakar.
Banyak juga penduduk lokal yang menghabiskan aktivitas hariannya di sungai.
Mereka mencari batu untuk dibuat meterial bangunan (koral), menambang pasir,
dll.
Pemandangan
indah pematang sawah hingga pohon-pohon hijau yang menari disapu sinar matahari
pun memanjakan mata setiap harinya. Sungai yang membelah area persawahan dengan
gemericik aliran airnya, serta gunung yang menjulang tinggi kiranya menjadi
perpaduan yang pas.
Bagiku
memang menyaksikan pemandangan alam itu tidak membosankan, bahkan bisa menjadi
mood booster atau penyemangat suasana hati yang kadang tidak bersahabat. Seakan
bukan menjadi sesuatu yang berlebihan ketika aku menyebutnya “Ada Serpihan
Surga di Ujung Barat Jawa Tengah” ini.
Ada jejak
cerita dari Kota Bawang,
14 Maret
2017